Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan upaya dua kali lebih besar guna menanggulangi masalah sampah laut yang makin mengkhawatirkan. Keterangan itu terlontar dari Menteri KKP Edhy Prabowo usai menghadiri rapat koordinasi Baseline Data Nasional Sampah Laut di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Kamis 12 Desember 2019.
Mengutip data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Edhy menyebut bahwa sampah plastik yang mencemari wilayah perairan Indonesia mencapai 270.000 ton hingga 650.000 ton setiap tahunnya. "Itu baru dari jenis plastik saja. Bagaimana yang lain seperti limbah kaca, rumah tangga atau limbah lain," ujarnya.
Untuk itu, dirinya bersama segenap jajaran kementerian/lembaga terkait sepakat melipatgandakan energi guna menanggulangi masalah tersebut. Belum lagi fakta yang menyebutkan bahwa Indonesia menjadi negara terbesar kedua di dunia yang mencemari laut. "Dalam kondisi seperti itu jika tidak menganggap darurat kan keterlaluan," tegas Edhy.
Sebagai informasi, KKP telah memiliki program pendidikan vokasi di sejumlah wilayah pemukiman nelayan guna meningkatkan kesadaran akan kebersihan laut. Selain itu, ia juga mengusulkan pada rapat koordinasi tersebut soal kemungkinan memperbanyak titik pengolahan sampah pada mulut-mulut sungai yang menjadi muara sebelum menuju ke lautan lepas. "Kita contoh saja pengelolaan sampah yang ada di PIK [Pantai Indah Kapuk]," kata Edhy.
Adapun, yang dimaksud Edhy adalah fasilitas pengolahan sampah berupa insenelator atau mesin pembakar sampah bersuhu tinggi. Rencananya, penempatan mesin insenelator akan difokuskan pada 10 titik strategis dengan kategori kawasan wisata, seperti Mandalika.
Ketika awak media mengkonfirmasi lebih jauh terkait kesiapan KKP dari sisi anggaran, pria yang juga tercatat sebagai kader Partai Gerindra itu langsung menyanggupi. "Dengan anggaran KKP sebesar Rp 6,5 triliun untuk 2020, saya rasa tidak ada masalah untuk mendukung program ini," jelasnya.[]
Baca Juga:
29 Aturan Menteri KKP akan Dievaluasi, Termasuk Cantrang
Menteri KKP Diminta Tak Ikut Ledakkan Kapal