Kerinduan Perantau saat Dilarang Mudik Lebaran

Tinggal beli sabun, kata perantau Kalimantan Tengah asal Magelang saat tahu keputusan larangan mudik Lebaran tahun ini.
Pemandangan macet dan antrean kendaraan di gerbang tol Trans Jawa tidak pada Lebaran 2019 tidak akan nampak di masa Lebaran tahun ini. Pemerintah telah melarang aktivitas mudik Lebaran 2020 karena pandemi virus corona. (Foto: Dok Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Pada hari Selasa, 21 April 2020, Presiden Jokowi resmi melarang aktivitas mudik Lebaran pada tahun ini akibat wabah virus corona. Ada kerinduan membeku di kalangan perantau ketika mengetahui keputusan pemerintah tersebut. 

“Tahun ini kelihatannya bakal tidak ketemu keluarga lama nih,” ujar Pamungkas, 44 tahun, kepada Tagar pada Selasa malam, 21 April 2020.

Pria yang bekerja di pertambangan di Kalimantan Tengah tersebut biasanya pulang untuk menemui anak istrinya ke rumahnya di Magelang setiap tiga bulan sekali. Larangan dari pemerintah untuk mudik menyebabkan Pamungkas harus sabar untuk tidak bertemu keluarganya dulu.

Yah, nanti tinggal beli sabun saja.

Padahal, lanjut bapak tiga anak itu, pada Lebaran yang jatuh saat Minggu terakhir bulan Mei 2020 tersebut dia sudah tidak bertemu keluarganya selama empat bulan. Terbayang betapa rindunya dia pada mereka.

“Yah, nanti tinggal beli sabun saja,” ujar dia sambil tersenyum kecut.

Pamungkas buru-buru menambahkan kalau sabun tersebut untuk mencuci baju-bajunya yang kotor di mess, karena saat Lebaran pegawai laundry di tempatnya bekerja juga pasti libur. Selain itu, dia tentu tidak diperbolehkan kemana-mana selama libur Lebaran yang biasanya berlangsung selama dua hari.

Nada patuh juga disampaikan oleh Faris, 21 tahun, seorang perantau dari Pacitan, Jawa Timur. “Kalau itu sudah keputusan pemerintah, ya harus dipatuhi

karena untuk kebaikan keluarga di kampung,” ujar bujangan yang bekerja di sebuah restoran di Bilangan Kuningan, Jakarta Selatan tersebut.

Lain lagi dengan Nugroho, 48 tahun, seorang pengemudi ojek online (ojol) yang bergabung dengan Gojek Semarang, sedangkan domisilinya di Klaten. Dia mengaku masih bingung dengan kategori yang dilarang mudik oleh pemerintah.

“Saya pulang dua minggu sekali ke Klaten untuk bertemu keluarga,” katanya.

Lebaran ini, dia pasti pulang atau mudik untuk menghabiskan libur Lebaran bersama keluarga. Kalaupun dia narik atau bekerja, order belum tentu ramai. Jadi, mendingan dia beristirahat di kampung.

“Apakah mudik yang saya lakukan itu tergolong yang dilarang ya?” ujar pria yang kos di daerah Sukun, Semarang itu.

di Istana Merdeka Jakarta.Seperti diberitakan, Presiden Jokowi mengeluarkan larangan mudik Lebaran tahun 2020 untuk seluruh masyarakat Indonesia. Jokowi mengatakannya saat rapat terbatas lewat video conference di Istana Merdeka Jakarta.

"Pada rapat hari ini saya ingin menyampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kami larang," kata Jokowi

Sebelumnya, Jokowi juga mengeluarkan larangan serupa bagi pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), aparatur sipil negara (ASN) beserta TNI dan Polri. Keputusan ini melihat situasi yang berkembang di tengah penyebaran Covid-19 di Indonesia. []

Baca juga: 

Berita terkait
Alasan Jokowi Larang Masyarakat Mudik Lebaran
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan alasan di balik larangan mudik lebaran kepada masyarakat karena ada wabah Covid-19.
Kita Mudik Lebaran 2020, Bawa Benih Virus ke Kampung
Menag Fachrul Razi mengatakan jika kita mudik otomatis tanpa disadari membawa benih-benih virus ke kampung halaman.
Sah! Jokowi Larang Masyarakat Mudik Lebaran 2020
Presiden Jokowi resmi melarang mudik Lebaran tahun 2020 untuk seluruh masyarakat Indonesia.
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya