Ketika Salju Mencair dan Jasad-jasad Beku Menyembul di Gunung Everest

Ketika salju mencair dan jasad-jasad beku menyembul di Everest, gunung tertinggi di dunia.
Ilustrasi - Gunung Everest. (Foto: Pixabay)

Jakarta, (Tagar 24/3/2019) - Jasad pendaki di Gunung Everest, yang terkubur di salju, kini saat gletsernya mencair jasad yang terkubur selama bertahun-tahun kini muncul.

Ekspedisi pendakian gunung prihatin dengan jumlah jasad pendaki yang terekspos di Gunung Everest saat gletsernya mencair. Lebih dari 4.800 pendaki telah mendaki puncak tertinggi di bumi, hampir 300 pendaki gunung tewas di puncak sejak upaya pendakian pertama dan dua per tiga mayat diperkirakan masih terkubur di salju dan es.

Saat gletser mencair akibat pemanasan global menjadi akibat begitu banyak mayat yang tertimbun di balik es gunung tertinggi di dunia itu.

"Karena pemanasan global, lapisan es dan gletser mencair dengan cepat dan jasad yang terkubur selama bertahun-tahun kini muncul," ujar mantan presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal, Ang Tshering Sherpa.

Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal (EOAN) telah menurunkan semua tali dari kamp yang lebih tinggi dari pegunungan Everest dan Lhotse pada musim pendakian ini, tetapi berurusan dengan jasad tidaklah mudah.

"Tubuh itu benar-benar beku dan beratnya 150 kg dan harus diturunkan dari tempat yang sulit di ketinggian itu. Salah satu upaya yang paling sulit adalah dari ketinggian 8.700m, di dekat puncak " tutur Ang.

Selain sulit untuk menurunkan mayat, ternyata menurunkan mayat dari puncak gunung menghabiskan biaya US$40.000 hingga $80.000.

Tangan dan kaki mayat telah muncul di base camp juga dalam beberapa tahun terakhir. Kami memperhatikan bahwa level es di sekitar base camp telah turun, dan itulah sebabnya mayat-mayat itu menjadi terbuka.

Karena peristiwa ini tidak terjadi sekali saja bahkan telah berulang kali dan memakan banyak korban, maka Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal (EOAN) mengharapkan keterlibatan pemerintah, karena ketika berhadapan dengan jenazah merupakan sebuah tantangan bagi mereka.

"Masalah ini perlu diprioritaskan oleh pemerintah dan industri pendakian gunung," kata presiden EOAN, Dambar Parajuli.

Menurut pengakuan beberapa pendaki bahkan juga petugas penghubung di gunung Everest bahwa mereka sering menemukan mayat ketika gletser mencair.

"Saya sendiri telah mengambil sekitar 10 jasad dalam beberapa tahun terakhir dari berbagai lokasi di Everest dan jelas semakin banyak dari mereka yang muncul sekarang." ujar salah seorang petugas penghubung gunung Everest.

Pada 2017 silam, tangan seorang pendaki yang sudah meninggal muncul di atas tanah di camp 1.  Pada tahun yang sama pula peneliti asal University of Leeds, C Scott Watson, menemukan bahwa di Gletser Khumbu merupakan salah satu tempat yang sering ditemukan mayat pendaki gunung.

Tempat lain di mana jasad para pendaki bermunculan adalah daerah Camp 4, juga disebut South Col, yang relatif datar.

"Tangan dan kaki mayat telah muncul di base camp juga dalam beberapa tahun terakhir. Kami memperhatikan bahwa level es di sekitar base camp telah turun, dan itulah sebabnya mayat-mayat itu menjadi terbuka," kata seorang pejabat dengan organisasi non-pemerintah yang aktif di wilayah tersebut.

Alasan lain terungkap oleh penelitian yang dilakukan pada tahun 2015, bahwa Gletser Khumbu harus diseberangi pendaki untuk mengukur puncak yang dahsyat serta karena percepatan pencairan.

Para ahli lain  mengatakan setiap keputusan tentang apa yang harus dilakukan dengan jasad pendaki di gunung juga merupakan masalah yang sangat pribadi, sehingga terkadang dibiarkan saja.

"Kebanyakan pendaki suka dibiarkan di gunung jika mereka mati," tutur seorang pendaki gunung terkemuka, Alan Arnette.

Justru dianggap lebih tidak sopan untuk memindahlan mayat kecuali jika keluarga yang meminta atau memang harus dipindahkan.

"Jadi akan dianggap tidak sopan hanya memindahkan mereka kecuali mereka perlu dipindahkan dari rute pendakian atau keluarga mereka menginginkannya." jelas Alan. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.