Beijing - Raksasa teknologi China, Huawei kehabisan stok chip prosesor untuk pembuatan ponsel pintar (smartphone) karena terkena sanksi Amerika Serikat (AS). Tekanan AS menurut seorang eksekutif perusahaan itu, memaksa Huawei menghentikan produksi chip-nya yang paling canggih.
"Ini sebagai tanda semakin rusaknya bisnis Huawei akibat tekanan Amerika," kata pejabat itu seperti diberitakan dari Arab News, Minggu, 9 Agustus 2020.
Huawei tidak memiliki kemampuan untuk membuat chipnya sendiri. Ini adalah kerugian yang sangat besar buat kami.
Baca Juga: Intelijen Kanada: Kasus Huawei akan Kejutkan Dunia
Huawei Technologies, salah satu produsen smartphone dan peralatan jaringan terbesar, berada di pusaran ketegangan yang terjadi antara AS dengan China -China terkait masalah faktor teknologi dan keamanan. Perseteruan telah memasukkan aplikasi video populer milik Tiongkok, TikTok dan layanan perpesanan WeChat.
Washington memutuskan akses Huawei ke komponen dan teknologi AS termasuk musik Google dan layanan ponsel cerdas lainnya tahun lalu. Sanksi itu semakin diperketat pada Mei ketika Gedung Putih melarang vendor di seluruh dunia menggunakan teknologi AS memproduksi komponen untuk Huawei.
Richard Yu, Presiden Unit Konsumen Perusahaan Huawei mengatakan produksi chip Kirin yang dirancang oleh para insinyur Huawei akan dihentikan pada 15 September karena dibuat oleh kontraktor yang teknologi manufaktur AS. Huawei tidak memiliki kemampuan untuk membuat chipnya sendiri. "Ini adalah kerugian yang sangat besar bagi kami," katanya, Jumat di sebuah konferensi industri, China Info 100, menurut rekaman video dari komentarnya yang diposting di beberapa situs web.
Yu menambahkan, sayangnya, pada putaran kedua sanksi AS, Huawei Kirin hanya menerima pesanan hingga 15 Mei. Produksi akan ditutup pada 15 September. “Tahun ini mungkin generasi terakhir chip kelas atas Huawei Kirin,” tuturnya.
Yu menegasan, lebih luas lagi, produksi ponsel pintar Huawei tidak memiliki chip dan tidak ada pasokan. Penjualan smartphone tahun ini mungkin akan lebih rendah dari level tahun 2019 yaitu 240 juta handset. Namun ia tidak memberikan rincian. Perusahaan juga tidak segera menanggapi pertanyaan pada hari Sabtu.
Huawei, yang didirikan pada 1987 oleh seorang mantan insinyur militer, menyangkal tuduhan perangkatnya dipakai untuk memfasilitasi mata-mata China. Pejabat China menuduh Washington menggunakan keamanan nasional sebagai alasan untuk menghentikan pesaing industri teknologi AS.
Simak Pula: Huawei Pecat 60 Persen Karyawannya di India
Huawei adalah pemimpin di antara pesaing China yang muncul di bidang telekomunikasi, mobil listrik, energi terbarukan, dan bidang lain di mana Partai Komunis yang berkuasa berharap Tiongkok dapat menjadi pemimpin global. Huawei memiliki 180.000 karyawan dan salah satu perusahaan dengan anggaran penelitian dan pengembangan terbesar di dunia dengan lebih dari US$ 15 miliar setahun. Tapi, seperti kebanyakan merek teknologi global, perusahaan bergantung pada kontraktor untuk memproduksi produknya. []