Kerjasama Zurich, ZA Tech, dan Grab Tingkatkan Inkulsi Asuransi

Kerjasama Zurich, ZA Tech, dan Grab dalam menghadirkan produk asuransi yang inovatif, dan terjangkau melalui aplikasi Grab yang merupakan mitra.
Kerjasama Zurich, ZA Tech, dan Grab. (Foto: Tagar/Zurich)

Jakarta - Berita di dunia asuransi datang dari kolaborasi PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk. (Zurich) dan ZA Tech Global Limited (ZA Tech) dengan PT Web Proteksi Solusindo (WPS) dalam kerja sama, untuk menghadirkan produk asuransi yang inovatif, dan terjangkau melalui aplikasi Grab yang menjadi salah satu mitra ZA Tech di Asia Tenggara.

Kerja sama ini, bertujuan mempermudah akses masyarakat terhadap produk asuransi di dunia digital ini diadakan karena tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih 2 persen dibawah target dari 271 juta jiwa populasi masyarakat Indonesia.

Adanya pandemi Covid-19 mengubah kebiasaan konsumen dalam bertransaksi dan mengurus segala hal dengan platform digital untuk memenuhi kebutuhan, serta memudahkan segala akses baik keuangan serta kebutuhan lainnya. Hal ini diperkirakan menjadi suatu kebiasaan meskipun pandemi sudah usai.


Zurich dikenal melalui keunggulannya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah dan dengan bangga kami mengumumkan kerja sama dengan ZA Tech.


"Sebagai perusahaan asuransi yang telah memberikan perlindungan bagi masyarakat Indonesia selama 30 tahun, kami memahami pentingnya asuransi bagi nasabah terutama dalam situasi saat ini yang belum pernah kita alami sebelumnya. Zurich dikenal melalui keunggulannya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah dan dengan bangga kami mengumumkan kerja sama dengan ZA Tech," ujar Hassan Karim, Direktur Utama PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk melalui siaran pers, Kamis, 13 Januari 2022.

Menurutnya, keahlian teknologi yang dimiliki ZA Tech akan mendukung Zurich dalam menyediakan kenyamanan, dan perlindungan terbaik bagi nasabah, melalui teknologi termutakhir yang mampu menghadirkan asuransi yang lebih mudah diakses, digital, dan terjangkau.

Proteksi diri menjadi lebih penting ditengah-tengah pandemi yang masih berlanjut. Dalam Langkah ini, Zurich berkomitmen untuk meningkatkan akses nasabah terhadap produk asuransi.

"Nasabah kini dapat membeli produk asuransi di manapun melalui aplikasi Grab, berkat dukungan teknologi dari ZA Tech yang memiliki misi untuk menyukseskan ekosistem mitra dan penyedia asuransi melalui teknologi dan pengetahuan yang unggul," kata Hassan.

Hal ini ditanggapi oleh General Manager ZA Tech Southeast Asia yang menyatakan bahwa pihaknya menunjuk Zurich sebagai mitra yang tepat dalam menjalankan program ini karena memiliki visi yang sejalan dalam memajukan pertumbuhan inklusi asuransi di Indonesia.

"Untuk mencapai tujuan ini, teknologi terdepan kami akan melengkapi proposisi dan layanan Zurich untuk menyediakan asuransi yang lebih mudah diakses. Kami percaya bahwa kemitraan kami dapat menyediakan perlindungan yang mudah dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia," ujar Young Yang.

Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen perusahaaan dalam upaya mengembangkan inovasi bagi para nasabah asuransi PT Zurich dalam memperoleh produk asuransi terbaik. 

Adapun pendukung Gerakan ini yaitu ZA Tech merupakan perusahaan teknologi yang didirikan oleh ZA International dan didukung oleh Vision Fund 1 dari Softbank.

(Fasya Aldiza Mutasyifa)

Berita terkait
3 Cara Pengelolaan Tabarru dalam Asuransi Syariah
Dana ujrah merupakan upah atau fee yang disepakati untuk diberikan kepada perusahaan Asuransi Syariah karena sudah mengelola dana tabarru.
Kehilangan Motor? Berikut Cara Klaim Asuransinya
Di balik tingginya penggunaan dan kebutuhan akan alat transportasi satu ini membuatnya harus memiliki asuransi kendaraan. Simak ulasannya.
Dapat Asuransi Gratis, Ini Keuntungan Beli Motor Secara Kredit
Membeli motor secara kredit masih menjadi pilihan alternatif masyarakat Indonesia dalam mewujudkan keinginannya mempunyai kendaraan pribadi.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi