Kenapa Saham BCA Melorot Jelang Rilis Laporan Keuangan

Saham PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA pada akhir pekan, Jumat, 24 Juli 2020 merosot 1,61% atau 500 menjadi Rp 30.500.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA). (Foto: Instagram/@goodlifebca)

Jakarta - Saham PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, akhir pekan ini, Jumat, 24 Juli 2020 merosot 1,61% atau 500 menjadi Rp 30.500. Ini membuat investor asing melegonya dengan nilai net foreign sell mencapi Rp 127 miliar.

Dalam sepekan ini, pergerakan saham BBCA berfluktuasi. Pada perdagangan saham Senin, 20 Juli 2020, saham BBCA masih berada di level Rp 30.700 per saham bahkan sempat menyentuh harga tertinggi pada Rp 30.800 per saham.

Pada 13 Juli 2020 lalu, lima direksi BCA serempak melepas kepemilkan sahamnya di perseroan dalam seminggu terakhir.

Baca Juga: Sempat Anggap Pesaing, BCA Senang Fintech Menjamur

Pada Selasa, 21 Juli 2020, saham BCA naik menjadi Rp 31.000. Namun pada Rabu, 22 Juli 2020 merosot di posisi Rp 30.900. Pada Kamis, saham BBCA naik menjadi Rp 31.000. Namun pada penutupan akhir pekan ini, harga saham BCA telah turun menjadi Rp 30.500.

Padahal emiten ini akan merilis kinerja semester pertama 2020 pada Senin 26 Juli 2020. Mengutip emitennews.com, dalam laporan keuangan BBCA yang dirilis hingga akhir 2019, laba bersih sepanjang tahun 2019 naik 10,5% menjadi Rp 28,6 triliun. Pada tahun 2018 lalu BBCA meraih laba Rp 25,9 triliun.

Sedangkan hingga akhir kuartal I 2020 di tengah pandemi dan tantangan ekonomi, laba bersih konsolidasi sebesar Rp 6,6 triliun atau meningkat 8,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada 13 Juli 2020 lalu, lima direksi BCA serempak melepas kepemilkan sahamnya di perseroan dalam seminggu terakhir. Kelimanya melepas pada harga Rp 29.925 hingga Rp 31.100 per saham denga total 535.000 lembar saham dengan nilai mencapai Rp 20,25 miliar. Transaksi dilakukan sejak 7-10 Juli 2020.

Sementara itu dalam laporan disampaikan ke BEI pada 16 Juli 2020, dampak covid-19 ini Bank BCA memperkirakan hingga akhir Mei 2020 mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih hingga 25%. Hal itu karena penghentian operasional sebagian usaha perseroan.

Baca Juga: BCA Minta Restu Pemegang Saham Akuisisi Rabobank

Terdapat layanan operasional yang ditutup seperti kantor kas, kas mobil dan BCA Express, karena kegiatan usaha disekitarnya tutup atau tidak beroperasi mengikuti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti pusat perbelanjaan, pusat bisnis (kantor) dan perdagangan. []


Berita terkait
PSAK 71 Buat Modal BCA Tergerus Hingga Rp 8 Triliun
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menanggapi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang dikenakan bagi lembaga jasa perbankan.
BCA Sebar Deviden Rp 13,6 Triliun, Siapa Mau?
RUPS) Tahunan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) memutuskan untuk menyetor deviden tunai sebesar Rp 13,6 triliun kepada pemegang saham.
Relaksasi Kredit, BCA Utamakan Assessment Nasabah
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya bakal mengedepankan assessment kasus per kasus dalam pelonggaran kredit.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.