Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Grab Indonesia. Ada tiga poin dalam MoU yang berlangsung dua tahun ke depan tersebut.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM, Bambang Agus Kironoto mengatakan kerja sama ini memberikan manfaat positif dalam upaya melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan melaksanakan pendidikan yang relevan dengan industri 4.0 Indonesia saat ini.
"Kerja sama strategis ini melingkupi bidang pendidikan, penelitian dan perwujudan kampus ramah lingkungan," katanya di sela penandatangan MoU di Gedung Pusat Balairung UGM, Jumat, 8 November 2019.
Dia berharap hasil kerja sama ini diharapkan bisa memberikan dampak positif pada mahasiswa dan civitas akademika UGM pada umumnya. "Kerja sama ini dalam mempersiapkan tenaga ahli menyongsong Industri 4.0," kata dia.
Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan kemitraan strategis antara UGM dan Grab dijalankan dalam tiga tahapan. Tahap pertama adalah membangun infrastruktur pengaturan kegiatan operasional dan peningkatan fasilitas pelayanan yang terdiri dari manajemen titik penjemputan dan pengantaran, halte khusus transportasi online, shelter bertenaga sinar matahari serta peluncuran skuter listrik ramah lingkungan GrabWheels di lingkungan kampus UGM.
Tahap kedua program pendukung pendidikan. Banyak hal yang bisa dilakukan seperti sponsorship dan pengadaan aktivitas kampus yang terdiri dari beasiswa transportasi bagi mahasiswa, layanan Grab for Business bagi civitas akademika UGM, promosi kegiatan UGM di aplikasi Grab. "Serta dukungan crowdfunding melalui Dana Sahabat UGM serta sponsorship kegiatan kampus," ungkapnya.
Kerja sama ini dalam mempersiapkan tenaga ahli menyongsong Industri 4.0.
Tahap ketiga program untuk menyelaraskan antara pendidikan dengan kebutuhan industri 4.0 Indonesia. Program ini antara lain kesempatan magang dan Management Trainee Grab bagi mahasiswa UGM, program dosen tamu, serta kerja sama dalam hal riset dan pengembangan.
Neneng mengatakan sebanyak 16 persen generasi muda di Asia Tenggara ingin bekerja di sektor teknologi masa depan. Ini yang menjadi salah satu alasan meluncurkan program kontribusi sosial Grab for Good yang diperkenalkan pada September lalu.
Dia berharap kerja sama ini dapat mendukung salah satu tujuan membangun angkatan kerja yang siap menyambut masa depan. Bersama dengan institusi pendidikan terkemuka seperti UGM, Grab ingin melatih 20.000 siswa melalui inisiatif pengembangan talenta teknologi di seluruh Asia Tenggara. []
Baca Juga :
- Dua Gebrakan Terbaru Grab di Indonesia, Apa Itu?
- Grab Manjakan Mitra Lewat Bazar GrabBenefits di Jogja
- Grab Indonesia Ucapkan Selamat Kepada Nadiem Makarim