Khutbah Jumat Masjid Istiqlal Minta Terima Kemajemukan, Jangan Sumbu Pendek

"Mari pahami Islam dengan komprehensif tidak separuh-separuh. Supaya tidak masuk kategori sumbu pendek itu sebaiknya membaca, berpikiran panjang."
Suasana sholat Jumat di Masjid Istiqlal. (Foto: Ant)

Jakarta, 31/3 (Antara) - Khutbah Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta menyampaikan pesan persatuan kepada jamaah dengan berbagai latar belakang, salah satunya peserta Aksi 31 Maret 2017 (313).

"Jangan pernah kita menepuk diri paling beriman di antara yang lainnya. Persatuan kita kuatkan," kata khatib Shalat Jumat Najamuddin Ramli saat menyampaikan khutbahnya, Jumat.

Dia mengatakan persatuan umat dan bangsa harus selalu dikedepankan. Dalam proses merajut persatuan sebaiknya tidak dibangun di atas pondasi yang mencekam melainkan lewat cara yang damai.

Persatuan, kata dia, juga harus menghormati kenyataan kemajemukan di tengah masyarakat.

"Jangan ada dekadensi perjuangan, ada MUI yang mengajak dijalinnya persatuan tapi tidak mencekam, terima kemajemukan," kata dia.

Umat Islam Indonesia, kata dia, sudah seharusnya turut merawat NKRI. Indonesia didirikan para pendahulu bangsa yang sebagian besar berlatar belakang para syuhada dan ulama bangsa.

Dalam perjuangan memerdekakan Indonesia, lanjut dia, terdapat nama-nama besar berlatar belakang Islam sehingga NKRI harus turut dirawat umat Islam di masa kini. Terdapat pahlawan yang berjuang untuk Indonesia di masa lampau seperti Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya.

"Jangan biarkan negara hancur. Mari isi kemerdekaan dengan kelebihan yang kita miliki," kata dia.

Dalam menghadapi perbedaan pendapat, Najamuddin mengajak jamaah agar tidak mudah tersulut emosinya.

"Mari pahami Islam dengan komprehensif tidak separuh-separuh. Supaya tidak masuk kategori sumbu pendek itu sebaiknya membaca, berpikiran panjang dan menang terhormat. Surat Alquran yang turun di awal mengajak kita untuk baca," kata dia. (fet/ant)

Berita terkait
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina