Makassar - Ketua Tim Pemenangan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 2, Munafri Arifuddin-Rahman Bando, Erwin Aksa menyebut Moh Ramdhan Pomanto gagal dalam merealisasikan Makassar sebagai kota dunia, termasuk pengelolaan Tempat Sampah Akhir (TPA) modern selama menjabat sebagai Wali Kota Makassar.
Danny Pomanto (DP) kembali bertarung di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Makassar berpasangan dengan Fatmawati Rusdi dengan nomor urut 1 yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Makassar periode 2014-2019.
Tapi itu tidak berhasil dilakukan oleh Danny Pomanto.
Erwin meninjau langsung TPA yang berada di Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Menurutnya selama Danny Pomanto tidak mampu membawa perubahan di Kota Makassar, termasuk pengelolaan sampah yang dikelola dengan secara modern.
TPA Antang setiap harinya mengelola 400 ribu ton per hari yang merupakan sampah dari masyarakat Kota Makassar. Namun, Erwin kecewa dengan tata kelola sampah yang masih konvensional.
"Tapi itu tidak berhasil dilakukan oleh Danny Pomanto. Sehingga cita-cita Danny Pomanto ini menjadikan Makassar kota dunia tidak bisa terlihat kalau pengelolaan sampahnya masih begini," kata Erwin Aksa, Minggu, 18 Oktober 2020.
Kondisi TPA Antang, kata Erwin, cukup sangat perlu perhatian dari pemerintah, namun selama pemerintahan Danny Pomanto sebagai Wali Kota Makassar tidak mendapatkan perhatian serius.
Padahal, Danny Pomanto ingin membuat TPA Antang sebagai tempat pembuangan sampah yang modern. Tetapi, kenyataannya kata Erwin tidak ada perubahan selama lima tahun terakhir.
"Warga yang mengelola sampah ini kasihan, kalau musim hujan kondisinya becek, dan bau. Ditambah lagi mobil Tangkasaki yang dibangun dan dapat bekerja secara mekanis, namun kenyataannya hanya bekerja secara manual sehingga mubazir pemborosan anggaran saja," kata dia.
Erwin menerangkan bahwa salah satu permasalahan dihadapi kota urban seperti Makassar adalah permasalahan pengelolaan sampah. Sehingga pemerintah Kota Makassar dimasa Danny Pomanto tidak bekerja dengan benar.
"Saya kira pengelolaan sampah secara modern itu tidak begitu sulit, karena pemerintah sudah menganggarkan sebesar 500 rupiah per ton kepada investor. Tapi karena wali kotanya tidak mau mendengar dan tidak punya visi untuk bekerja sama dengan swasta sampai hari ini tidak terbangun," kata dia.
Menurut politisi Golkar itu, hal tersebut adalah gagal, karena selama lima tahun tidak membangun itu.
"Jadi ini contoh kegagalan Danny Pomanto biar masyarakat tahu bahwa ini wali kota Makassar gagal membangun tempat sampah modern," ucapnya.[]