Kesiapan Wanawisata Mangunan Bantul Yogyakarta

Destinasi wisata Wanawisata Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta siap menyambut wisatawan. Uji coba terbatas sudah dilakukan.
Wanawisata Mangunan Dlingo di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. (Foto: Twitter @bohapus)

Bantul - Objek wisata Wanawisata Mangunan di Kecamatan Dlingo, Kabupatan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus berkembang. Sempat berhenti akibat pandemi, kini sudah siap menyambut kehadiran wisatawan. Setidaknya hal itu terlihat dalam uji coba terbatas kunjungan pada Jumat, 17 Juli 2020.

Uji coba terbatas ke obyek wisata Seribu Batu Songgolangit yang berada di kawasan Wanawisata Mangunan ini dengan pengetesan suhu badan dengan alat thermo gun. Selain itu juga dengan peluncuran pembayaran tiket non tunai dengan QRIS melalui salah satu Layanan Bank BPD DIY serta cuci tangan di air mengalir. Langkah tersebut sebagai upaya memutus rantai corona.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo mengatakan obyek wisata Wanawisata Mangunan terus berkembang dan sudah banyak yang berkontribusi. Sebagai contoh di Seribu Batu Songgolangit ini terdapat lima Camping Ground, di Lintang Sewu sebanyak 10 unit Camping Ground yang membangun dengan dana DAK branding yang mengisi hotel-hotel.

"Pengembangan obyek wisata di Mangunan menggunakan dana DAK Tahun 2019 total sebanyak Rp 4,7 miliar. Pengembangan Mangunan pada 2020 tetap dilanjutkan dengan dana DAK sebesar Rp 5,4 miliar, antara lain untuk penataan tempat kuliner dan sebagainya," katanya seperti dikutip dari laman Pemda DIY.

Obyek wisata Seribu Batu Songgolangit Mangunan seluas dua hektar dari luas hutan lindung 40,5 hektar hutan lindung Mangunan. Destinasi wisata ini mulai dibuka sejak Maret 2016 dengan melibatkan 49 tenaga kerja atau pengelola, laki-laki 29 orang dan 10 perempuan. Mereka merupakan warga di sekitar hutan lindung.

Pengembangan Mangunan pada 2020 tetap dilanjutkan dengan dana DAK sebesar Rp 5,4 miliar, antara lain untuk penataan tempat kuliner dan sebagainya.

Menurut Ketua Koperasi Wanawisata Mangunan Purwo Harsono, awalnya kerja sama kemitraan antara pengelola hutan lindung dengan masyarakat pemangku hutan sebagai sumber daya pembangunan dalam dua agenda kegiatan. awalnya yaitu Wanawisata dan Desa wisata dengan memanfaatkan para petani di sekitar hutan lindung.

"Sekarang bisa berkembang seperti ini banyak pengunjung sebelum pandemic Covid-19. Namun nol pengunjung ketika pandemi corona," ungkapnya.

Pengelola Wisata Seribu Batu Aris mengatakan, sebelum terjadi pandemi Covid-19 tiap bulan dikunjungi 15 ribu wisatawan asing maupun domestik. Selama tiga bulan tutup membuat perekonomian tidak berjalan. "Maka dalam menghadapi new normal atau kebiasaan baru ini kami harus benar-benar melaksanakan dan mematuhi standar operasional prosedur protokol kesehatan sebaik mungkin," ujarnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta Hilman Sutisna mengapresiasi semua pihak yang sudah berupaya keras membangkitkan kembali perekonomian pada pandemi Covid-19 ini. "Saya senang pembayaran e-ticketing non tunai. Ini sangat membantu tracing pengunjung dan saya tambah lega perekonomian segera menggeliat," ungkapnya. []

Berita terkait
Fakta Pariwisata Andalan Pulihkan Ekonomi Yogyakarta
Selain pendidikan, sektor pariwisata menjadi andalan memulihkan ekonomi di Yogyakarta. Ini faktanya.
Inovasi Warga Karawang Hutan Jati Jadi Objek Wisata
Bupati Karawang, dr Hj Cellica Nurrachadiana, puji inovasi warga Desa Sumberjaya, Kecamatan Tempuran, yang jadikan hutan jadi sebagai objek wisata
Viral, Ribuan Wisatawan Padati Gunung Telomoyo
Ribuan wisatawan memadati jalanan hingga puncak Gunung Telomoyo. Pengelola terpaksa menutup sementara guna mengurangi kepadatan.