Kisah Lee Kun Hee, Membangun Samsung Jadi Raksasa Elektronik

Di tangan dingin Lee Kun Hee, produsen televisi kecil berhasil"disulap" menjadi raksasa elektronik disegani dunia bernama Samsung.
Di tangan dingin Lee Kun Hee, produsen televisi kecil berhasil"disulap" menjadi raksasa elektronik disegani dunia bernama Samsung. (Foto: Tagar/The Verge/Lee Kun Hee).

Jakarta - Di tangan dingin Lee Kun Hee, produsen televisi kecil berhasil "disulap" menjadi raksasa elektronik dari Korea Selatan yang disegani dunia, bernama Samsung. Tak sia-sia Lee Byung-chull menyerahkan kepercayaan perusahaan kepada anak laki-lakinya.

Keluarga besar Samsung Group tengah berduka, kehilangan boss mereka, Lee Kun Hee. Chairman Samsung Group ini kemarin, Minggu, 25 Oktober 2020 meninggal dalam usia 78 tahun.

Samsung menghadapi tantangan untuk mereformasi budaya hierarki yang kaku.

Manajemen Samsung dalam pernyataannya menyebutkan, keluarga besar Lee berkumpul saat ia menghembuskan nafas terakhirnya. Termasuk putra satu-satunya dan Wakil Chairman, Lee Jae-yong.

Pihak Samsung tidak mengumumkan penyebab wafatnya Lee. Ia dikabarkan memang sakit-sakitan. Lee dirawat di rumah sakit sejak Mei 2014 setelah menderita serangan jantung .

Meskipun dalam kondisi sakit, Lee kelahiran 9 Januari 1942, di kota tenggara Daegu,  tetap memimpin dan menjalankan perusahaan terbesar di Korea Selatan itu. "Kami semua di Samsung menghargai dedikasinya dalam membangun Samsung. Warisannya akan abadi," kata manajemen Samsung, seperti diberitakan dari Yahoo Finance.

Keluarga Lee menyebutkan bahwa pemakaman bersifat pribadi dan terbatas. Namun pihak Samsung tidak merinci waktu pemakaman.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengirim pejabat senior kepresidenan untuk menyampaikan pesan belasungkawa kepada keluarga Lee. Dalam pesan tersebut, Moon menyebut almarhum taipan itu "simbol dunia bisnis Korsel yang kepemimpinannya akan memberikan keberanian kepada perusahaan-perusahaan lain di saat kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19."

Lee mewarisi kendali perusahaan dari ayahnya, Lee Byung-chull pada pada 1987. Di tangan Lee selama hampir 30 tahun, Samsung Electronic Co menjadi merek global yang disegani, produsen smartphone, televisi, dan chip memori terbesar di dunia.

Samsung memproduksi dan menjual ponsel dengan icon Galaxy sembari membuat layar dan microchip. Samsung Galaxy menjadi pesaing sengit iPhone Apple dan ponsel Google Android.

Bisnis Samsung semakin menggurita meliputi unit asuransi jiwa, pembuatan kapal, konstruksi, hotel, taman hiburan, dan banyak lagi. Samsung Electronics menyumbang 20 persen dari modal pasar di bursa saham utama Korea Selatan.

Lee meninggalkan harta kekayaan melimpah ruah. Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai US$ 16 miliar atau Rp 234,7 triliun (kurs rupiah tanggal 26 Oktober 2020) pada Januari 2017.

Samsung Electronics CoIlustrasi Samsung Electronics Co. (Foto: Tagar/Yahoo Finance).

Kematian Lee menyisakan masalah yang kompleks bagi Samsung. Saat ia dirawat di rumah sakit, unit bisnis seluler yang dulu memberikan kontribusi besar kini menghadapi ancaman gencarnya penetrasi produsen smartphone China yang terkenal dengan harga produk yang miring.

Samsung juga menghadapi tekanan yang tinggi untuk menginovasi bisnis perangkat keras tradisionalnya. Selain itu juga tantangan untuk mereformasi budaya hierarki yang kaku dan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan serta transparansi.

Lee dan Samsung dalam Pusaran Korupsi

Seperti bisnis keluarga konglomerasi lainnya di Korsel, Samsung juga diwajibkan untuk membantu mendorong perekonomian nasional dari puing-puing Perang Korea 1950-1953. Tetapi struktur kepemilikan mereka yang buram dan hubungan yang sering korup dengan birokrat dan pejabat pemerintah, Samsung masuk dalam pusaran korupsi.

Pada 2008, Lee Kun Hee terganjal masalah hukum lantaran terlibat dalam transaksi saham ilegal, penggelapan pajak dan penyuapan yang dirancang untuk memberikan kekayaan dan kendali perusahaan kepada ketiga anaknya. Lagi-lagi pada tahun 1996, ia dihukum karena menyuap mantan presiden.

Dalam kedua kasus itu, Lee terhindari dari masuk bui, setelah pengadilan menangguhkan hukumannya. Ini merupakan praktik umum yang dilakukan pengadilan membantu taipan bisnis Korsel tak bisa dari penjara meskipun sudah jatuh vonis.

Baru-baru ini, Samsung terjerat dalam skandal eksplosif 2016-2017. Presiden Park Geun-hye menjadi tumbal dalam skandal ini, ia dipenjara dan dipecat.

Lee Jae-yong, orang kepercayaan Lee kena bui lima tahun pada 2017 dengan tuduhan memberikan suap kepada Presiden Park senilai 8,6 miliar won atau US$ 7 juta (Rp 102,6 miliar). Pada 2018, ia dibebaskan setelah pengadilan banding mengurangi masa jabatan Lee Jae-yong dan menangguhkan hukuman. Setelah lama kasus ini menghilang, pada bulan lalu, jaksa penuntut umum membuka lagi kasus dengan dakwaan yang sama, menyiapkan pertarungan hukum yang berlarut-larut. []

Berita terkait
Samsung yang Pendapatannya Sama dengan 17 Persen PDB Korsel
Samsung Group merupakan salah satu perusahaan elektronik terbesar di dunia asal Korea Selatan.
Bos Samsung Meninggal Ekonomi Korsel Hancur, Apa Hubungannya ya
Bos Samsung Group, Lee Kun Hee belum lama ini meninggal dunia, ini akan memnberikan implikasi terhadap perekonomian Korea Selatan.
Samsung Galaxy M51 Resmi Rilis, Bawa Baterai Besar 7.000 mAh
Samsung Galaxy M51 sudah bisa dipesan melalui tahap pre-order dengan harga Rp 5.499.000.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.