Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia tidak hanya mengurusi kepentingan umat Islam, juga melayani kebutuhan umat Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Khong Hu Cu. Enam agama utama di Tanah Air seperti termaktub dalam Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965. Karena itu setiap acara di Kemenag harus didahului dengan doa semua agama. Ini penegasan Menteri Agama Gus Yaqut.
Kita ini sedang Rakernas Kemenag yang di dalamnya bukan hanya urusan agama Islam.
Penegasan tersebut disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akrab disapa Gus Yaqut saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama, Senin, 5 April 2021.
Gus Yaqut menyampaikan permintaan itu setelah mendengar rapat kerja dimulai hanya dengan doa versi Islam.
"Pagi hari ini saya senang Rakernas dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran. Ini memberikan pencerahan sekaligus penyegaran untuk kita semua, tapi akan lebih indah lagi jika doanya semua agama diberikan kesempatan untuk memulai doa," tutur Gus Yaqut.
Pembacaan doa dengan cara agama Islam saja, kata Yaqut, seolah-olah rapat kerja nasional Kementerian Agama seperti acara organisasi kemasyarakatan atau ormas Islam, padahal kementerian yang ia pimpin melayani seluruh agama di Indonesia.
"Jadi jangan kesannya kita sedang rapat ormas Islam Kemenag, tidak. Kita ini sedang Rakernas Kemenag yang di dalamnya bukan hanya urusan agama Islam," ujar Yaqut.
Ia berpesan dalam kesempatan berikutnya doa semua agama diperdengarkan. "Mungkin lain waktu bisa lah, itu kan lebih enak dilihat, semua agama yang jadi urusan di Kemenag sama-sama menyampaikan doanya. Semakin banyak yang doa, probabilita untuk dikabulkan itu semakin tinggi."
Gus Yaqut mengatakan apa yang ia sampaikan itu bentuk otokritik untuk dirinya dan seluruh jajaran di Kementerian Agama.
Gus Yaqut menegaskan Kementerian Agama harus memberikan contoh moderasi beragama bagi seluruh masyarakat Indonesia. "Jangan sampai muncul paradoks, kita ingin melayani semua agama, tapi dalam perilaku kita tidak mencerminkan itu."
Yaqut Cholil Qoumas berlatar pemimpin Gerakan Pemuda Ansor bagian dari Nahdlatul Ulama, begitu ditunjuk sebagai Menteri Agama oleh Presiden Joko Widodo, menunjukkan wajah baru di kementerian tersebut. Di antaranya ia dengan santai memasang ornamen Natal di kantornya pada Hari Raya umat Kristen. Sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya. Yaqut juga mengusulkan Candi Borobudur dijadikan pusat ibadah umat Budha seluruh dunia.