Jakarta - Staf Khusus (Stafsus) Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Gellwynn Jusuf menjelaskan pentingnya traceability (ketelusuran) kapal penangkapan ikan di perairan Indonesia. Menurut dia, KKP telah memiliki sistem pemantaun mulai dari pendaftaran kapal hingga beroperasinya kapal tersebut.
"Untuk traceability (ketelusuran) kapal pengkap ikan, kita menempatkan berupa pendeteksi global position system (GPS) di setiap kapal. Sehingga kita akan mengetahui setiap aktivitas kapal, jenis kapal dan posisi kapal. Itu benar-benar terpantau. Tidak bisa main-main," ujar Gellwyyn di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Kamis, 10 September 2020.
Pada prinsipnya kita sudah melakukan pengawasan perikanan Indonesia, hingga pada ekspornya.
Baca juga: KKP Klaim Alihkan Banyak Anggaran Bantu Masyarakat
Sementara, kata Gellwyyn, ihwal masuknya kapal lain ke perairan Indonesia, merupakan domain aparat berwenang seperti Angkatan Laut (AL), Bakamla, maupun Polair.
"Pada prinsipnya kita sudah melakukan pengawasan perikanan Indonesia, hingga pada ekspornya," ucapnya.
Dia mengatakan, sistem ketelurusan eskpor ikan diseluruh dunia juga telah diterapkan. Menurut Gellwyyn, semua jenis ikan yang diekspor mempunyai data-data mulai dari jenis ikan, waktu penangkapan, asal daerah penangkapannya, dan lainnya.
Hal demikian kata Gellwyyn akan mengurangi peluang ilegal fishing. Bahkan, ikan yang telah ditantkap tidak dapat dieskpor tanpa adanya data-data tersebut. Selanjutnya, terkait pelaporan hasil tangkapan ikan, ia meminta awareness (kesadaran) harus dibangun baik di masyarakat (nelayan) dan maupun para pengusaha ikan.
"Kita harus terus membangun kepercayaan, sehingga bisa diminimalisir adanya kemungkinan manipulasi pelaporan hasil tangkap ikan. Sebagaimana dalam RPP (Rencana Pengelolaan Perikanan) yang menyebutkan bahwa kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pelaku usaha harus terus dibangun," kata dia.
Baca juga: KKP: Sinkronisasi Data Penangkapan Ikan Jaga SDA
Dalam kebijakan ekspor, kata Gellwyyn, tidak boleh hanya melihat sisi keuntungan saja, tetapi juga harus melihat kehidupan para nelayan. Terlebih di masa-masa pandemi saat ini.
"Para nelayan harus menghidupi keluarganya. Sehingga regulasi-regulasi harus dijalankan dengan baik, dan harus memberikan kesempatan bagi para nelayan. Supaya pergerakan ekonomi tetap berjalan, sebagaimana dalam masa pandemi ini. Jangan sampai merugikan masyarakat," tutur Gellwyyn. []