Kalahkan City, Liverpool Tidak dalam Tekanan

Liverpool mengalahkan rival terberat, Manchester City, sehingga mulai meninggalkan pesaingnya. Namun Liverpool tidak merasa dalam tekanan.
Liverpool melebarkan jarak poin dengan pesaingnya usai mengalahkan Manchester City 3-1 di Liga Premier Inggris di Stadion Anfield, Minggu 10 November 2019 malam WIB. Tampak pemain Liverpool Mohamed Salah (kiri) berebut bola dengan pemain City Fernandinho di laga itu. (Foto: standard.co.uk)

Jakarta - Liverpool mengukuhkan posisinya di puncak klasemen setelah mengalahkan rival terberat, Manchester City, 3-1 di pertandingan Liga Premier Inggris di Stadion Anfield, Minggu 10 November 2019 malam WIB. Kemenangan yang memperlebar jarak poin Liverpool dengan pesaingnya. Meski demikian, Liverpool tidak berada dalam tekanan. 

Liverpool menunjukkan performa terbaik saat menghadapi City yang berstatus juara bertahan. Meski kompetisi belum memasuki bagian akhir, namun big match itu menjadi representasi kekuatan kedua tim yang bersaing ketat memperebutkan gelar juara liga. 

Musim lalu, City mengalahkan Liverpool dalam perebutan gelar liga. Keberhasilan The Citizens ditentukan di laga terakhir kompetisi. Bagi Liverpool kegagalan itu memang menyakitkan karena mereka sempat bertengger di puncak klasemen sebelum akhirnya direbut City. 

Ini gila memang ternyata kami unggul sembilan poin dengan City. Anda tak bisa membayangkan ini bakal terjadi

Kemenangan atas City memang belum memastikan Liverpool menjadi juara liga. Namun penantian 30 tahun The Reds untuk meraih gelar ke-19 kalinya mungkin bakal berakhir. 

Pasalnya, kini Liverpool sudah mengantongi poin 34. Mereka unggul delapan poin dari Leicester City dan Chelsea yang berada di peringkat dua dan tiga. 

Sedangkan City gagal memperbaiki posisinya dan merapatkan jarak poin dengan Liverpool. Mereka tertahan di peringkat empat dengan poin 25. 

Manajer Liverpool Juergen Klopp memastikan pemain tidak berada dalam tekanan meski sudah meninggalkan para pesaingnya. Apalagi kompetisi masih panjang sehingga mereka tetap fokus di kompetisi. 

Kemenangan atas City juga menjadikan Liverpool tak terkalahkan selama 29 pertandingan liga. Sedangkan di musim ini, The Kop sudah 11 kali menang dari 12 pertandingan. Satu-satunya hasil imbang diraih Liverpool saat ditahan Manchester United 1-1. Di laga itu, Liverpool nyaris tumbang untuk kali pertama sebelum diselamatkan gol Adam Lallana. 

"Jujur 100 persen, kami tidak merasakan tekanan. Saya sampaikan kalau kami tidak peduli (dengan jarak poin dengan tim lain)," ujar Klopp. 

"Kami sepenuhnya fokus di pertandingan ini dan bukan pada posisi di klasemen. Kami juga tidak peduli berapa jarak poin kami dengan City," katanya. 

Meski demikian, manajer asal Jerman ini setengah tak percaya Liverpool bisa unggul sembilan poin dari The Blue Sky. Hanya dia menyayangkan keunggulan ini baru terjadi di bulan November. 

LiverpoolPemain Liverpool Virgil van Dijk (kiri) dan Sadio Mane merayakan gol di pertandingan melawan Manchester City di Stadion Anfield, Minggu 10 November 2019 malam WIB. Liverpool menang 3-1 dan mengukuhkan posisinya di puncak klasemen. (Foto: standard.co.uk)

"Ini gila memang ternyata kami unggul sembilan poin dengan City. Anda tak bisa membayangkan ini bakal terjadi. Tetapi ini tidak penting karena Anda menjadi yang pertama di November. Anda tentu lebih berharap menjadi yang pertama di bulan Mei. Jadi semua masih belum pasti karena ini masih November. Kita lihat saja bagaimana akhirnya," kata Klopp lagi. 

Hadiah Penalti

Di laga itu, Liverpool sempat mendapat tekanan di menit-menit awal. Gerakan City memaksa Liverpool bekerja keras. Bahkan City merasa berhak mendapat hadiah penalti karena tangan Trent Alexander-Arnold dianggap menyentuh bola di kotak terlarang. 

Pemain City mengajukan protes atas insiden itu, namun wasit memberi tanda play on yang berarti tidak ada penalti. Situasi itu kemudian dimanfaatkan pemain Liverpool melakukan serangan balik. 

Dari sisi kanan pertahanan City, pemain depan Sadio Mane melepaskan umpan ke tengah yang kemudian dibuang pemain City. Bola jatuh di kaki Fabinho. Gelandang asal Brasil ini kemudian melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti yang gagal dijangkau kiper Claudio Bravo pada menit keenam.

Wasit Michael Oliver memang kemudian meninjau insiden Alexander-Arnold. Apalagi manajer City Pep Guardiola memberikan tanda handball. Namun Oliver kemudian memutuskan tidak ada pelanggaran dari Alexander-Arnold. 

Gol Fabinho pun sah dan keunggulan 1-0 membuat Liverpool berbalik menguasai permainan. Hasilnya, tuan rumah memperbesar keunggulannya. 

Kali ini giliran Mohamed Salah yang mencetak gol di menit 13. Gol Salah tercipta saat dirinya menyambut umpan jauh dari Andrew Robertson. Umpan silang itu disambut dengan sundulan yang menggetarkan gawang lawan. 

Di babak kedua, City yang sudah tertinggal 0-2 mencoba bangkit. Mereka kembali melakukan tekanan. Hanya, usaha mereka masih gagal. 

Sebaliknya, tuan rumah sudah tak terbendung. Liverpool menambah gol saat sundulan Mane yang menyambut umpan silang Jordan Henderson menaklukkan kiper Bravo di menit 51.

City akhirnya memperkecil kekalahannya saat Bernardo Silva mencetak gol menit 78. Tim tamu sesungguhnya berpeluang mendapat penalti lagi saat Mane menjatuhkan striker City Raheem Sterling. Namun insiden itu kembali dibiarkan wasit. Sampai akhir laga skor tetap 3-1 untuk Liverpool. []

Berita terkait
Sterling, Sang Mantan yang Diwaspadai Liverpool
Liverpool mewaspadai sang mantan, Raheem Sterling, yang kini menjadi pilar lini depan Manchester City. Kedua tim berduel di Anfield, malam ini.
Liverpool Vs Man City Jadi Laga Terbesar di Inggris
Akankah Liverpool bisa menjauh dari Manchester City atau sebaliknya, laga tanggal 11 November 2019 diharapkan jadi laga terbesar di Inggris
Liverpool Belum Aman Barca Ditahan Imbang di Kandang
Liga Champions menyelesaikan putaran matchday 4 untuk grup-grup E, F, G dan H, Liverpool menang tapi belum aman dan Barca ditahan imbang di kandang
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi