Bandung - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terus menginventarisasi ruang isolasi dan perawatan virus corona baru (Covid-19) tambahan di sejumlah daerah. Hal ini dilakukan sebagai upaya menghadapi lonjakan kasus positif Covid-19 di Jawa Barat.
Sekretaris sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Daud Achmad, mengatakan rumah sakit rujukan terus ditambah seiring lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Barat. Sejumlah pemerintah kabupaten dan kota pun mulai mengalihfungsikan gedung, hotel, maupun stadion menjadi pusat isolasi, perawatan dan penginapan tenaga medis.
“Telah dikoordinasikan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota, agar menyiapkan pusat-pusat isolasi. Khususnya, bagi mereka yang menunjukan hasil RDT positif (reaktif), tetapi belum bergejala sampai menunjukkan hasil tes PCR negatif diarahkan untuk dilakukan isolasi di tempat khusus,” tuturnya, Bandung, Jumat, 1 Mei 2020.
Menurut Daud, keberadaan pusat isolasi tambahan dapat menekan potensi penyebaran Covid-19. Selain itu, kehadiran tenaga medis akan memantau perkembangan gejala klinis warga Jabar yang terindikasi positif Covid-19 berdasarkan RDT dan meningkatkan kedisiplinan selama isolasi. "Yang masuk dalam pusat isolasi telah mendapat pemeriksaan dokter di rumah sakit sebelum masuk ke pusat isolasi," kata Daud.
Sementara itu, Ketua Divisi Manajemen Fasyankes Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Marion Siagian, melaporkan jumlah tempat tidur di pusat isolasi non rumah sakit yang terhimpun di kabupaten dan kota per tanggal 28 April 2020 adalah 1.478, sudah termasuk gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat, sementara beberapa kabupaten dan kota masih mempersiapkan.
"Masing-masing kabupaten dan kota memiliki kebijakan upaya penyediaan ruang isolasinya di berbagai tingkatan. Ada yang menggunakan sekolah, perkantoran, atau gedung lainnya, baik milik pemerintah, swasta maupun TNI/POLRI,” kata dia.
Sejumlah pusat isolasi non rumah sakit sudah dipergunakan. Seperti Gedung BPSDM Provinsi Jawa Barat hingga kini sudah merawat 87 Orang Tanpa Gejala (OTG) confirm swab dan RDT. Rinciannya, 65 dirawat, dan 22 sudah dinyatakan sembuh dan rencananya akan masuk 18.
Asrama Balai Latihan Kerja Manggahang Kabupaten Bandung merawat 6 orang. Kemudian, Balai Latihan Kerja Disnakertrans Kabupaten Karawang merawat 10 orang. Bapelkes Cikarang Kabupaten Bekasi merawat 8 orang. Terakhir, Klinik Medina Kabupaten Garut merawat 4 (2 sudah selesai dan 2 masih melakukan isolasi).
Pemerintah Daerah Provinsi Jabar pun mengalihfungsikan Hotel Prama Grand Preanger Bandung untuk tenaga medis dengan total kamar yang disiapkan berjumlah 200. Hal tersebut dilakukan agar para tenaga medis bisa nyaman khususnya bagi yang kesulitan pulang ke rumah sehingga bekerja dengan tenang dan maksimal.
"Kami juga mengkoordinasikan pusat isolasi untuk nakes (tenaga kesehatan), dan sudah ada 14 kabupaten/kota yang menyiapkan tempat penginapan nakes yang menangani Covid-19. Terdapat 18 lokasi yang saat ini menampung 441 nakes dari 41.152 nakes yang berada di ruang critical Covid-19 di RS maupun di Puskesmas," ucap Marion.
Pemda Provinsi Jabar konsisten berkoordinasi dengan seluruh kabupaten/kota dan rumah sakit rujukan COVID-19 untuk terus menyiapkan fasyankes sebagai langkah antisipatif menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Untuk diketahui data dari Pikobar per Jumat 1 Mei 2020 kasus positif Covid-19 di Jawa Barat sudah mencapai 1.012, sembuh 143 dan meninggal di angka 83.
Untuk orang dalam pemantauan (ODP) total 41.100 selesai pemantauan 32.495 (79,06%) sisanya 8.605% yang masih dalam proses pemantauan. Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP), saat ini total di Jawa Barat di angka 4.913, yang selesai pengawasan 2.985 sisanya masih ada 1.928 dalam proses pengawasan. []