TAGAR.id, Jakarta - Berbicara tentang gangguan kesehatan pada anak, salah satunya yang mungkin sering dialami adalah sakit gigi pada malam hari. Banyak anak mengalami sakit gigi di malam hari, dan orang tua mungkin kesulitan memahami cara membantu anak yang merasakan sakit gigi.
Sebagian besar sakit gigi pada anak-anak disebabkan oleh gigi berlubang saat pulpa di dalam gigi terinfeksi dan meradang. Selain rasa sakit dan tidak nyaman, anak-anak mungkin merasa lelah dan mungkin demam karena infeksi gigi.
PAFI dengan alamat website https://pafikabupatenbatanghari.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berusaha dalam meningkatkan profesionalisme ahli farmasi melalui pendidikan, pelatihan, sertifikasi, penyusunan standar praktik, etika profesi, serta mendorong penelitian dan inovasi di bidang kefarmasian.
Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi mengenai penyebab sakit gigi pada anak di malam hari, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya sakit gigi pada anak di malam hari?
Secara umum, sakit gigi pada anak di malam hari bisa sangat mengganggu karena menyebabkan anak menjadi rewel, sulit tidur, dan bahkan tidak mau makan. Penyebab umum sakit gigi pada anak meliputi gigi berlubang akibat konsumsi makanan manis berlebihan, kurang menjaga kebersihan gigi, masa tumbuh gigi baru, atau masa peralihan dari gigi susu ke gigi permanen. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya sakit gigi pada anak di malam hari yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Adanya gigi berlubang maupun karies gigi
Gigi berlubang adalah penyebab utama sakit gigi pada anak-anak. Proses terjadinya karies dimulai ketika sisa makanan, terutama yang mengandung gula seperti permen, coklat, dan susu, tertinggal di sela-sela gigi. Bakteri di dalam mulut kemudian memecah gula tersebut menjadi asam yang merusak lapisan enamel gigi.
Seiring waktu, kerusakan ini membentuk lubang yang bisa menembus ke bagian dalam gigi yang sensitif, yakni dentin dan saraf gigi. Saat malam hari, rasa sakit cenderung memburuk karena posisi berbaring meningkatkan aliran darah ke kepala sehingga tekanan pada saraf gigi bertambah, membuat rasa nyeri lebih terasa.
2. Kurangnya kebersihan mulut
Anak-anak seringkali kurang disiplin dalam menjaga kebersihan gigi, terutama sebelum tidur. Jika anak tidak menyikat gigi dengan benar dan rutin, plak yang mengandung bakteri akan menumpuk di permukaan gigi dan gusi.
Plak ini dapat menyebabkan iritasi pada gusi (gingivitis) dan mempercepat pembentukan karies gigi. Selain itu, bakteri yang terus berkembang biak di malam hari saat produksi air liur berkurang akan memperparah kondisi mulut dan menimbulkan rasa sakit.
3. Tumbuh gigi baru
Pada masa pertumbuhan, anak-anak mengalami proses tumbuh gigi susu maupun gigi permanen. Proses ini sering menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri pada gusi dan gigi. Rasa nyeri ini biasanya lebih terasa saat malam hari karena anak lebih fokus pada rasa sakit ketika suasana tenang dan tidak banyak aktivitas yang mengalihkan perhatian.
4. Kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism)
Bruxism adalah kebiasaan menggesekkan atau menggertakkan gigi, yang sering terjadi saat tidur. Kebiasaan ini menyebabkan tekanan berlebih pada gigi dan otot rahang, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan kelelahan pada gigi dan jaringan sekitarnya. Rasa sakit akibat bruxism biasanya muncul atau memburuk di malam hari dan pagi hari setelah bangun tidur.
5. Konsumsi susu atau minuman manis sebelum tidur
Memberikan susu atau minuman manis menggunakan botol saat anak tidur dapat menyebabkan gula menempel lama di gigi. Kondisi ini dikenal sebagai “karies botol” atau “gigi gigis,” yang merupakan kerusakan gigi akibat paparan gula terus-menerus saat tidur. Gula yang tertinggal di mulut menjadi makanan bagi bakteri yang menghasilkan asam, sehingga mempercepat proses pembentukan lubang dan rasa sakit.
6. Posisi tidur dan aliran darah
Saat anak berbaring, aliran darah ke kepala dan gigi meningkat. Peningkatan tekanan darah ini dapat memperparah rasa sakit yang sudah ada di gigi atau gusi. Selain itu, posisi berbaring membuat cairan dan nanah akibat infeksi gigi sulit mengalir keluar, sehingga menimbulkan tekanan dan nyeri yang lebih hebat di malam hari.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati sakit gigi pada anak di malam hari?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai sakit gigi pada anak di malam hari. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala sakit gigi pada anak di malam hari, sehingga dapat membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Parasetamol
Paracetamol adalah obat pereda nyeri yang paling umum dan direkomendasikan oleh apoteker. Obat ini aman digunakan untuk anak-anak dan dapat diberikan mulai usia 2 bulan ke atas dengan berat badan minimal 4 kg.
Obat ini bekerja dengan mengurangi rasa sakit dan menurunkan demam yang sering menyertai sakit gigi. Paracetamol dapat diberikan dalam bentuk sirup dengan dosis sesuai usia dan berat badan anak. Contoh merek yang sering digunakan adalah panadol anak, termorex sirup, tempra sirup, dan sanmol sirup.
2. Ibuprofen
Ibuprofen adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) yang tidak hanya meredakan nyeri tapi juga mengurangi peradangan di area gigi dan gusi. Obat ini cocok untuk anak usia minimal 3 bulan dengan berat badan 5 kg ke atas.
Ibuprofen biasanya diberikan dalam bentuk sirup, seperti proris sirup, proris forte, atau farsifen suspensi. Dosis harus disesuaikan dengan usia dan berat badan anak, dan obat ini sebaiknya diberikan setelah makan sesuai anjuran dari apoteker.
3. Naproxen
Naproxen bisa direkomendasikan oleh apoteker, apabila jika paracetamol dan ibuprofen tidak tersedia, Obat ini juga berfungsi meredakan nyeri dan pembengkakan akibat sakit gigi.
4. Obat oles benzocaine
Dentasol adalah obat oles yang mengandung benzocaine, yaitu anestesi lokal yang dapat memberikan sensasi mati rasa sementara pada gigi dan gusi yang sakit. Obat ini membantu meredakan nyeri akibat radang gusi atau tumbuh gigi dan memberikan rasa nyaman dengan sensasi dingin.
Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi gejala sakit gigi pada anak di malam hari adalah berkumur dengan air garam hangat sebelum tidur. Berkumur dengan air garam hangat dapat membantu membersihkan area mulut dan mengurangi peradangan serta rasa sakit pada gusi. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker, agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai kebutuhan.
Dapatkan informasi kesehatan serta layanan farmasi gratis dengan mengunjungi pafikabupatenbatanghari.org melalui smartphone Anda. []