Kawasan Industri Kuala Tanjung Berperan bagi Ekonomi Sumut

Kawasan Industri Kuala Tanjung di Batu Bara, Sumut awalnya dirancang untuk menjadi Hub Pelabuhan Internasional bagian Barat.
Kawasan Industri Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumut. (Foto: Istimewa).

Medan - Kawasan Industri Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, awalnya dirancang untuk menjadi Hub Pelabuhan Internasional bagian Barat.

Kemudian diinisiasi menjadi sebuah kawasan unggul dengan berbagai industri dan fasilitas pendukung, sehingga memiliki masa depan yang cerah dan menjanjikan.

Pengamat Ekonomi Sumut dari Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo mengungkapkan, kehadiran Kawasan Industri Kuala Tanjung (KIKT) berperan penting bagi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Batu Bara dan Sumut maupun Indonesia.

"Kalau kawasan ini bisa berkembang, ini akan sangat luar biasa. Karena ekonomi akan maju. Dan tentunya menciptakan lapangan usaha baru dan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih besar," ujar Wahyu Ario, Kamis, 18 Februari 2021.

Wahyu yang juga Regional Econom Kementerian Keuangan Sumut ini menyebutkan, Batu Bara termasuk kabupaten yang kontribusinya terhadap PDRB Sumut cukup besar, bahkan masuk lima besar di Sumut.

"Artinya, kontribusi perusahaan seperti Wilmar, Pelindo dan Inalum sangat besar bagi PDRB Kabupaten Batu Bara dan Provinsi Sumut," ujar Wahyu.

Jika KIKT ini sudah berkembang dan terdapat berbagai industri, sambungnya, maka akan memberikan multiplier efek yang cukup besar bagi Batu Bara dan Sumut.

Tentunya akan ada tumbuh ekonomi baru di sekitarnya, seperti akan muncul rumah makan, real estate, perdagangan, jasa, mal, hotel dan lainnya.

Pelayanan yang baik kepada industri yang ada menjadikan kinerja mereka membaik

Namun, kata Wahyu, hal tersebut bisa terwujud apabila semua infrastruktur, serta sarana dan prasarana yang diberikan untuk kawasan khusus tersebut tersedia dan bisa dipenuhi.

Menurutnya, jaminan yang dibutuhkan para investor antara lain jaminan pengurusan perizinan, mendapatkan insentif khusus terutama perpajakan, jaminan mendapatkan bahan baku, dan lainnya.

"Selama ini yang sering menjadi kendala, adanya oknum-oknum di perizinan yang membuat investor enggan masuk. Begitu juga dengan insentif perpajakan dan fasilitas yang dijanjikan, harus dilaksanakan sesuai dengan implementasinya. Karena ini di sebuah Kawasan Ekonomi Khusus, maka perlakuannya juga benar-benar khusus, bukan dengan syarat dan ketentuan berlaku," tuturnya.

Perlu Insentif Bagi Investor

Pengamat ekonomi senior Sumut, Prof Bachtiar Hasan Miraza menyatakan, potensi Kawasan Industri Kuala Tanjung sangat besar dan luas, namun tinggal bagaimana kebijakan dan regulasi dari pemerintah daerah itu dilaksanakan dengan benar serta memberikan insentif khusus kepada para investor.

"Kebijakan dan regulasi sudah cukup. Niat pemerintah juga sudah jelas. Tinggal insentif dan jaminan kepastian bagi investor saja," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi USU ini.

Dia menambahkan, pemerintah harus memberikan pelayanan dan insentif kepada perusahaan-perusahaan yang sudah ada agar berkembang lebih baik sebagai promosi untuk menarik investor mendirikan industri di Kuala Tanjung.

"Pelayanan yang baik kepada industri yang ada menjadikan kinerja mereka membaik. Kinerja yang baik akan mendorong masuknya investor baru," ucapnya. []

Berita terkait
Perangkap Beruang Madu Dipasang di Kawasan Kelok 44 Agam
BKSDA memasang dua unit perangkap demi mengantisipasi terjadinya konflik satwa beruang di kawasan Kelok 44 Kabupaten Agam.
Kemenperin Luncurkan Regulasi Kawasan Peruntukan Industri
Kementerian Perindustrian menerbitkan regulasi yang bisa menjadi pedoman bagi Pemda untuk penetapan kawasan peruntukkan industri (KPI).
Kabupaten Indramayu Layak Masuk Kawasan Rebana Jawa Barat
Pjs Bupati Bupati Indramayu Bambang Tirtoyuliono menyebutkan alasan Indramayu layak masuk kawasan rebana metropolitan Jabar.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.