Kemenko Marves Dukung Hilirisasi Produk Kelautan & Perikanan

Kemenko Marves melakukan rakor penguatan produksi Hidrolisat Protein Ikan (HPI) dan pemanfaatannya.
Kemenko Marves melakukan rakor penguatan produksi Hidrolisat Protein Ikan (HPI) dan pemanfaatannya.(Foto:Tagar/Kemenko Marves)

Cirebon - Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) untuk menindaklanjuti penguatan produksi Hidrolisat Protein Ikan (HPI) dan pemanfaatannya. Ini, sebagai peningkatan asupan dalam bentuk suplementasi gizi dan diversifikasi produk pangan.

Pemanfaatan HPI dilakukan guna menghasilkan nilai tambah sebuah produk, terutama dalam kaitannya dengan produk olahan dari sektor perikanan.

HPI, merupakan campuran peptida yang didapat melalui hidrolisis (pemecahan) protein dari ikan, mampu dibentuk menjadi berbagai bahan makanan fungsional bagi tubuh manusia yang mudah diasimilasi oleh makhluk hidup. Pemanfaatan industri HPI ini, dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting dan gizi buruk, serta meningkatkan perekonomian masyarakat.

Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Maritim Sugeng Santoso, dalam arahannya menyampaikan bahwa pemanfaatan HPI merupakan bentuk pengembangan ekosistem klaster industri perikanan.

“Pemanfaatan HPI dilakukan guna menghasilkan nilai tambah sebuah produk, terutama dalam kaitannya dengan produk olahan dari sektor perikanan,” ungkap Sugeng di Cirebon pada Kamis, 28 Januari 2021.

Pengembangan klaster industri seperti ini, menurut Sugeng merupakan alternatif pendekatan yang dinilai efektif untuk membangun keunggulan daya saing value chain industri dalam meningkatkan nilai tambah untuk mengembangkan perencanaan teknologi, mengintegrasikan sumber daya bahan baku, sertai industri pasar.

Sugeng juga menjelaskan bahwa peningkatan nilai tambah atau value chain industri untuk memiliki kekayaan intelektual, pemrosesan bahan baku, melakukan litbang, serta pengembangan teknologi dan inovasi, meningkatkan perusahaan inti, dan mendorong terjadinya kerjasama, seperti kontrak produksi ataupun kontrak pemasaran.

“Harapannya, kerja sama dengan industri dalam rangka upaya yang lebih fokus bagi terjalinnya kemitraan yang saling menguntungkan dan pengembangan jaringan bisnis. Bagi pembuat kebijakan dan pihak berkepentingan lainnya, pendekatan ini memungkinkan potensi skala pengaruh dari kebijakan dan program, dan cakupan dampaknya yang signifikan," jelas Sugeng.

Selanjutnya Sugeng menyampaikan bahwa pengembangan klaster industri inovasi ekstrak produk perikanan (HPI) dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait agar terjadi sinergi dan berfokus mengolah sumber daya ikan guna menghasilkan produk yang kaya gizi.

"Penciptaan nilai tambah dari industri HPI ini terjadi sepanjang rantai pasokan, mulai dari nelayan, rantai pengiriman, koperasi, industri, hingga pemasaran. Dengan demikian, pada akhirnya industri HPI akan berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat,” sebutnya.

Sementara implementasi Iptek dan inovasi dalam pengembangan klaster industri ini, berkontribusi pada nilai tambah dan secara agregat akan berujung pada perekonomian makro berupa peningkatan PDRB atau Produk Domestik Bruto (PDB). 

Kemenko MarvesKemenko Marves melakukan rakor penguatan produksi Hidrolisat Protein Ikan (HPI) dan pemanfaatannya.(Foto:Tagar/Kemenko Marves)

"Untuk itu diperlukan penyelarasan perencanaan dan kegiatan antara pihak-pihak yang bersinergi agar efektif,” ungkapnya.

hal yang sama diungkapkan Plt. Bupati Indramayu H. Taufik Hidayat yang diwakili oleh Plt. Kepala Dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu Edi Umaedi.

“Diversifikasi produk perikanan dengan adanya pabrik HPI diharapkan akan berdampak langsung pada masyarakat, baik secara ekonomi maupun kesejahteraan," kata Plt. Kadis Edi.

Penguatan HPI dan pemanfaatannya menjadi potensi yang sedang dikembangkan oleh pemerintah, dilatarbelakangi oleh potensi ikan di perairan Indonesia yang mencapai 15 juta ton berdasarkan data tahun 2018. 

Hal ini menjadikan HPI yang memiliki bahan dasar dari ikan, mampu untuk dijadikan salah satu klaster pengembangan industri di sektor perikanan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk implementasi dari RPJM 2022-2024 mengenai pembangunan di sektor kelautan dan perikanan.

HPI menjadi sumber protein yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dibandingkan dengan susu. Berbagai macam produk seperti susu, kue, bahkan mie instan bisa dibuat melalui HPI. 

Produksi dari HPI akan dibuat menjadi lebih baik dengan proses bisnis yang terintegrasi dimulai dari para nelayan yang menangkap ikan dengan perkiraan 16 ton per bulan yang nantinya dikirim ke koperasi untuk dipasarkan langsung ke industri yang memproduksi HPI tersebut.

Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Amalyos Chaniago memaparkan sudah ada beberapa industri terkait produksi dan pemanfaatan HPI di Indonesia.

"Industri HPI ini memang perlu untuk dikembangkan, ditingkatkan produksinya, dan diketahui manfaatnya di masyarakat. Sudah ada beberapa industri yang bekerja sama dengan pihak swasta. Pemanfaatan HPI ini, nantinya mampu menurunkan angka stunting dan gizi buruk di Indonesia," tegas Asdep Amalyos.

Salah satu contohnya adalah PT Berikan Teknologi Indonesia yang memproduksi dan menyuplai 17 ton per bulan dari 7 unit mesin pengolah HPI ke PT Kimia Farma Export agar diproduksi menjadi produk makanan yang ramah lingkungan, di mana ada 9 juta anak di seluruh Indonesia yang mampu menerima produk dalam rangka menurunkan angka stunting dan gizi buruk di Indonesia yang masih dalam peringkat ke-4 dunia dengan persentase sebesar 27,7%.

Proses bisnis yang terintegrasi juga dibentuk atas dasar konsep otonomi protein. Konsep ini pada dasarnya ingin menjadikan industri pengelolaan HPI menjadi lebih mandiri dan dikelola oleh Indonesia. 

Pemerintah nantinya mampu memanen, mengolah, memproduksi, menyuplai, dan memasarkan ke berbagai wilayah di Indonesia secara mandiri melalui perusahaan dalam negeri.

Manfaat dari HPI sendiri masih berusaha dikenalkan dengan berbagai cara di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu caranya adalah melalui program Food Festival HPI yang sudah diadakan di tahun 2019. 

Melalui acara ini masyarakat dikenalkan berbagai produk hasil olahan HPI dan berusaha membangun kesadaran masyarakat terkait masalah dan cara penyelesaian stunting dan gizi buruk di Indonesia.

Penurunan angka stunting dan gizi buruk sangat bergantung dari adanya kecukupan gizi anak Indonesia. Dengan adanya peningkatan produksi dan pemanfaatan HPI yang digaungkan pemerintah, diharapkan menjadi solusi bagi penurunan angka stunting dan gizi buruk di Indonesia, sehingga mampu memperbaiki kualitas sumber daya manusianya sejak dini. []

Berita terkait
Masalah Sampah, Kemenko Marves Tinjau Langsung Desa Labuan
Kemenko Marves terjun langsung ke beberapa titik lokasi timbunan sampah di bibir pantai Desa Labuan Pandeglang, begini kondisi sesungguhnya.
Kemenko Marves: Kapal Riset ARA Temukan Objek di Kedalaman
Kemenko Marves memasuki pencarian hari ke-7 Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menggunakan Kapal Riset ARA dan menemukan objek dikedalaman.
Kemenko Marves Dukung Peningkatan Produksi Udang Nasional
Kemenko Marves tengah menyiapkan industri kincir air dan pompa air sebagai dukungan terhadap upaya peningkatan hasil udang nasional.
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura