Klaster Baru Covid-19 di Jawa Barat Zona Pendidikan

Pola penyebaran Covid-19 di Jawa Barat berubah, terdapat klaster baru yaitu zona pendidikan yang diketahui berdasarkan dari hasil RDT Covid-19
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat rapat terbatas di Gedung Pakuan, Bandung, Rabu 8 April 2020. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati).

Bandung - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat umumkan dari hasil dari rapid diagnostic test (RDT) Covid-19 yang dilakukan secara masif di Jawa Barat ditemukan klaster baru dari zona pendidikan. "Dengan demikian tes cepat perlu lebih masif dilakukan di lingkungan pendidikan, terutama pendidikan berasrama, di antaranya pesantren," kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di Bandung, Kamis 9 April 2020.

Lebih lanjut Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kami, mengatakan bahwa, klaster baru di zona pendidikan ini awalnya penemuan kasus positif dari tes masif di Sekolah Pembentukan Perwira Kepolisian RI (Setukpa), Sukabumi. Ditemukan ada 300 siswa Setukpa yang positif Covid-19, yang kemudian perlu dipastikan dengan metode PCR. Kasus positif Covid-19 pun ditemukan di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (SECAPAAD), Kota Bandung, Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal (Pusdikajen) Kodiklat TNI AD, juga Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

"Di Jabar banyak pusdik TNI/Polri. Dari indikasi ini perlu ada semacam evaluasi di masa pandemi. Bagi lembaga pendidikan TNI/ Polri khususnya terkait siswa yang berkegiatan dan berkumpul," kata Kang Emil.

Mengingat ada klaster baru penyebaran Covid-19 yaitu, di zona pendidikan. Maka Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat akan lebih masif lagi melakukan  RDT Covid-19 di sekolah hingga pesantren dan lembaga pendidikan lainnya. “Di Jabar banyak pesantren. Mohon izin kepada ulama dan kiai, kita akan lakukan tes masif. Semoga tidak ada kasus positif,” kata Emil.

Tes Covid-19 masif diupayakan sebanyak mungkin untuk dapat mengetahui peta sebaran kasus positif baru. Termasuk pelacakan riwayat kontak, dan pengobatan guna memutus penyebaran SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit Covid-19. Sampai saat ini, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat memiliki alat tes cepat sekitar 100.000, dan sudah didistribusikan sekitar 63.000 ke 27 kabupaten dan kota. "Sejauh ini dari hasil tes cepat yang sudah masuk sebanyak 21.600, kasus terinfeksi Covid-19 ditemukan 826," jelas Kang Emil.

Dari kasus positif yang ditemukan tersebut, menurut Kang Emil, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat akan segera menindaklanjuti dengan tes diagnostik yang lebih akurat hasilnya, yakni melalui pemeriksaan menggunakan teknik reaksi rantai polimerase atau polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan ini dengan pengumpulan usap (swab) dari saluran pernafasan atas, yakni bagian hidung dan tenggorokan.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad mengatakan, alasan tes masif diadakan di pesantren karena banyak santri. “Kita tahu, santri tinggal di kobong ramai-ramai. Kerawanannya, kalau ada satu saja yang terpapar akan berpotensi penularan. Tes ini juga sebagai deteksi dini, jika ditemukan kasus positif cepat ditangani,” kata Daud.

Daud juga menyinggung, dari temuan kasus positif di lingkungan pusdik TNI/ Polri akan ditindaklanjuti dengan metode PCR guna memastikan terinfeksi atau tidak Covid-19. Pasalnya, hasil tes cepat akurasinya hanya berkisar 80%. []

Berita terkait
Empat Klaster Penularan Virus Corona di Jawa Barat
Ada empat klaster penularan virus corona (Covid-19) di wilayah Jawa Barat karena ada peserta kegiatan tsb. yang terdeteksi positif Covid-19
Empat Klaster Penyebaran Virus Corona di Jawa Barat
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyebutkan ada empat klaster penyebaran virus corona di wilayan Jawa Barat dengan massa lebih 2.000 orang
Ridwan Kamil di Trek yang Benar Penanganan Covid-19
Kasus Covid-19 banyak terdeteksi di Jawa Barat merupakan langkah yang tepat karena banyak kasus terdeteksi kian banyak rantai penyebaran diputus