Kenapa Banyak Orang Kepo Agama Prabowo?

Banyak orang kepo agama calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Ini alasannya.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berpidato di depan pendukungnya di Istana Kesultanan Kadriah Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (17/3/2019). Dalam kesempatan tersebut Prabowo Subianto menerima penganugerahan gelar Datok Sri Setia Negara dari Kesultanan Kadriah Pontianak. (Foto: Antara/HS Putra)

Jakarta, (Tagar 20/3/2019) - Peneliti dari Seven Strategic Studies Girindra Sandino mengatakan banyak orang kepo (punya rasa ingin tahu yang besar) mengenai agama calon presdien nomor urut 02 Prabowo Subianto, karena capres tersebut dicitrakan sebagai pejuang Islam, dipilih sebuah komunitas menamakan diri Ijtimak Ulama.

"Ya karena ijtimak ulama memilih dia sebagai pemimpin, tapi kan harus jelas kategorinya. Tidak harus berdasarkan dendam politik tertentu. Nyatanya, banyak juga ulama yang memihak Jokowi," ujar Girindra Sandino dalam wawancara tertulis dengan Tagar News, Rabu malam (20/3).

"Ijtimak ulama malah tidak berkorelasi signifikan terhadap elektabilitas. Seperti halnya komunitas-komunitas biasa deklarasi dukungan," lanjut Girindra.

Seperti diketahui capres Prabowo Subianto berasal dari keluarga dengan agama campuran, bukan Islam tulen. Ibunya beragama Kristen, ayahnya beragama Islam. Nyaris setiap Jumat jelang Pilpres 2019, linimasa Twitter dibanjiri tanda pagar #PrabowoJumatanDiMana. 

Tanda pagar tersebut disebut peneliti LIPI Wasisto Raharjo Jati mencerminkan keraguan banyak orang mengenai kadar religiusitas Prabowo Subianto.

"Itu kan sebenarnya bagian dari sikap dan atensi publik mengenai kadar religiusitas Prabowo Subianto yang selama ini didukung oleh kalangan konservatif," tutur Wasisto kepada Tagar News dalam wawancara tertulis, Jumat sore (8/2). 

"Karena selama ini memang masih minim ekspos tentang aktivitas PS menyangkut hal-hal yang sifatnya spiritual dan religiusitas. Memang itu adalah hak pribadi. Hanya saja beberapa figur berbagi kegiatan mereka misalnya datang ke masjid. PS masih belum seintens itu," lanjut Wasisto.

Ada anomali bahwa seseorang yang Islamnya diragukan justru didukung oleh kelompok yang mengaku paling Islam. Kurang lebih demikian, kata Wasisto.

"Penjelasannya adalah karena kelompok konservatif tidak mendapatkan tempat di pemerintahan Jokowi yang lebih merangkul kalangan tradisionalis. Oleh karena itulah Prabowo menjadi pilihan logis meski tak sesuai dengan latar belakang kelompok tersebut," terang Wasisto. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Pengamat Nilai KPK Beri Harapan Tindak Lanjuti Penyelidikan Formula E
Gengan diperiksanya Gatot juga bisa memberikan informasi yang berarti dalam penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E.