Jakarta - Sebuah video viral yang beredar di media sosial memperlihatkan penyanyi yang juga kader PDIP, Edo Kondologit, tengah mengamuk lantaran mengetahui salah seorang kerabatnya, meninggal dunia dengan luka tembak saat berada di dalam tahanan kantor Kepolisian Resor Kota Sorong, Papua.
Dalam potongan video yang diunggah aktivis HAM, Veronica Koman, Edo Kondologit tampak berteriak lantang serta mengaku kecewa dan sakit hati dengan perlakuan tidak adil oleh aparat penegak hukum di Indonesia.
Ia bahkan mengancam bakal melaporkan dugaan tindakan kekerasan dan penganiayaan yang mengakibatkan kerabatnya yang bernama Riko itu meninggal dunia di kantor polisi, ke otoritas hukum yang lebih tinggi.
"Cukup sudah permainan sandiwara di negeri ini. Saya sudah sakit hati sekali dengan perlakuan ketidakadilan di negeri ini," kata Edo Kondologit dalam video tersebut, dikutip Tagar pada Senin, 31 Agustus 2020.
"Kita menuntut keadilan. Keluarga akan proses ini. Kita akan menuntut ke Propam, supaya mereka usut. Polda, Polsek, semua, penipu semua ini. Mereka ini pemain semuanya, lindungi penjual minuman keras, Riko ini adalah korban dari sistem yang ambrol," kata dia berteriak.
Sementara Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiawan kepada wartawan menjelaskan, perkara meninggalnya Riko bermula sewaktu pihaknya mendapat laporan mengenai adanya seorang wanita berinisial A yang tewas di Pulau Doom, Papua Barat.
A yang berusia 60 tahun diduga diperkosa sebelum dibunuh, dan ponselnya dicuri. Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menduga Riko sebagai pelakunya.
"Barang buktinya juga ada tuh TV, terus handphone, lalu juga ada minuman keras yang didapatkan," kata Ary Nyoto Setiawan, dikutip Tagar pada Senin, 31 Agustus 2020.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh polisi, kata Ary, Riko mengakui perbuatannya dan pihak keluarga sepakat agar ia dibawa ke Polres Sorong untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Namun saat menjalani pemeriksaan lanjutan di Polres Sorong, Riko yang sudah diborgol berusaha melarikan diri dengan menabrak kaca jendela dan kabur.
"Yang bersangkutan (Riko) lari dari ruang pemeriksaan keluar nabrak kaca di kantor kita sampai kantor kita pecah kacanya. Kemudian kita tangkap lah, kata Ary.
Setelah ditangkap, Riko masih berusaha melakukan perlawanan sehingga aparat melakukan tindakan tegas dengan menembak pada bagian kaki. Kemudian, polisi membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan sebelum akhirnya dilakukan penahanan di sel Polres Sorong.
"Di dalam tahanan ini dia dianiaya oleh tahanan lain. Kenapa dianiaya? karena memang (tersangka) kasusnya pemerkosaan, dia bunuh mama-mama, itu pasti dianiaya sama teman-temannya," kata Ary.
- Baca juga: Yosi Project Pop Jawab Tudingan Jadi Ketua Buzzer
- Baca juga: Polemik Kata "Anjay", Komnas PA: Siapa yang Lebay?
"Begitu di rumah sakit, meninggal, dilakukan visum. Memang yang menyebabkan meninggalnya itu luka-luka di kepala, di benturan kepala. Karena kita lihat rekaman CCTV nya dia dianiaya, dipukulin sama tahanan yang lain," ujar dia. []