Kementerian Luar Negeri Galakkan Promosi Kopi ke Eropa

Sejumlah duta besar menggelar acara webinar dengan pengusaha Eropa untuk menggalakkan penjualan kopi Indonesia.
ilustrasi biji kopi.(sumber:Tagar/fb Kementan)

Jakarta - Kopi arabika asal Indonesia memiliki cita rasa yang kuat dan khas. Demikian pendapat Andre Nilsson dari Swedia. "Apabila dikembangkan  lebih baik lagi, Indonesia bisa menjadi salah satu negara pengekspor kopi terbagus di dunia," kata Andre.

Andre berbicara dalam  ”Indonesia’s Specialty Coffe-Europe” yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri Indonesia secara webinar Senin 12 Oktober 2020. Acara berlangsung hingga malam mengingat para peserta diskusi, termasuk pembisnis kopi, berasal dari sejumlah negara: Swedia, Finlandia, Norwegia, Denmark, dan Jerman.

Acara dibuka Prayono Atiyanto,Dubes/Diplomat Ahli Utama Kemlu. ”Kami sengaja mengambil tema specialty coffee ini karena tujuannya h mencari titik temu dan mencatat cara inovatif untuk meningkatkan ekspor kopi ke Eropa”, kata Prayono. Dari pihak Indonesia hadir ”Morning Glory Coffee”, perusahaan Anomali Coffee, analis kopi dari Jawa Barat dan PTPN 12 Jember. Diskusi soal bisnis kopi ini dipandu Dubes Bagas Hapsoro.

Sekitar 80 persen produksi kopi Indonesia masih dikuasai oleh jenis robusta," kata Regnar.

Dua barista Finlandia, Jani Huusko danHannah, sependapat dengan Andre yang menyebut cita rasa kopi arabika Indonesia demikian khas, namun begitu dicari, terkadang persediaan di pasar tidak banyak. Menurut mereka Indonesia harus memanfaatkan negara-negara Nordik, mengingat penduduk negara itu peminum kopi terberat di dunia. ”Bayangkan rata-rata satu orang meminum 12-13 kg per-tahun”, kata Jani Husska yang sudah 9 tahun menggeluti kopi spesial.

Natanael Charis, CEO/pendiri ”Morning Glory Coffee” Natanael menjelaskan proses produksi kopi. Satu hal yang perlu ditekankan dalam proses produksi kopi, ujarnya, pengusaha mengontrol secara ketat setiap langkah dari proses kopi sesuai dengan kaedah internasional. “Ini berlaku untuk semua orang yang terlibat dalam rantai pemrosesan kopi kami”, kata Natanael.

Rocky Martakusumah, seorang Q Arabica Grader dan barista, asal Bandung menambahkan awa Barat siap menyediakan kopi bagus kelas dunia.

”Kami seperti halnya dengan Morning Glory Coffee menggunakan internet of things untuk pengembangan kopi”, ujar Rocky. Kata kunci menurut Rocky adalah kualitas kopi akan dihasilkan dari inovasi, teknologi dan traceability.” Kami bisa membuktikan asal kopi Indonesia untuk specialty coffee”, kata Rocky.

Pengusaha asal Norwegia, Alf Kramer menjelaskan walau Indonesia dikenal dengan kopi robustanya, namun ternyata jenis kopi Arabica dari Indonesia lebih banyak menarik para penggemar kopi asal Eropa. Alf Kramer juga menyarankan perlunya diperbanyak pemasaran. ”Orang-orang Eropa sangat kritis terhadap informasi,” kata Alf Kramer.

Pengimpor green beans (biji kopi) Regnar Kragh asal Denmark juga memberikan masukan dalam diskusi, yakni terkait kontinuitas dari persediaan. Regnar menyayangkan produksi kopi Arabica di Indonesia yang masih tergolong kurang banyak. "Sekitar 80 persen produksi kopi Indonesia masih dikuasai oleh jenis robusta," kata Regnar.

Diskusi juga mendengarkan cerita sukses perusahaan kopi Indonesia yang memasarkan label ”My Bali Coffee”. Perusahaan di Jerman ini mampu mengembangkan varian kopi Indonesia dan telah dipasarkan ke lebih 300 unit toko dan supermarket di Jerman. Perolehan kopi my Bali Coffee, menurut pemiliknya, Sascha Bayu Handoyo, dilakukan melalui ”direct trade” langsung dengan petani kopi Indonesia secara berkelanjutan di beberapa sentra kopi Indonesia.

Menurut Prayono melalui webinar ini Kemlu menggalakkan program yang memberikan informasi langsung bagi para pengiat kopi tentang pentingnya kopi. Tidak saja mempunyai nilai bisnis, tetapi juga sosial dan perhatian kepada lingkungan. []

Berita terkait
Dekopi Tawarkan Kementan Kerjasama Bangun House of Coffee
Dekopi tawarkan Kementan kerjasama untuk mendirikan house of coffee yang nantinya menjadi pusat informasi bagi mereka yang mau ekspor kopi.
Omzet Ratusan Juta Mantan Pelayan Warung Kopi Bulukumba
Mantan pelayan warung kopi di Bulukumba, Sulawesi Selatan, berhasil mendirikan warung kopi sendiri dan beromzet hingga ratusan juta per bulan.
Hari Kopi Sedunia, Ini Sejarah dan Harga Termahalnya
Kopi paling mahal di dunia saat ini, jatuh pada Black Ivory yang berasal dari Thailand Utara. harganya Rp 23,7 juta per 500 gram.
0
SDR: Kenapa KPK Tak Kunjung Panggil Gubernur DKI, Dispora, Bank DKI & FEO
Sementara dalam kepentingan penanganan kasus dugaan korupsi, baik Mabes Polri dan KPK tentunya akan merujuk pada hasil pemeriksaan BPK.