Kemarau Panjang di Jabar, Waspada Terjadi Kebakaran

Tiga Kabupaten di Jawa Barat mengalami kekeringan akibat kemarau panjang, BMKG mengimbau kepada warga agar waspada kebakaran.
Situ Cipanunjang di Kabupaten Bandung yang mulai mengalami penurunan debit air selama musim kemarau. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat mengimbau masyarakat Jawa Barat untuk meningkatkan waspada terhadap potensi mudahnya terjadi kebakaran akibat kekeringan atau musim kemarau ekstrem di beberapa wilayah di Jawa Barat.

“Masyarakat (Jawa Barat) di imbau agar waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan yang bisa berdampak terhadap banyak hal seperti kebakaran,” tutur Peneliti Cuaca dan Iklim BMKG Jawa Barat Lid Mujtahidin dalam keterangan tertulisnya di Bandung Kamis 4 Juli 2019.

Selain itu, masyarakat pun harus waspada terhadap kelangkaan air bersih atau berkurangnya sumber air tanah akibat musim kemarau. Disamping itu, masyarakat terutama kelompok petani agar waspada terhadap pertaniannya.

 “Terutama pertanian dengan sistem tadah hujan yang berpotensi mengalami gagal panen akibat musim kemarau ekstrem.”ujar dia.

Artikel lainnya: Kemarau Panjang di Jatim, Ribuan Hektar Sawah Gagal Panen

Sebagaimana diketahui, dari  hasil monitoring hari tanpa hujan dan Peta analisis curah hujan kemarin atau hari ini menunjukkan akan ada tiga Kabupaten di Jawa Barat yang diprediksikan akan mengalami kekeringan ekstrim.

Tiga kabupaten tersebut, yakni; Kabupaten Bekasi yang meliputi daerah Lemah Abang dan Pegayuran. Kabupaten Karawang meliputi daerah Pasir Ukem dan Pataruman. Kabupaten Indramayu yang meliputi Gantar, Bantar, Bantarhuni, Cipancuh dan Taming.

Tidak Berdampak Pada Kelangkaan Air PDAM

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Humas PDAM Tirtawening M Indra Pribadi mengakui adanya penurunan level muka air sebesar 50 cm dari tinggi level 144.206 dpl di Situ Cipanunjang  pada 19 Juni 2019 lalu.

“Berdasarkan laporan petugas produksi, memang selama musim kemarau ada penurunan di Situ Cipanunjang sepanjang bulan Mei dan Juni mulai di level 50 centimeter sampai 3.84 centimeter,” tutur dia.

Artikel lainnya: Kemarau Landa Taput, Petani Terancam Gagal Panen

Namun demikian, kondisi tersebut tidak sampai mempengaruhi persedian air baku PDAM Tirtawening selama satu bulan ke depan. Sampai saat ini persedian air baku PDAM Tirtawening masih dalam kondisi normal.

“Kapasitas produksi masih di 28.00l/dtk. Melihat dari ketinggian air baku tinggi level muka air Situ cipanunjang  terakhir di Juni 2019 masih di 144.156 dpl, masih aman untuk satu bulan ke depan,” jelas dia.

Diketahui, Situ Cipanujang merupakan sumber air baku utama PDAM Tirtawening Kota Bandung yang berada di Kabaputen Bandung. []

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.