Tegal - Puluhan ribu hektare hutan Perhutani di Kabupaten Tegal dan Brebes rawan kebakaran selama musim kemarau. Petugas akan menggencarkan patroli mengantispasi kebakaran.
Asper Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Margasari KPH Balapulang Bondan Winarno mengatakan, luas areal hutan wilayah KPH Balapulang di Kabupaten Tegal dan Brebes mencapai 27.000 hektare. Areal hutan yang ditumbuhi pohon jati, sengon dan mahoni tersebut rawan terbakar pada musim kemarau.
"Secara umum tidak terlalu rawan kebakaran tapi kita perlu sedini mungkin untuk mengantisipasi, karena tidak mungkin tidak ada kebakaran. Pasti ada," kata Bondan di sela simulasi pemadaman api di kawasan hutan Margasari, Kabupaten Tegal, Selasa 25 Juni 2019.
Artikel lainnya: Kemarau di Tegal, Petani Gagal Panen
Bondan mengemukakan, musim kemarau panjang dampak fenomena El Nino mengakibatkan daun cepat mengering sehingga rawan terjadi kebakaran. Menurutnya, kebanyakan penyebab kebakaran karena ulah manusia.
"Biasanya karena kecerobohan. Ada warga melakukan pembakaran sampah secara sembarangan, atau warga yang melintas kemudian membuang puntung rokok sembarangan," ujarnya.
Simulasi kita lakukan salah satunya untuk me-refresh petugas apabila terjadi kebakaran, sehingga kita bisa antisipasi lebih dini
Untuk mengantisipasi, lanjut Bondan, patroli ke kawasan hutan digencarkan. Selain itu, sosialisasi kepada warga agar ikut menjaga hutan dari kebakaran juga dilakukan.
"Kita melalui stakeholder yang ada, baik LMDH, maupun instansi pemerintah lain, kita imbau masyarakat mari kita jaga bersama hutan kita, baik dari kebakaran maupun perambahan," sebutnya.
Sementara itu simulasi dilakukan petugas Satuan Koordinasi Pelaksana Pencegahan Kerusakan dan Kebakaran Hutan di petak-petak hutan yang rawan kebakaran. Antara lain di sepanjang Jalan Raya Tegal-Purwokerto dan dekat pemukiman warga.
Artikel lainnya: Suhu Dingin di Jabar, BMKG: Tanda Datangnya Kemarau
Dalam simulasi itu, petugas tampak mempraktikkan cara memadamkan api agar tidak meluas dengan teknik sederhana dan menggunakan alat-alat manual. Dengan memukul-mukul api menggunakan daun pisang atau dahan pohon dan menyemprotkan air dari tangki.
Bondan menambahkan, simulasi diharapkan bisa meminimalisir terjadinya kebakaran selama musim kemarau tahun ini.
"Simulasi kita lakukan salah satunya untuk me-refresh petugas apabila terjadi kebakaran, sehingga kita bisa antisipasi lebih dini," katanya. []