Fakta Pariwisata Andalan Pulihkan Ekonomi Yogyakarta

Selain pendidikan, sektor pariwisata menjadi andalan memulihkan ekonomi di Yogyakarta. Ini faktanya.
Diskusi bertema Membangun Ketahanan Ekonomi Daerah di Masa Pendemi di Kafe Taru Martani Kota Yogyakarta pada Sabtu, 18 Juli 2020.(Foto: Tagar/Hidayat)

Yogyakarta – Pariwisata menjadi salah satu yang paling utama kontribusinya dalam pergerakan pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk itu, diperlukan dukungan dari pemerintah di sektor ini supaya pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi corona bisa segera terealisasi.

Anggota Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemda DIY Bidang Ekonomi, Tri Saktiana mengatakan ada dua sektor yang berkontribusi cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi di DIY, yakni sektor pendidikan dan pariwisata. Untuk pendidikan karena banyaknya mahasiswa dari luar daerah yang sedang tugas belajar di Yogyakarta.

Sedangkan sektor pariwisata setiap tahunnya mendatang wisatawan sekitar enam juta orang. “Penduduk di DIY itu ada sekitar 3,8 juta. Sedangkan wisatawan enam juta orang per tahun. Jadi cukup luar biasa dalam menggerakkan ekonomi,” katanya di sela diskusi bertema Membangun Ketahanan Ekonomi Daerah di Masa Pendemi di Kafe Taru Martani Kota Yogyakarta pada Sabtu, 18 Juli 2020..

Pimpinan Divisi Perkreditan Bank Pembangunan Daerah (DPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Nur Iswantoro mengatakan dampak dari pandemi Corona ini menyebabkan ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta melakukan restrukturisasi kredit sejak April lalu ke perbankan.

Jumlahnya ada sekitar 200 sampai 300 PKL di kawasan Malioboro yang telah mengajukan pinjaman. Rata-rata kisaran Rp 200 hingga 300 juta dengan restrukturisasi yang diajukan selama enam bulan. Restrukturisasi yang diajukan untuk penundaaan pembayaran angsuran kemudian penurunan bunga. "Itu yang mereka lakukan. Jangka waktu restrukturisasi yang diajukan rata-rata sekitar enam bulan. Padahal pemerintah memberikan tenggang waktu sampai dengan 31 Maret 2021,” ujarnya.

Penduduk di DIY itu ada sekitar 3,8 juta. Sedangkan wisatawan enam juta orang per tahun. Jadi cukup luar biasa dalam menggerakkan ekonomi.

Nur mengatakan dampak terhadap perbankan yakni cash inflow (pergerakan uang masuk) tidak masuk. Sehingga harus pandai-pandai mengendalikan likuiditas. “Tapi Alhamdulillah BPD sangat dipercaya masyarakat. Dana pihak ketiga kami tetap tidak ada masalah. Karena memang kondisi sepeti ini, masyarakat yang ingin investasi dan sebagainya masih menunggu (normal kembali) untuk investasi kembali. Sehingga dana pihak ketiga kami masih Rp11 triliun,” katanya.

Dia mengungkapkan diharapkannya kondisi akan kembali normal setelah masa restrukturisasi habis. Para PKL di Malioboro sudah mulai mendapatkan pemasukan dari para wisatawan. “Sehingga, sehingga kami dari perbankan nanti di September bisa normal kembali,” katanya.

Nur mengatakan ketika kunjungan pariwisata ke Yogakarta kembali bergeliat maka akan berdampak cukup signifikan. Tak hanya terhadap para PKL Malioboro saja yang mendapatkan keuntungan. “Tapi kan ada multiplayer efek. Bagaimana wisata itu tidak hanya berdampak pada PKL Malioboro. Tapi juga di lingkungan sekitarnya,” katanya.

Ia mencontohkan, para wisatawan menikmati kuliner di sekitar Malioboro. “Sektor kuliner jalan. Seperti pedagang besar, petani juga produksinya laku. Tidak sesederhana di Malioboro laku gudegnya. Tapi ada telur dari industri peternakan yang jalan. Kemudian pakan, dari para petani jagung juga laku,” ucapnya.

Menurut dia kondisi akan kembali normal setelah masa restrukturisasi habis. Para PKL di Malioboro sudah mulai mendapatkan pemasukan dari para wisatawan. “Sehingga, sehingga kami dari perbankan nanti di September bisa normal kembali,” katanya.

Nur mengatakan suport dari pemerintah diperlukan supaya wisatawan kembali lagi berkunjung ke Malioboro. Sehingga membuat daya beli bisa tumbuh. “Kalau Ngarso Dalem (Gubernur DIY) kan intinya sekarang wisatawan sudah bisa masuk ke Yogyakarta. Tinggal bagaimana masing-masing mengelola dirinya agar terhindar dari Covid-19. Jadi sudah sangat mendukung,” ucapnya.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Wiyono mengatakan, untuk menggerakkan ekonomi di DIY harus dari sektor pariwisata dan pendidikan. Pihaknya pun bersama dengan pemerintah kabupaten maupun kota juga telah menggerakkan pelaku wisata untuk mulai membuka destinasinya. “Kami beri bantuan, digitalisasi. Jadi pariwisata di DIY ini pembayarannya bisa menggunakan digital. Sehingga potensi penyebaran Covid-19 bisa lebih ditahan,” ujarnya. []

Berita terkait
40 Hotel di Yogyakarta Gabung Fitur Baru Tiket.com
Kondisi yang tidak menentu selama pandemi Covid 19 membuat Tiket.com berinovasi dengan menghadirkan fitur baru, tiket Flexi namanya.
Pembatasan dan Zona Kunjungan di Malioboro
Jumlah kunjungan di Malioboro dibatasi 2.500 orang per hari. Untuk pemantauan wisatawan menggunakan sistem barcode.
Turis Zona Merah Corona Boleh Piknik ke Gunungkidul
Gunungkidul, Yogyakarta mengizinkan wisatawan dari zona merah Corona mengunjungi objek wisata di wilayahnya. Indikatornya dari suhu tubuh.
0
Jawaban Jokowi Saat Ditanya Pilih Puan Maharani atau Ganjar Pranowo Capres 2024
Apa jawaban Presiden Jokowi ketika wartawan bertanya kepadanya: pilih siapa capres untuk Pilpres 2024, Puan Maharani atau Ganjar Pranowo.