Kejahatan Dengan Motif Anti-Asia di Amerika Melonjak 169%

Lonjakan kejahatan bermotif kebencian atau hate crime anti-Asia di AS yang dipicu perebakan pandemi virus corona naik 169%
Aktivis sosial berkumpul untuk demonstrasi di Balai Kota di Los Angeles, California, AS, 27 Maret 2021, mencela sentimen dan kebencian anti-Asia Amerika dan Kepulauan Pasifik (Foto: AFP/Frederic J. Brown)

Jakarta – Lonjakan kejahatan bermotif kebencian atau hate crime anti-Asia di Amerika Serikat (AS) yang dipicu perebakan pandemi virus corona (Covid-19) tahun 2020 lalu, masih berlanjut hingga tahun 2021 ini.

Data di Departemen Kepolisian menunjukkan 15 kota besar utama di AS melaporkan peningkatan pesat aksi kekerasan terhadap warga Amerika keturunan Asia pada kuartal pertama tahun ini naik 169% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan dramatis ini menyusul lonjakan hampir 150% tahun 2020 lalu pada basis tahunan.

Ini terjadi ketika pemerintahan Presiden Joe Biden memprioritaskan untuk melawan serangan terhadap warga Amerika keturunan Asia, sementara DPR bergerak untuk mengesahkan RUU yang akan membentuk posisi baru di Departemen Kehakiman untuk mengatasi masalah ini.

aksi nasional perangi kekerasan rasAksi nasional untuk memerangi kekerasan anti-Asia, di wilayah Queens di New York City, AS, 27 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Jeenah Moon)

Di New York, Los Angeles, dan 13 kota lain, polisi masih menyelidiki 86 serangan terhadap warga Amerika keturunan Asia pada kuartal pertama tahun 2021, naik dari 32 kasus pada kuartal pertama tahun 2020, demikian menurut analisa data pendahuluan resmi yang diperoleh VOA dari Center for the Study of Hate and Extremism di California State University di San Bernardino.

Kajian universitas itu didasarkan pada laporan dari masing-masing departemen kepolisian kota yang bersangkutan, yang mencakup sekitar 8% dari jumlah penduduk yang tinggal di 15 kota. Kajian itu mendapati bahwa kejahatan bermotif kebencian anti-Asia pada tahun 2020 meningkat 146% dibanding angka tahun 2019 ketika dilakukan kajian atas 26 kota dan wilayah terbesar di Amerika.

Biro Penyidik Federal FBI, yang memiliki satu-satunya data secara keseluruhan di Amerika, menemukan bahwa 15 kota yang sama telah menyumbang lebih dari 20% pada semua kejahatan bermotif kebencian di tahun 2019, tahun terakhir yang datanya tersedia.

Tahun ini Kota New York –yang memiliki jumlah warga Amerika keturunan Asia tertinggi– menyumbang hampir separuh dari insiden tahun 2021. Pada kuartal pertama 2021 ini saja New York melaporkan 42 insiden, meningkat 223% dibanding periode yang sama tahun lalu dengan 13 insiden. Serangan terhadap warga Asia masih berlanjut hingga April, dengan 24 insiden dalam tiga minggu pertama April 2021 ini.

Dalam serangan terbaru terhadap seorang warga Amerika keturunan Asia di New York, seorang imigran China berusia 61 tahun yang menganggur dan mengumpulkan botol di lingkungan Harlem, dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan koma Jumat, 23 April 2021, lalu setelah ia dipukuli seorang mantan narapidana yang sedang menjalani pembebasan bersyarat. Tersangka itu ditangkap minggu ini.

Serangan terhadap warga Amerika keturunan Asia di New York pada kuartal pertama tahun 2021 ini lebih banyak dibanding seluruh serangan terhadap warga Asia selama setahun penuh yang pernah terjadi, seperti diungkapkan oleh Brian Levin, Direktur Center for the Study of Hate and Extremism.

seorang demonstran berdiriSeorang demonstran berdiri antara bendera AS dan sebuah poster saat unjuk rasa menentang kejahatan kebencian terhdapa warga Asia-Amerika di luar balai kota Los Angeles, California, Sabtu, 27 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com - Ringo Chiu/Reuters)

Serangan terhadap warga Asia tampaknya terus berlanjut ketika udara menghangat dan pembatasan sosial terkait Covid-19 dilonggarkan, yang mendorong orang kembali berkegiatan, ujar Levin.

Kota-kota lain yang memiliki jumlah penduduk Asia yang besar juga mengalami peningkatan kekerasan hingga 2-3 digit. Di San Fransisco, polisi sedang menyelidiki 12 serangan terhadap warga Asia, naik 140% dibanding periode yang sama tahun 2020 lalu dengan 'hanya' lima insiden saja.

Di Los Angeles, ada sembilan kejahatan bermotif kebencian terhadap warga Asia selama kuartal pertama 2021 ini, naik 80%. Sementara di Boston, jumlah insiden yang menarget warga Asia naik menjadi 8 atau berarti 60%.

Pakar hukum di Universitas Pittsburgh dan penulis buku “Discrimination By Default : How Racism Becomes Routine,” Lu-In Wang mengatakan peningkatan kejahatan bermotif kebencian terhadap warga Asia di New York dan kota-kota lain yang memiliki jumlah warga Asia cukup besar ini mengejutkan karena “ini adalah kota-kota di mana warga Asia merasa lebih nyaman, merasa lebih diterima.”

demo asia dwKomunitas Asia di New York, AS, menggelar aksi protes menentang Asian Hate, 21 Maret 2021 (Foto: dw.com/id)

“Tetapi bisa jadi ada kebencian yang lebih besar terhadap warga Asia di kota-kota itu karena mereka lebih terlihat dan lebih banyak,” ujar Wang dalam sebuah wawancara.

Dari 15 kota yang disurvei, empat kota –yaitu Cleveland, Philadelphia, Tampa dan Miami– melaporkan tidak ada kejahatan bermotif kebencian terhadap warag Asia pada kuartal pertama 2021 ini.

Sementara Washington melaporkan enam insiden dan San Antonio, Texas, melaporkan lima insiden kejahatan bermotif kebencian. Padahal pada kuartal pertama tahun 2020 lalu tidak ada satu pun insiden yang dilaporkan (ps/em/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Sekjen PBB Minta Agar Kekerasan Rasial Anti-Asia Dihentikan
Sekjen PBB prihatin terjadi peningkatan kekerasan rasial anti-Asia dan minta agar kekerasan anti-Asia dihentikan
Barack Obama Minta Agar Kekerasan Anti-Asia Harus Diakhiri
Pasca penembakan di Atlanta, AS, yang menewaskan delapan perempuan Asia, Obama minta agar kekerasan Anti-Asia harus diakhiri
Biden: Segera Hentikan Serangan Terhadap Warga Asia-Amerika
Presiden AS, Joe Biden, meminta agar seluruh bentuk kekerasan bernuansa kebencian terhadap warga Amerika keturunan Asia segera dihentikan
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.