Denny Siregar: Gus Yaqut dan Ide Mekkahkan Borobudur

Mekkah menjadi pusat ibadah Islam seluruh dunia, Candi Borobudur menjadi pusat ibadah Budha seluruh dunia. Brilian Gus Yaqut. Denny Siregar.
Ilustrasi - Pelepasan seribu lampion dalam perayaan Hari Suci Waisah di Candi Borobudur. (Foto: Tagar/BorobudurNews)

Tahun 2011 sejak munculnya ISIS di Indonesia, saya termasuk orang yang paling khawatir negeri ini berantakan karena politik identitas. Apalagi pada tahun 2012 terjadi tindak kekerasan atas warga Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, yang mengakibatkan tiga nyawa melayang. Sejak itulah saya aktif menulis untuk mencegah kelompok barbar ini menguasai Indonesia.

Bukan hanya menulis, saya aktif turun ke lapangan mendukung Jokowi menjadi Presiden Indonesia dua periode dengan harapan besar dia bisa memulai menuntaskan masalah intoleransi di Indonesia. Dan harapan saya membesar ketika akhirnya Jokowi memilih Gus Yaqut, Ketua Umum Banser menjadi Menteri Agama.

Saya percaya Gus Yaqut. Kenapa? Karena saya kenal baik beliau. Kami pernah bersama-sama aktif dalam memerangi intoleransi di Indonesia. Gus Yaqut dengan Ansor dan Bansernya perang di darat menghadang HTI, saya bermain di udara dengan media sosial yang saya punya. 

Dan dari hubungan itulah saya mengenal baik pemikiran-pemikiran Gus Yaqut yang memang sangat plural, mencintai kebhinekaan di Indonesia dan menjaga keutuhan negara. Gus Yaqut dan pasukannya sangat militan kalau sudah masalah ini.

Ketika Gus Yaqut menjadi Menteri Agama, pilihan itu sangat tepat. Karena di sinilah sarang pemikiran yang harus diluruskan. Menteri Agama di Indonesia bukan menteri satu agama saja, tapi Menteri semua agama yang ada di Indonesia.

Dan awal menjabat, Gus Yaqut sudah menggebrak. Sekarang akun-akun di media sosial Menteri Agama bukan hanya berisi tentang agama Islam, tapi juga petuah-petuah bahkan diambil dari kitab suci agama lain. Itu sangat melegakan, mengingat politik identitas itu bermula dari eksklusivitas yang dibangun sehingga membuat kita semua terkotak-kotak. 

Menteri Agama yang baru membongkar itu semua, mengembalikan kebhinekaan kita semua yang akan direnggut paksa oleh kelompok radikal dan pecinta khilafah.

Mirip dengan apa yang dilakukan Arab Saudi dengan Mekkahnya. Bayangkan juga penganut Budha di seluruh dunia ada 6,6 persen dari seluruh populari di dunia.


Candi BorobudurCandi Borobudur. (Foto : Tagar/Instagram @pakindro)

Yang menarik waktu perayaan Imlek, Gus Yaqut menghiasi kantor Menteri Agama dengan pernak-pernik Imlek, hal yang tidak pernah dilakukan Menteri-menteri Agama sebelumnya. Dan salah satu ide menarik Gus Yaqut adalah mencoba memfasilitasi Candi Borobudur untuk bisa menjadi pusat ibadah umat Budha dari seluruh dunia.

Ketika pertama kali mendengar ide itu, saya langsung angkat secangkir kopi. Inilah yang seharusnya sejak dulu dilakukan. Bayangkan, kalau Candi Borobudur bisa menjadi pusat ibadah agama Budha di seluruh dunia, nama Indonesia akan dikenal di dunia.

Mirip dengan apa yang dilakukan Arab Saudi dengan Mekkahnya. Bayangkan juga penganut Budha di seluruh dunia ada 6,6 persen dari seluruh populari di dunia. Dan itu berarti sekitar 500 sampai 600 juta orang. Apa yang terjadi kalau akhirnya Candi Borobudur disahkan sebagai tempat ibadah agama Budha di seluruh dunia?

Wah, yang jelas selain nama Indonesia akan dikenal di seluruh dunia, ini menjadi promosi wisata yang menarik dan mendatangkan pendapatan buat negara dan penduduk sekitar Candi Borobudur dan seluruh Jawa Tengah. Para peziarah dari seluruh dunia datang dan ini akan menaikkan ekonomi sekitar, mulai hotel-hotel, restoran, dan menciptakan ribuan lapangan kerja dan banyak wiraswasta baru.

Indonesia tidak hanya dikenal karena Balinya, juga Jawa Tengah sebagai unggulan pariwisata. Inilah yang seharusnya sejak dulu dilakukan dan alpa dipikirkan oleh Menteri-menteri Pariwisata. Menteri Pariwisata sibuk ingin menghadirkan turis-turis Timur Tengah yang beragama Islam dengan konsep wisata syariah dan wisata halal.

Sialnya lagi, yang mau disyariahkan dan dihalalkan itu Bali, destinasi wisata populer di dunia, yang mayoritas warganya beragama Hindu. Sibuk berpikir bagaimana mengkapitalisasi Bali, lupa sebenarnya di negeri ini banyak potensi.

Gus Dur akan tersenyum di alam sana melihat anak ideologisnya menyebarkan apa yang ia lakukan dan cita-citanya yang belum kesampaian.

Yaqut Cholil QoumasMenteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Tagar/Instagram/gusyaqut)

Ide menjadikan Borobudur sebagai pusat ibadah agama Budha seluruh dunia ini bisa dibilang ide yang sangat brilian. Dan dikeluarkan oleh Menteri Agama. Memang sih Borobudur ada di bawah pengelolaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, tapi mumpung Menterinya Nadiem Makarim yang sama pluralnya, ide ini bakal ditangkap beliau dan didorong untuk secepatnya terwujud.

Dan kalau itu bisa terwujud, maka akan menjadi catatan sejarah terbaik untuk bangsa Indonesia.

Satu lagi. Seandainya Borobudur menjadi tempat ibadah umat Budha seluruh dunia, maka masuknya umat Budha dari seluruh dunia ke Indonesia akan menyingkirkan benalu-benalu NKRI yang berbaju agama karena akan menyebarkan konsep pluralitas di Jawa Tengah. Orang akan lebih sering melihat Biksu berpakaian khas Budha di jalan-jalan. Dengan begitu sekaligus mengajarkan orang-orang dan anak-anak kita, bahwa ada dunia yang berbeda dari yang selama ini mereka lihat.

Semakin sering melihat sesuatu yang berbeda, orang akan semakin toleran karena terbiasa melihat warna-warni, bukan hanya hitam putih yang membosankan.

Ini seperti kata pepatah, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Pariwisata dapat, nilai-nilai keberagaman juga dapat. Cara melawan intoleransi dan politik identitas memang begini caranya, penuhi tempat kita dengan orang-orang yang berbeda, karena perbedaan itu diciptakan Tuhan sesungguhnya untuk membuat kita saling belajar menghormati dan mencintai, bukan membenci.

Saya yakin Gus Dur akan tersenyum di alam sana melihat anak ideologisnya menyebarkan apa yang ia lakukan dan cita-citanya yang belum kesampaian. Dan semoga Gus Yaqut menjadi Gus Dur baru dalam memelihara persatuan di Indonesia, negeri beraneka suku, agama, dan ras, yang dulu diperjuangkan kakek nenek kita dengan air mata dan darah supaya tetap menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Terima kasih, Gus Yaqut. Saya kangen seruput secangkir kopi dengan Anda.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi


Berita terkait
Menikmati Destinasi Wisata Gereja Ayam di Borobudur Magelang
Bagi warga setempat Kawasan Magelang, Jawa Tengah, mungkin tidak asing dengan destinasi wisata Gereja Ayam. Begini penampakan dan keunggulannya.
Borobudur dan Empat Destinasi Wisata Indonesia yang Mendunia
Indonesia, negara kepulauan memiliki banyak ragam tempat wisata. Beberapa tempat wisata di Tanah Air sudah dikenal wisatawan asing.
Ganjar Dukung Borobudur Jadi Rumah Ibadah Umat Buddha Dunia
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendukung penuh rencana Menag Yaqut Cholil Qoumas menjadikan Borobudur sebagai rumah ibadah umat Buddha di dunia.