KemenKopUKM Fokus Kembangkan Enam Program pada 2021

Menkop UKM Teten Masduki mengatakan, pihaknya fokus mengembangkan 6 program pada 2021. Simak perinciannya sebagai berikut.
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM)Teten Masduki. (Foto:Tagar/Kemenkop UKM)

Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM)Teten Masduki mengatakan, pihaknya fokus mengembangkan 6 program pada 2021 yang meliputi bidang perkoperasian, usaha mikro, UKM, kewirausahaan, penyaluran dana bergulir, dan penguatan pemasaran produk.

“Untuk bidang perkoperasian kami menargetkan outcome terwujudnya koperasi modern,” ungkapnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Senayan Jakarta, Kamis, 21 Januari 2021.

Teten menjelaskan, koperasi modern akan dikembangkan melalui perluasan model bisnis koperasi dan fasilitasi pemanfaatan teknologi melalui digitalisasi koperasi. Selain itu juga melalui pembiayaan dan penjaminan koperasi dengan skema permodalan, penerapan Good Corporate Governance koperasi Melalui Sistem Pengawasan Terpadu, dan pengembangan SDM perkoperasian dan jabatan fungsional.

Sementara untuk usaha mikro diharapkan outcome yang tercapai berupa terwujudnya usaha mikro yang naik kelas. Teten menyebutkan, untuk mencapai itu, pihaknya mendorong pembiayaan usaha mikro melalui fasilitasi penguatan modal, kemudahan izin dan perlindungan di area infrastruktur publik, pengembangan rantai pasokan usaha mikro melalui standarisasi dan skema jaringan pemasaran. 

Kemudian pengembangan kapasitas usaha mikro melalui transformasi informal menuju formal. Adapun bidang UKM dengan outcome mendorong pelakunya masuk ke pasar ekspor melalui Pengembangan Investasi dan UKM Melalui Skema/Sistem Pembiayaan dan Potensi Investasi dan Pengembangan SDM UKM Melalui Fasilitasi Pelatihan dan Pendampingan Serta Pengembangan Kawasan/Kluster UKM Berbasis Ekspor. 

Untuk bidang perkoperasian kami menargetkan outcome terwujudnya koperasi modern.

Selanjutnya Pengembangan Kawasan Dan Rantai Pasok UKM Berbasis Tematik Potensi Kewilayahan dan Kemitraan Dan Perluasan Akses Pasar Melalui Scalling Up Produk UKM. Lalu untuk bidang Kewirausahaan dengan outcome Peningkatan Rasio Kewirausahaan yang saat ini 3,47 persen.

“Kami akan fokus pada Konsultasi Bisnis dan Layanan Pendampingan Usaha dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Melalui Fasilitasi,” sebut Menkop UKM.

Menurutnya, hal itu ditunjang dengan Pengembangan Ekosistem Bisnis Melalui Kerjasama Dunia Usaha dan Dunia Industri Serta Perguruan Tinggi dan Pembiayaan Wirausaha Melalui Perluasan Akses Pembiayaan dan Fasilitasi Permodalan.

Sedangkan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) pun akan diperkuat untuk menyalurkan Dana Bergulir bagi Koperasi Diarahkan Ke Sektor Riil di Fokuskan Kepada Sub Sektor Pertanian, Kehutanan (Perhutanan Sosial), Pertenakan, Perikananan, Perkebunan dan UKM Strategis.

Kapasitas Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LLP-KUMKM) juga akan ditingkatkan dalam melayani pemasaran dan perdagangan lokal, regional, dan internasional. 

“Kami akan mendorong pengembangan SMESCO HUB untuk Indonesia Bagian Timur didukung dengan pelatihan dan pengembangan Program Sparc,” sebut Teten.

Di sisi lain, Teten mengungkapkan bahwa Banpres Produktif untuk Pelaku Usaha Mikro pada tahun 2020 juga telah tersalurkan kepada 12 juta usaha mikro (100%) dengan nilai anggaran Rp28,8 triliun.

Tetapi, belum seluruhnya disalurkan oleh perbankan hal lantaran masih adanya pembatasan sosial. Oleh sebab itu, Kemenkop UKM mengajukan pertimbangan kepada Kementerian Keuangan agar dapat memberikan kelonggaran pencairan hingga 31 Januari 2021.

Berdasarkan hasil survei monitoring Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wakil Presiden RI dan Kementerian Koperasi dan UKM dengan jumlah responden 1.261 Orang, mayoritas sebesar 88,5% Memanfaatkan dana untuk kegiatan produktif terutama untuk pembelian bahan baku, dan 69% sudah mencairkan serta 31% belum mencairkan terkendala proses aktivasi ataupun belum memiliki waktu pencairan.

Sumber data 12 juta pelaku usaha mikro diusulkan oleh BUMN/BLU sebanyak 5,4 juta, Dinas yang membidangi Koperasi dan UMKM Provinsi/DI, Kabupaten dan Kota sebanyak 5,2 juta, Perbankan sebanyak 868 ribu, Koperasi sebanyak 294 ribu, dan Kementerian/Lembaga 132 ribu.

Sementara Survey BRI membuktikan terhadap pemanfaatan dana Banpres Produktif Usaha Mikromenunjukan bahwa sebesar 75,4% dimanfaatkan untuk membeli bahan baku/bibit/barang dapur, dan sebesar 44,8% responden UMKM masih beroperasi karena meningkat usahanya setelah menerima Banpres Produktif untuk Pelaku Usaha Mikro dan sebesar 51,5% responden UMKM yang tutup sementara menjadi beroperasi kembali.

Rencana Program Banpres Produktif Usaha Mikro Tahun 2021, Kementerian Koperasi dan UKM telah berikirim surat ke Kementerian Keuangan dengan Nomor 79/M.KUKM/XII/2020, tanggal 14 Desember 2020, Hal Usulan Lanjutan Program Banpres Produktif Pelaku Usaha Mikro TA. 2021, usulan penambahan anggaran sebesar Rp28,8 Triliun.

Jumlah itu ditargetkan menyasar 12 juta Usaha Mikro yang akan diberikan dana bantuan langsung sebesar Rp 2,4 juta. Penyaluran Banpres akan diprioritaskan dari aspek pemerataan antar daerah dan yang belum menerima bantuan Banpres dan Bagi yang sudah mendapatkan bantuan Banpres akan diarahkan untuk mengakses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. []

Berita terkait
Teten Masduki: Kebangkitan KUMKM Kunci Pemulihan Ekonomi
Menkop UKM Teten Masduki mengatakan, kebangkitan UMKM dan koperasi merupakan kunci pemulihan ekonomi, terutama dalam penyerapan tenaga kerja.
Kemenkop UKM: Semua Sektor UMKM Terguncang Akibat Covid-19
Kemenkop UKM mengatakan, tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi UMKM. Sebab pandemi Covid-19 menyebabkan goncangan serius di semua sektor.
KemenKopUKM Susun 6 Indikator Adaptasi & Transformasi KUMKM
Kementerian Koperasi dan UKM optimistis kontribusi ekspor UMKM akan meningkat menjadi 15,12 persen pada tahun 2021.