Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjadi salah satu kolektor batik seluruh daerah. Bagi Khofifah, batik lebih dari sekedar kain bermotif, karena tidak hanya menjadi identitas. Tetapi juga menjadi alat pengikat dan perekat persatuan bangsa.
Koleksi batik didapat Khofifah saat melakukan kunjungan ke daerah. Dia berusaha menyempatkan ke sentra pengrajin batik untuk membelinya. Batik tersebut dipakai untuk menghadiri berbagai agenda kegiatan
Mantan Menteri Sosial (Mensos) itu mengaku tidak terlalu fanatik terhadap satu jenis batik karena corak, ragam, dan motif batik di setiap daerah memiliki ceritanya masing-masing.
"Tersebarnya pengrajin batik dari Sabang sampai Merauke menjadi bukti, bahwa batik mampu menjadi alat pemersatu bangsa," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Rabu 2 September 2019.
Setiap batik tentunya mempunyai makna filosofis dan nilai historisnya masing-masing. Hal itu juga terlihat dalam proses pembuatan ornamen, dan harmonisasi warna.
"Setiap batik punya cerita yang menarik untuk disimak. Saya lebih tertarik saat sang pembatik cerita alur cerita batiknya," tuturnya.
Batik awalnya muncul dari Jawa, namun dalam perkembangannya telah meluas menjadi budaya di Indonesia dan diproduksi di berbagai daerah. Baik yang dicetak maupun yang dikerjakan dengan tangan.
Khofifah tidak dapat menghitung jumlah koleksi batik yang dimilikinya. Apalagi koleksi batiknya disimoan dalam tempat khusus. Baik berupa pakaian, maupun kain yang sengaja tidak untuk dijahit tetapi untuk koleksi.
Upaya menjaga dan melestarikan batik adalah salah satu bentuk ungkapan kecintaan terhadap kesenian dan budaya nusantara. Apalagi Unesco telah menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2009 silam.
"Sebagai anak bangsa ada baiknya kita mengerti segala hal terkait batik, baik asal usul, teknik pembuatan, motif, serta maknanya. Mulai saja dulu dari batik didaerahnya masing-masing," tambahnya.
Khofifah menyebut ada delapan daerah penghasil batik yaitu, Madura, Tulungagung, Mojokerto, Sidoarjo, Ponorogo, Banyuwangi, dan Tuban. Namun semua ragam corak dan motif dari daerah tidak sama antara satu dengan yang lainnya.
"Pemprov berupaya pamor batik asal Jatim tidak hanya naik di level nasional, namun juga luar negeri dengan peningkatan mutu produk," pungkas Khofifah. []
Baca juga:
- Tiga Jenis Batik Termahal di Dunia
- Dian Sastro dan Krisdayanti Ucapkan Hari Batik Nasional
- Pengrajin Batik Kulon Progo Kebanjiran Order