Kendala Sekolah Sistem Online di Gunungkidul

Pembelajaran jarak jauh di Gunungkidul selama ini tidak efektif. Ada banyak kendala seperti jaringan internet, ketiadaan kuota dan lainnya.
Ilustrasi Belajar Jarak Jauh (Foto: Pixabay)

Gunungkidul - Banyak sekolah di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih mengalami kendala dengan sistem pembelajaran jarak jauh dengan cara online atau dikenal dengan daring. Selama sistem pembelajaran tersebut diterapkan di kabupaten berjuluk Handayani ini belum efektif.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul Bahron Rasyid mengatakan, sampai saat ini belum semua sekolah bisa menerapkan sistem daring. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) saja belum menyentuh 30 persen. Begitu juga dengan SMP yang baru 50 persen. "Jadi memang ada kendala untuk sistem daring," katanya di di Gunungkidul, Minggu 12 Juli 2020.

Berdasarkan data di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah sekolah di Kabupaten Gunungkidul ada 661 sekolah rinciannya status negeri 497 unit dan swasta 164 unit. Rinciannya unuk jumlah SD 466 (negeri 410 dan swasta 56), SMP 112 sekolah negeri 61 dan swasta 51), SMA 22 sekolah (negeri 11 dan swasta 11), SMK 48 sekolah (negeri 13 dan swasta 35), dan SLB 13 sekolah (negeri 2 dan swasta 11).

Menurut Bahron, salah satu kendala yang dihadapi ada jaringan internet yang belum bisa menjangkau sekolah yang jauh di pinggrian. Selain itu jika di sekolah sudah ada layanan internet, belum tentu siswa juga memiliki layanan data internet di rumah.

Jadi memang ada kendala untuk sistem daring.

Persoalan lain yakni kepemilikan telepon seluler yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar daring. "Jadi belajar online atau sekolah belajar dari rumah ini sebenarnya bukan pilihan Disdikpora. Namun ini karena mengedepankan protokol kesehatan," ungkapnya.

Dia mengatakan, dalam kondisi seperti saat ini, pihaknya juga tidak bisa mengimplementasikan kurikulum yang sama. Alasannya karena kondisi sekolah masing-masing berbeda." Ada yang bisa daring standar pembelajaran, namun ada juga yang tidak bisa," ujarnya.

Lantas bagaimana jika sekolah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka? Pihaknya tidak melarang sekolah yang menghadirkan siswanya pada hari pertama tahun ajaran baru. Salah satu pergtimbangannaya karea siswa butuh pengenalan sekolah. "Namun tetap harus menerapkan protokol kesehatan," ujarnya. []

Berita terkait
Ruangguru Buka Ruangkelas Dukung Belajar Jarak Jauh
Ruangguru membuka fitur Ruangkelas untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tadinya, fitur Ruangkelas tidak diberikan secara gartis.
Panduan Pendidikan Belajar Jarak Jauh di Bantaeng
Dinas Pendidikan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan memperkenalkan panduan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi.
Mendikbud: Pembelajaran Jarak Jauh Bisa Permanen
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) nantinya dapat diterapkan secara permanen.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.