Sleman - Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal 2020 lalu, ibadah ke Tanah Suci dihentikan. Pemerintah Arab Saudi sempat menerapkan penguncian wilayah secara ketat demi mencegah penyebaran virus corona masuk negaranya.
Namun, sejak bergulirnya adaptasi kebiasaan baru atau new normal di sejumlah negara termasuk Arab Saudi, ibadah ke Tanah Suci sudah bisa dilaksanakan kembali. Belum lama ini ibadah Haji sudah dilaksanakan kembali namun, masih terbatas untuk warga dari negara di sekitar Arab.
Kabar dibukanya ibadah Tanah Suci juga beredar di Indonesia. Bahkan sejumlah kabar menyebut nantinya pemberangkatan ibadah Umrah bisa dilakukan awal September 2020. Benarkah demikian?
Kepala Seksi Pemberangkatan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sleman, Sugito, menuturkan sejauh ini belum menerima informasi dibukanya ibadah umrah. Tidak hanya dari pemerintahan Indonesia, bocoran akan kepastian salah satu ibadah di tanah Mekkah juga belum didapatkan dari Pemerintah Arab Saudi.
Sejauh ini belum ada kabar itu. Resminya juga belum ada.
"Belum ada info yang jelas soal umrah dari PHU Kanwil atau pusat. Bahkan pemerintah Duta Besar Saudi juga belum ada bocoran info terkait kapan dibukanya umrah," ungkapnya saat dikonfirmasi, 25 Agustus 2020.
Senada dengan Sugito, KA Kemenag Sleman, Sa'ban Nuroni menuturkan belum menerima informasi dibukanya kembali ibadah Umrah. "Sejauh ini belum ada kabar itu. Resminya juga belum ada. Tapi biasanya sebelum ada resminya, ada kabar (isu) yang mendahului," jelasnya.
Dijelaskan Sa'ban, jika memang umrah dibuka kembali oleh pemerintah Arab Saudi, tentunya akan dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Pandemi yang belum usai, namun tentunya semua negara tidak mau kecolongan agar tidak menimbulkan klaster baru.
"Tapi bisa jadi (akan dibuka). Kalau sudah dibuka, nantinya tetap akan dengan protokol kesehatan. Kemarin itu pun ibadah Haji dibuka tapi hanya terbatas sekali," terangnya.
Mengingat masih simpang siur, Sa'ban meminta agar masyarakat tidak perlu tergesa-gesa dan tetap menunggu informasi resmi dari Pemerintah Indonesia. "Tapi tentunya kami harus menunggu informasi yang pasti. Dan bagi umat muslim yang melaksanakan umrah untuk mempersiapkan kesehatan dan tentunya harus siap melaksanakan protokol kesehatan," ujarnya. []