Keunggulan Ikat Pinggang Pintar Buatan SMP Mugadeta Sleman

Siswa SMP 3 Muhammadiyah Depok Sleman, Yogyakarta, menciptakan ikat pinggang pintar. Berikut keunggulan dan harganya.
Siswa SMP Mugadeta menunjukkan ikat pinggang jaga jarak hasil buatannya. (Foto: Dokumen SMP Muhammdiyah 3 Depok Yogyakarta)

Sleman - Siswa SMP Muhammadiyah 3 Depok (Mugadeta), Sleman, Yogyakarta membuat sebuah ikat pinggang pintar. Ikat pinggang itu diberi nama Physical Distance (Phydis) belt atau ikat pinggang yang membantu memberikan peringatan jaga jarak. Ikat pinggang itu dibuat hanya dalam waktu satu minggu ini mampu memberikan peringatan ketika ada seseorang yang mendekat dalam jarak tertentu.

Wakil Kepala SMP Muhammadiyah 3 Depok, Ary Gunawan mengatakan, ikat pinggang ini sendiri dilengkapi dengan sebuah sensor ultrasonik, yang mana ketika ada seseorang yang terlalu dekat akan mengeluarkan sebuah suara. "Jadi kalau ada orang mendekat, dalam jarak 1-1,5 meter alatnya akan bunyi. Sesederhana itu prinsipnya," jelasnya pada Rabu, 7 Oktober 2020.

Ary menuturkan, alat yang dibuat oleh siswa kelas 8 ini, Dimas Afif Ardian, terinspirasi dari sebuah tongkat tunanetra. Di dalam penggunaannya pun cukup nyaman dan mudah karena bisa dicas dan untuk suara bisa diatur, disesuaikan dengan keinginan masing-masing.

Jadi kalau ada orang mendekat, dalam jarak 1-1,5 meter alatnya akan bunyi.

"Bunyinya terserah, bisa diatur pakai Bahasa Jawa atau Bahasa Inggris. Kami menggunakan google voice, di mana saat mengetik di program komputer sesuai dengan keinginan. Semisal bisa ditulis maaf silakan jaga jarak," ujarnya.

Menurut Ary, karena alat ini hanya dibuat satu buah dan komponen didatangkan dari luar negeri, maka dana yang dibutuhkan terkesan masih mahal, sekitar Rp 400 ribu. Namun, ketika alat ini dibuat secara massal, hanya membutuhkan dana sekitar Rp 100 ribu.

"Karena kami harus ke digital printing juga untuk printing tiga dimensi, wadahnya dan sebagainnya makanya jadi mahal. Tapi kalau dalam jumlah banyak Rp 100 ribuan cukup," terangnya.

Baca Juga:

Ke depan, alat ini akan terus disempurnakan hingga bisa lebih maksimal. Alat ini sendiri saat ini masih memiliki sejumlah kekurangan lantaran pembuatannya juga mengejar salah satu perlombaan nasional.

"Karena posisinya kemarin untuk lomba dan waktunya tidak banyak, maka ada beberapa yang memang perlu disempurnakan. Kami berharap bisa disempurnakan dengan bentuk yang lebih rapi. Karena masih prototipe, jadi harus disempurnakan," ujarnya.[]

Berita terkait
Suasana Sekolah di Seluruh Dunia Saat Pandemi Corona
Pandemi virus corona terus berkecamuk sehingga banyak negara yang membuat aturan belajar di sekolah
4 SMPN di Rembang Simulasi Belajar Tatap Muka di Sekolah
Empat SMPN di Rembang menggelar belajar tatap muka di sekolah. Simulasi akan berjalan bertahap selama tiga pekan ke depan.
Simulasi Tatap Muka di Jateng Sukses, Ganjar: Tambah Sekolah
Simulasi belajar tatap muka di tujuh sekolah di Jateng berjalan sukses. Gubernur Ganjar Pranowo akan menambah siswa dan sekolah tatap muka.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.