Pemalang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang, Jawa Tengah menetapkan siaga darurat bencana kekeringan. Terdapat 14 desa yang dilanda kekeringan dengan 55.529 jiwa yang terdampak.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pemalang Wismo mengatakan, siaga darurat bencana kekeringan ditetapkan Juli.
Penetapan ini menyusul perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait curah hujan selama musim kemarau panjang mulai Mei sampai November.
"Parameternya dari BMKG, perkiraan lamanya tidak hujan. Di Pemalang dari Juni sampai November diperkirakan tidak hujan sama sekali. Jadi kami menetapkan siaga darurat," kata Wismo, Selasa 30 Juli 2019.
Wismo mengungkapkan, kekeringan sudah melanda 14 desa di dua kecamatan. Kecamatan Pulosari sebanyak 12 desa dan Kecamatan Belik sebanyak dua desa.
Baca juga:
Di desa-desa yang mengalami krisis air bersih tersebut, bantuan air bersih disalurkan untuk membantu warga memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Setiap hari disalurkan tiga tangki air.
"Jumlah titik droping air 253 titik dengan jumlah warga yang terdampak 14.352 KK (kepala keluarga) atau 55.529 jiwa," ungkap Wismo.
Menurut Wismo, selain dari pemerintah, penyaluran bantuan air bersih juga dilakukan oleh instansi swasta hingga komunitas masyarakat. "Ada dari bank, Kagama, dan lain-lain membantu," ujarnya.
Terpisah, Prakirawan BMKG Tegal Layla Isnaeni mengemukakan, puncak musim kemarau diperkirakan berlangsung pada Agustus-September.
"Kemarau bukan berarti tidak ada hujan. Musim kemarau biasanya curah hujan di bawah tiga dasarian (satu dasarian 10 hari). Semakin puncak semakin kecil curah hujannya. Curah hujannya kurang dari 50 milimeter per tiga dasarian," jelasnya. []
