Kisah Penjual Anggrek Membantu Anak Bantul yang Ingin Sunat

Kisah penjual Anggrek yang membantu anak lumpuh di Bantul untuk khitan. Kisah ini viral di Facebook.
Kondisi Fiyo setelah dikhitan. (Tagar/Faya Lusaka)

Bantul -  Salah satu kisah menarik mengenai tolong-menolong antar manusia, muncul dari kisah tentang Fiyo, asal Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, yang membutuhkan dana untuk biaya khitan. Efrado Fiyo Winanta, anak berusia 13 tahun ini mengalami kelumpuhan sejak lahir. Hidup dalam keterbatasan Fiyo dirawat oleh nenek dan ayahnya, Muhammad Yato.

Fiyo selalu bilang mbah supit, mbah supit, meskipun dengan cadel anaknya selalu mengutarakan keinginannya,

Dahulu sebelum ibunya meninggal dunia sekitar tiga tahun yang lalu, ibunya selalu berkata kepadanya bahwa suatu saat ketika Fiyo khitan, semua biaya akan ditanggung oleh Mbah Win, kakek Fiyo dari pihak sang ibu. Selalu mendengar perkataan ibunya tersebut, Fiyo yang kondisinya kesulitan untuk berbicara, secara pelan-pelan menyampaikan keinginginnanya.

“Fiyo selalu bilang mbah supit, mbah supit, meskipun dengan cadel anaknya selalu mengutarakan keinginannya untuk khitan,” jelas nenek Fiyo.

Orang tua dan nenek Fiyo ingin merealisasikan keinginannya, akan tetapi karena keterbatasan dana, maka belum dapat terwujud. Saat ini ayah Fiyo, Yato 38 tahun sudah tidak bekerja karena sakit. Sehingga penghasilan hanya berasal dari hasil kerja nenek Fiyo yang bekerja di usaha catering milik tetangganya.

Mengetahui keinginan Fiyo tersebut, Ririn yang merupakan warga Manding, Bantul kemudian berniat untuk barter sepatunya dengan biaya dokter khitan Fiyo. Niat baik Ririn tersebut ia awali dengan mengunggah ke grup facebook Info Cegatan Jogja Update foto sepatu miliknya dengan keterangan barter.

Dari postingan yang diunggah oleh Ririn tersebut kemudian menarik perhatian para pengguna media sosial. Salah satu masyarakat yang terketuk hatinya setelah melihat postingan Ririn, yaitu akun facebook dengan nama Kunty Mohamad yang merupakan anggota dari grup Info Cegatan Jogja Update.

Kunty, yang merupakan ibu dari dua anak laki-laki, naluri keibuannya terpanggil setelah melihat kondisi Fiyo yang ingin dikhitan. Awalnya Kunty berniat untuk menanggung biaya dokter untuk khitan Fiyo, hal tersebut telah diutarakan ke keluarganya.

Akan tetapi di dalam hati kecilnya masih merasa belum lega, akhirnya sebagai penjual bunga anggrek yang juga tergabung dalam komunitas pencinta bunga anggrek, Kunty berniat menggalang dana dengan cara menjual 10 tanaman anggrek miliknya. Tanaman anggrek yang normalnya dijual dengan harga kisaran 200 ribu hingga 300 ribu ini dijual dengan harga seihklasnya oleh Kunty. Nantinya hasil dari penujualan tersebut akan didonasikan kepada Fiyo.

Niatan Kunty tersebut diawali dengan mempostingnya di media sosial, dan ternyata warga yang antusian cukup banyak, hingga akhirnya jumlah total yang terjual yaitu sebanyak 12 pot tanaman anggrek selama 10 menit saja. Meskipun begitu masih banyak masyarakat yang bersedia untuk berdonasi secara cuma-cuma.

“Hati saya ikhlasnya menyediakan 12 tanaman anggrek, ya meskipun sebenarnya masih tersedia banyak tapi kalau saya tidak ikhlas kan malah tidak baik juga, jadi yang lain dengan sukarela berdonasi saja,” jelas Kunty.

Meskipun cukup baik antusias masyarakat mengenai aksi sosial yang dilakukan Kunty yang merupakan warga muntilan tersebut, namun tidak sedikit pula pengguna media sosial yang menganggap bahwa Kunty melakukan penipuan, donasi bodong, ataupun sekedar mencari keuntungan untuk dirinya sendiri.

Melihat komentar-komentar negatif yang ditujukkan untuk dirinya, Kunty tidak peduli. Menurutnya, yang mengetahui apa isi hatinya hanyalah dirinya sendiri dan Tuhan.

Dari penggalangan dana yang dilakukannya Kunty mampu mengumpulkan uang total empat juta rupiah. Rincian uang tersebut yaitu Rp2.304.000 , uang donasi Rp1.200.000 dan ditambahi oleh Kunty agar total menjadi 4 juta.

Hasil penggalangan dana oleh Kunty tersebut kemudian diserahkan kepada Fiyo dan keluarga pada Selasa, 17 November 2020 lalu, bertepatan dengan proses khitan Fiyo.

Sudah empat tahun menjadi pedagang tanaman anggrek, sebelumnya Kunty menekuni usaha jual alat-alat pancing dan juga parfum. Untuk kegiatan penggalangan dana untuk Fiyo tersebut bukanlah kegiatan amal pertama yang dilakukannya.

Sebelumnya kegiatan amal yang dilakukannya lebih seperti ketika ada orang yang membeli, Kunty meminta agar uang tersebut diserahkan kepada anak-anak panti asuhan maupun orang tua yang ada di panti jompo. Kunty hanya meminta pembeli untuk mentransfer biaya kirom barangnya.

“Alhamdulillah selama ini ketika saya melakukan kegiatan amal tersebut semua pembeli saya amanah. Tanpa saya minta biasanya dengan sendirinya pembeli saya mengirimkan buktinya,” jelas Kunty. 

Dengan melakukan kegiatan amal yang dilakukannya tersebut membuat hati Kunty senang, terlebih lagi dia juga dapat mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan. Apalagi saat ini dengan semakin canggihnya teknologi terutama media sosial semakin memudahkan masyarakat untuk berbagi informasi dan saling tolong menolong. []

Baca juga:

Berita terkait
Bau Menyengat Ternyata Bunga Bangkai Muncul di Bantul
Warga di Desa Palbapang, Bantul, Yogyakarta, mencium bau bangkai menyengat di halaman rumahnya. Ternyata sumber bau dari kemunculan bunga bangkai.
Pria Berbuat Asusila pada Dua Anak Panti Asuhan di Bantul
Seorang pria ditangkap Polres Bantul setelah diduga melakukan perbuatan asusila kepada dua anak sebuah panti asuhan saat sedang bermain di sendang.
Dua Motor Hilang di Parkiran SMKN 1 Pandak Bantul
Dalam sehari dua motor hilang di parkiran SMKN 1 Pandak Bantul, Yogyakarta. Berdasarkan CCTV di pos satpam, terlihat dua pria yang mencurinya.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.