Kementan Uji Coba Vaksin Virus Demam Babi Afrika

Kementan akan segera melakukan uji coba vaksin untuk mencegah virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.
Ilustrasi vaksin. (Foto: Pixabay/Steve Buissinne)

Jakarta - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita akan segera melakukan uji coba vaksin untuk mencegah virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika. Uji coba akan dilakukan dengan anggota tim ahli yang terdiri dari beberapa guru besar dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).

"Dalam waktu dekat, prototipe vaksin akan segera diujicobakan, mudah-mudahan berhasil, sehingga bisa mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut," kata Ketut melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, 15 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.

Adapun sebagian anggota tim ahli tersebut, di antaranya Prof. I Nengah Kerta Besung dan Prof. IGN Kade Mahardika dari FKH Universitas Udayana. Kemudian Prof. Sri Hadi Agung Priyono dan Prof. I Wayan Teguh Wibawan dari FKH Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. AA Gde Putra dari Komisi Ahli Kesehatan Hewan serta Kepala Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) drh. Agung Suganda.

Ketut menjelaskan bahwa pembuatan vaksin ASF ini tidak mudah. Karena meski sejumlah negara mencoba membuatnya hingga kini belum ada yang berhasil membuat vaksin tersebut.

Terkait dengan kasus kematian babi yang mencapai 898 ekor di Provinsi Bali dalam satu bulan terakhir, Ketut menegaskan bahwa kejadian tersebut masih merupakan suspek (dugaan) dari ASF.

Ia menilai tindakan pengendalian yang dilakukan petugas kesehatan hewan di Provinsi Bali sudah tepat dan tetap sigap dalam mengantisipasi kasus serta mencegah penyebaran penyakit.

"Berbeda dengan daerah atau negara lain, kasus kematian babi di Bali saat ini hanya mencapai 0,11 persen dari total populasi babi di Bali yang berjumlah 800 ribu ekor. Artinya petugas sudah sigap menghadapi kasus ini," kata Ketut.

Pemerintah memperkirakan kasus kematian Babi di Bali karena adanya penerbangan langsung dari negara tertular serta praktek pemberian sisa-sisa makanan sebagai pakan (swill feeding) yang memang biasa dilakukan masyarakat.

"Swill feeding diduga merupakan sumber masuknya penyakit ini, mengingat sifat virus yang tahan pada makanan olahan dan juga di lingkungan," ujarnya.

Namun demikian, Ketut menegaskan bahwa virus penyebab penyakit babi di Bali ini tidak dapat menular ke manusia (bukan zoonosis), sehingga masyarakat diimbau tidak perlu takut mengonsumsi daging babi. []

Berita terkait
HKBP Imbau Pemerintah Hadir Atasi Demam Babi Afrika
Persoalan virus African Swine Fever (ASF) yang mengakibatkan puluhan ribu ton ternak babi mati direspons gereja HKBP.
Video Klip Crown Milik TXT Ditonton 100 Juta Kali
Video klip Crown milik TXT berhasil menjadi klip tercepat yang ditonton sebanyak 100 juta kali.
Demam Babi Afrika, Rusak Perekonomian Warga Humbahas
Demam babi Afrika di Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, berdampak luas terhadap sendi perekonomian masyarakat.