Bandung - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat (MUI Jabar) Rahmat Syafei beredarnya video sekelompok orang yang melafalkan kalimat azan diganti kalimat hayya alal sholah menjadi hayya alal jihad dapat meresahkan masyarakat.
Karena itu, pihaknya mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas para pelaku pelecahan agama ini. Selain itu, ia juga meminta kepada masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi.
MUI Jabar juga lanjut dia, telah meminta penjelasan kepada para kyai, ulama mengenai viralnya azan hayya alal jihad yang bukan pada tempatnya dan bertentangan dengan syariah Islamiyah.
"Sungguh pun mempunyai maksud lain, tetap itu termasuk pada pelecehan terhadap Agama dan itu perlu diusut tuntas pelakunya, karena ini membuat keresahan di masyarakat, khususnya Jawa Barat." ujar Rahmat, Rabu, 2 Desember 2020.
Belakangan diketahui tujuh orang dalam video berdurasi 48 detik itu merupakan warga Desa Sadasari, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
MUI Jabar berharap semua pihak, khususnya kepada Polda Jabar untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan pelakunya ditangkap serta diproses sesuai peraturan hukum yang berlaku.
"Mudah - mudahan Kapolda Jawa Barat dapat menjalankan keinginan kami agar masyarakat tetap kondusif," kata dia.
Diketahui, video seruan jihad melalui azan beredar di media sosial. Dalam tayangan yang virel di media sosial itu nampak sekelompok jamaah berdiri merapatkan saf layaknya hendak sholat berjamaah.
Baca juga: Azan Jihad dari Simpatisan Rizieq Shihab, PA 212: Hindari Fitnah
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Penyebar Video Azan Hayya Alal Jihad
Kemudian, muazin mengganti lafaz hayya 'alal shalaah menjadi hayya 'alal jihad. Lalu, sejumlah orang yang berada di belakangnya atau makmum menjawab secara kompak seruan jihad yang dikumandangkan muazin seraya mengepalkan tangan.
Belakangan diketahui tujuh orang dalam video berdurasi 48 detik itu merupakan warga Desa Sadasari, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. []