Kemarau Panjang di Jatim, Ribuan Hektar Sawah Gagal Panen

Akibat kemarau panjang, ribuan hektar sawah di Jawa Timur gagal panen.
Tanaman jagung di Surabaya Barat mulai mengering akibat kemarau. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Jawa Timur - Dinas Pertanian mencatat kemarau panjang di Jawa Timur hingga 24 Juni 2019 mengakibatkan 24.633 hektare sawah mengalami kekeringan dan mengakibatkan 983 hektare tanaman padi mengalami gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengatakan, tiga kabupaten yang sangat rawan mengalami kekeringan adalah Bojonegoro, Lamongan, dan Pacitan. Daerah ini sawah yang terdampak di atas 1.000 hektare, dengan rincian Bojonegoro seluas 11.016,8 hektare, Lamongan 6.806,6 hektare, dan Pacitan  1.139,5 hektare. Sementara daerah rawan yakni Tuban karena luasan sawah terdampak kekeringan di bawah 1.000 hektare yakni seluas 553,25 hektare

kekeringan beberapa Kabupaten di Jatim tidak terlalu signifikan mempengaruhi produksi padi, karena stoknya masih surplus. 

Kepastian stok beras aman karena luas tanaman padi mencapai 1,9 juta hektare. Sedangkan yang mengalami kekeringan hanya 1,32 persen, dan gagal panen hanya 0,05 persen.

“Jadi tidak terlalu signifikan. Namun jumlah itu bisa bertambah karena musim kemarau diperkirakan sampai September mendatang,” tegasnya, di Surabaya, Rabu 3 Juli 2019.

Artikel lainnya: Khofifah Besuk Tri Rismaharini, Ngobrol Kemarau

Dinas Pertanian sudah kirim surat ke kabupaten/Kota agar mengantisipasi kekeringan sejak April 2019 lalu. Dinas Pertanian kabupaten/kota diminta menyiapkan varietas tanaman padi yang tahan kering.

“Kabupaten/kota juga bisa manfaatkan lahan basah, seperti daerah rawa atau lebak," ujarnya.

Tak hanya itu saja, sarana prasarana pertanian untuk irigasi seperti embung dan bendungan diharapkan dapat berfungsi dengan baik. Hadi sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Jatim agar sarana dan prasarana pertanian bisa berjalan dengan baik menghadapi musim kemarau.

“Kita siapkan 10.142 pompa air di seluruh brigade (tempat alat pertanian) untuk dimanfaatkan petani menangani sawahnya jika mengalami kekeringan,” terangnya.

Setidaknya tersedia sejumlah 10.142 pompa air di seluruh brigade yang ada di setiap daerah di Jawa Timur yang bisa dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan penanganan bila sawahnya mengalami kekeringan.

Sementara Kepala Perum Bulog Divre Jatim, Muhammad Hasyim memastikan stok beras selama 3 bulan kedepan aman. Meskipun tingkat penyerapan hasil pertanian diprediksi akan menurun akibat musim kemarau.  

“Kita pastikan tidak akan mempengaruhi stok beras karena tahun ini hasil panen para petani melimpah hingga dua kali lipat dari tahun sebelumnya,” tegasnya.

Data Bulog hingga akhir Juni 2019, stok beras mencapai 630 ribu ton. Sementara di bulan yang sama tahun lalu, stok beras hanya sebanyak 300 ribu ton. Dengan begitu, Bulog memprediksi hingga akhir tahun 2019 stok beras aman. Jika nanti daerah yang dilanda kekeringan kekurangan beras, maka Bulog siap menyuplai beras.

“Hingga saat ini penyerapan hasil pertanian masih terus dilakukan. Artinya wilayah penghasil padi di Jawa Timur masih produktif,” pungkasnya. []

Artikel lainnya: Kemarau, BMKG Imbau Warga Aceh Hati-hati Buka Lahan 

Berita terkait
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara