Semarang - Informasi hoaks soal virus corona menjadi perhatian tersendiri bagi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Gubernur milenial ini pun tak kuasa untuk mengungkap kejengkelannya sebagai bagian dari curahan hati (curhat) menyikapi masifnya kabar hoaks di ragam lini massa media sosial.
Saya tahu ada yang bercanda, tapi ini isu sensitif.
Bagi Ganjar, pembuatan dan penyebaran informasi hoaks di masa darurat virus corona seperti saat ini sangat keterlaluan. Meski sifatnya bercanda namun hal itu tak patut dilakukan. "Jangan ada hoaks selama kondisi seperti ini. Saya tahu ada yang bercanda, tapi ini isu sensitif," katanya di Semarang, Selasa, 17 Maret 2020.
Gubernur berambut putih ini mengungkapkan ia menerima banyak sekali laporan seputar isu Corona yang tidak benar di masyarakat. Ganjar mencontohkan, beberapa waktu lalu dirinya membuat pernyataan meliburkan sekolah di Jawa Tengah, namun ada kabar yang menyebar dirinya juga turut meliburkan karyawan.
"Itu sensitif. Saya meliburkan sekolah, jadinya meliburkan karyawan. Banyak sekali laporan yang sampai pada kami. Hoaks itu seperti penularan virus, cepat sekali," katanya.
Menurut data yang dihimpun Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Tengah, periode 1 Februari hingga 16 Maret 2020, ada 60 hoaks seputar virus corona yang menyebar di Jawa Tengah. Kabar tersebut rata-rata seputar masuknya virus Corona di daerah tertentu dan pelintiran sejumlah kebijakan yang dibuat pemerintah, baik pusat maupun daerah.
"Ada hoaks yang mengatakan, waspada virus corona Ganjar liburkan angsuran bank di seluruh Jawa Tengah," kata Ganjar sebagaimana menirukan kabar hoaks tersebut.
Ganjar pun meminta siapapun untuk tak menambah kepanikan masyarakat seputar isu virus corona di Jawa Tengah. Saat ini, masyarakat membutuhkan sesuatu yang positif untuk menghadapi pandemi yang telah menjadi permasalahan global tersebut.
"Saat ini kita membutuhkan pikiran positif, semangat positif," ujar dia.
Untuk diketahui, jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah ada enam pasien, dengan rincian empat pasien masih dirawat dan dua pasien meninggal dunia. Ada pula 1.005 orang dalam status orang dalam pemantauan (ODP) corona. Pasien dalam pengawasan (PDP) jumlahnya 69 orang dengan 24 di antaranya pulang dalam kondisi sehat, sementara 42 lainnya masih dalam perawatan.
Melihat jumlah yang terus bertambah Pemerintah Jawa Tengah sudah berupaya untuk mendatangkan alat uji virus corona. Namun, hingga saat ini persyaratannya sedang disiapkan.
Dalam hal pengetesan virus corona saat ini Jawa Tengah melakukannya di laboratorium di Yogyakarta. "Sekarang tesnya bisa di Yogyakarta, jadi lebih dekat. Kami masih mengusahakan supaya Jawa Tengah juga memiliki alat uji virus corona," ucap dia. []
Baca juga:
- Corona Jawa Tengah: Sekolah Diliburkan, UN Ditunda
- Ribuan Warga Jawa Tengah Gagal Berangkat Umrah
- Pasien Positif Corona di Semarang Meninggal Dunia