Semarang - Seutas tali tambang diikat di besi pengait sambungan gerbong kereta. Di jalur lain, di sampingnya, tali yang sama juga diikatkan di gerbong sejenis.
Dua tim bersiap di posisi masing-masing sembari memegang kuat tali tambang. Di tengah, di depan di antara dua gerbong yang akan ditarik, wasit bersiap memberi aba-aba.
Wasit perempuan sontak mengibaskan bendera tanda dimulai perlombaan. Seiring bendera warna hijau berkibar ke udara maka sorak-sorai dua kelompok suporter lantang bersahutan.
Tujuh orang di jalur satu langsung menarik sekuat tenaga tambang yang tertambat di kereta. Hal sama juga terjadi di jalur dua. Dua tambang menegang mengikuti irama tarikan dua tim hingga garis finis yang telah ditentukan.
Unik dan menggelitik lomba tersebut. Dan mungkin hanya satu-satunya digelar di Indonesia
Kegiatan seru-seruan ini hanya bisa dilakukan di tempat khusus dan oleh pihak yang punya aset kereta. Yakni lomba menarik kereta di Depo Kereta Poncol, di kawasan Jalan Hasanudin, Semarang, Jawa Tengah. Lomba yang unik ini menarik perhatian masyarakat. Mereka pun ramai menonton lomba.
“Kegiatan ini dalam rangkaian memperingati HUT KAI (Kereta Api Indonesia) ke-74, Daop (Daerah Operasi) 4 Semarang salah satunya mengadakan kegiatan eksibisi ini,” tutur Executive Vice President Daop 4 Semarang, Mohamad Nurul Huda Dwi Santoso kepada Tagar, Jumat 27 September 2019.
Cukup ngos-ngosan, berkeringat tapi semua terlihat ceria. Apalagi yang ikut lomba bukan karyawan KAI biasa. Tapi para pejabat utama dan pejabat teras jajaran manajemen di lingkungan Daop 4 Semarang.
Tidak ada yang mengeluh meski mereka baru saja menarik gerbong 40 ton sejauh tujuh meter. Yang terjadi malah saling ledek di antara anggota tim yang berlomba, diiringi derai tawa para pendukung.
Jadi ini khusus teman-teman manajemen, Ka Daop, Deputi, SM (Senior Manajer), Manajer, semua partisipasi.
Lomba tarik kereta, lanjut dia, baru kali pertama digelar PT KAI, khususnya di lingkungan Daop 4 Semarang. Lomba yang mirip pernah digelar jajaran Daop 6 Yogyakarta. Hanya saja, di Kota Gudeg, karyawan KAI lomba menarik lokomotif.
“Lebih berat menarik lokomotif, karena beratnya kurang lebih 90 ton,” ujar Manajer Sarana Edward Butar Butar.
Tidak ada persiapan khusus di perlombaan tersebut. Kebetulan dua gerbong kereta kelas ekonomi tersebut lagi proses pembersihan dan perawatan di depo. Sehingga dipastikan tidak mengganggu pelayanan ke penumpang.
“Kalau persiapan sebelum narik, kami tadi sudah pemanasan dengan senam bersama dan sarapan kacang hijau,” kata Edward tersenyum. []
Baca juga:
- Semarang-Demak Perluas Jaringan Tol Trans Jawa
- Sri Mulyani: Pembangunan Tol Semarang-Demak Jadi Solusi
- Harapan Warga Sekitar Mako Brimob Srondol Semarang