Kata Mahasiswa yang Memilih Tidak Ikut Demonstrasi

Norma Febriana, Mahbub Junaidi, Lilik Maryanto, dan Siti Lailatul Rohmah termasuk golongan mahasiswa yang tidak ikut demonstrasi. Ini alasannya.
Ribuan mahasiswa mengikuti aksi #GejayanMemanggil di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 23 September 2019. (Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko)

Yogyakarta - Norma Febriana, Mahbub Junaidi, Lilik Maryanto, dan Siti Lailatul Rohmah masuk golongan mahasiswa yang tidak ikut demonstrasi di Gejayan, Yogyakarta, Senin, 23 September 2019.

Tagar menemui mereka pada Rabu, 25 September 2019. Berikut alasan mereka memutuskan tidak ikut aksi unjuk rasa tersebut.

Norma Febriana

Norma FebrianaNorma Febriana. (Foto: Dok Pribadi/Tagar/Aji Shofwan Ashari)

Usia 20 tahun, mahasiswi Jurusan Bahasa Jerman Universitas Negeri Yogyakarta

"Saya tidak tertarik dan belum pernah ikut, jadi agak takut. Cuaca juga panas. Ditambah ada kewajiban utama yang harus saya laksanakan, amanah dari kedua orang tua, yaitu kuliah.

Senin itu kebetulan saya ada jadwal kuliah sampai pukul 15.00 WIB. Sebenarnya bukan berarti saya pasif ya, saya juga paham dengan permasalahan yang sedang disuarakan teman-teman.

Saya tidak mau gegabah ikut-ikutan menolak RUU KUHP (rancangan undang-undang kitab undang-undang hukum pidana). Saya belum membaca RUU KUHP yang sebenarnya."

Saya tidak sepakat aksi digelar di Pertigaan Gejayan.

Mahbub Junaidi

Mahbub JunaidiMahbub Junaidi. (Foto: Dok Pribadi/Tagar/Aji Shofwan Ashari)

Usia 24 tahun, mahasiswa pascasarjana Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Univeristas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta/

"Saya tidak bisa ikut berdemontrasi, bukan berarti saya tidak paham isu yang berkembang. RUU KUHP kurang pas. Keadaan yang aneh, DPR melakukan langkah-langkah yang kurang tepat. RUU banyak yang kurang matang dalam pembahasannya.

Lebih-lebih RUU KPK, jelas UU KPK perlu diperbarui namun kurang pas yang telah dicantumkan di RUU kali ini.

Saya gelisah dengan kondisi ini, bimbang antara ikut turun ke jalan atau masuk kuliah. Akhirnya saya memutuskan tidak bisa bergabung bersama pedemo lain.

Bukan karena takut atau apa, tapi saya merasa bersalah kepada teman yang seharusnya mendapatkan hak mereka bila saya tidak menyampaikan presentasi."

Lilik Maryanto

Lilik MaryantoLilik Maryanto. (Foto: Dok Pribadi/Tagar/Aji Shofwan Ashari)

Usia 21 tahun, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta

"Saya tidak ikut berdemontrasi karena saat itu ada hal yang lebih prioritas. Saya harus menjajakan dagangan.

Menurut saya, sebagai rakyat kecil bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sudah bersyukur. Dan sedikit memberi manfaat kepada yang lain tanpa menimbulkan mudhorot baru."

Siti Lailatul rohmah

Siti Lailatul RohmahSiti Lailatul Rohmah. (Foto: Dok Pribadi/Tagar/Aji Shofwan Ashari)

Usia 18 tahun, mahasiswi Jurusan Kimia Murni di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.

"Saya setuju dengan beberapa tuntutan mahasiswa. Namun saya tidak sepakat aksi digelar di Pertigaan Gejayan. Itu kurang tepat tempatnya karena di sana tidak ada kantor atau dewan yang mendengar suara mahasiswa.

Tidak ikut demo bukan berarti saya apatis atau tidak peduli. Saya berpikir jauh, saya tidak tahu siapa yang akan bertanggung jawab dalam demo itu." []

Berita terkait
Viral, Jasa Skripsi di Kerumunan Demo Gejayan
Kota-kota lain pada bentrok, Jogja aman terkendali, seseorang mengomentari poster jasa skripsi yang menempel di punggung mahasiswi di Gejayan.
Amarah Mahasiswa di Gejayan kepada DPR
Ribuan masyarakat dan mahasiswa yang kecewa dengan Pemerintah dan DPR, membanjiri jalanan dalam aksi Gejayan Memanggil di Yogyakarta.
Senin Menyengat di Gejayan
Perempuan muda itu memakai topi untuk menghalau terik yang menyengat, berlari menuju kerumunan massa di Gejayan, Yogyakarta.