'Kartini' Pangandaran, Susi ‘Bomber’ Pudjiastuti, Ditakuti Kapal Asing

Siapa tak kenal Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi ‘Bomber’ Pudjiastuti? Tokoh ‘Kartini’ di era milenial ini benar-benar ditakuti kapal asing yang sengaja ingin mencuri ikan di perairan Indonesia. Sudah ratusan kapal nelayan asing dibom dan ditenggelamkan di laut Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan. Indonesia, Susi Pudjiastuti. (Foto:Ist)

Jakarta, (Tagar 15/9/2017) – Siapa tak kenal Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi ‘Bomber’ Pudjiastuti? Tokoh ‘Kartini’ di era milenial ini benar-benar ditakuti kapal asing yang sengaja ingin mencuri ikan di perairan Indonesia. Sudah ratusan kapal nelayan asing dibom dan ditenggelamkan di laut Indonesia.

Di tengah-tengah keberanian dan ‘keganasannya’ saat membom kapal asing, ternyata Menteri Susi adalah sosok perempuan yang unik dan eksentrik. Susi lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965. Dia adalah pemilik dan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product yaitu sebuah perusahaan eksportir hasil-hasil perikanan.

Menteri yang memiliki suara berat ini juga pemilik PT ASIPudjiastuti Aviation atau maskapai penerbangan Susi Air, di Jawa Barat. Susi mengawali bisnis maskapai penerbangan pada tahun 2004. Tahun 2013 lalu, Susi Air berkembang pesat dengan memiliki 49 unit pesawat yang menghubungkan ratusan rute penerbangan di kota-kota terpencil di Tanah Air. Istri dari mekanik pesawat asal Jerman Christian Von Stombeck ini, pada tahun 2012 lalu, berhasil meraup pendapatan mencapai Rp 300 miliar, dari usaha maskapai penerbangannya.

Susi Air memiliki berbagai armada tipe pesawat seperti Cesna Grand Caravan, Pilatus PC-06 Porter dan Piaggio P180 Avanti. Tercatat, Susi Air juga mempekerjakan 175 pilot asing dari 179 pilot yang ada.

Ayah Susi bernama Haji Ahmad Karlan serta ibunya Hajjah Suwuh Lasminah asal Jawa Tengah. Susi berasal dari keluarga saudagar sapi dan kerbau. Kakek buyutnya Haji Ireng dikenal sebagai tuan tanah. Susi memiliki tiga orang anak, Panji Hilmansyah, Nadine Kaiser dan Alvy Xavier. S

Usai menyelesaikan sekolah SMP, dia sempat melanjutkan pendidikan ke SMA di Yogjakarta. Namun, di kelas II SMA, Susi berhenti sekolah karena ingin terjun kedua bisnis. Susi mulai menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp 750.000 untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran tahun 1983. Bisnisnya berkembang, tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi merek Susi Brand. Bisnisnya semakin meluas sampai ke Amerika.

Karena Bisnisnya butuh alat transportasi, maka pada tahun 2004, Susi memutuskan membeli sebuah pesawat Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar. Pesawat yang dibeli itu digunakan Susi untuk mengangkut lobster dan ikan segar ke pasar Jakarta dan Jepang. Bisnisnya terus melaju pesat sampai akhirnya Susi mendirikan PT ASI Pudjiastuti Aviation.

Saat pelantikan,  Menteri Susi menuai kontroversi karena menghisap sebatang rokok dan memiliki tato di kakinya yang bergambar Burung Phoenix. Namun, dibalik kontroversialnya, Menteri Susi Pudjiastuti merupakan sosok yang tegas dalam memberantas pencurian ikan yang sering terjadi di wilayah perairan nusantara serta usahanya dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Saat mengumumkan nama Susi sebagai menteri, Presiden Jokowi mengatakan, Susi memulai usahanya dari menjual ikan di daerah Pangandaran, Jawa Barat. "Beliau memulai usaha dari jualan ikan di TPI (tempat pelelangan ikan)," kata Presiden Joko Widodo. Menurut Presiden, sosok Susi Pudjiastuti merupakan wiraswasta pekerja keras yang berhasil membangun usahanya dari nol. (wwn/DBS)

Berita terkait
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.