Kakak Cak Imin Datang ke Istana, Jadi Menteri Jokowi?

Kakak kandung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Abdul Halim Iskandar mendatangi Istana Negara Jakarta. Bakal jadi menteri?
Kakak kandung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Abdul Halim Iskandar mendatangi Istana Negara Jakarta pada Selasa 22 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Popy)

Jakarta - Kakak kandung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Abdul Halim Iskandar mendatangi Istana Negara Jakarta. Dia menjadi politikus ke-2 PKB yang dipanggil ke Istana setelah Ida Fauziyah.

Politikus PKB itu datang ke Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, pukul 13.50 WIB, Selasa 22 Oktober 2019.

Kedatangan Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jawa Timur (Jatim) ke Istana Negara seperti undangan Jokowi lainnya, memakai kemeja putih lengan panjang.

Dia sempat sempat melambaikan tangan dan memberikan senyuman kepada para awak media dari jauh. Namun, langsung masuk ke Istana tanpa memberikan keterangan kepada awak media.

Sedangkan Ida Fauziah tiba di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarat pukul 12.50 WIB. Eks Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf pada Pemilhan Presdien (Pilpres) 2019 itu datang tak lama setelah Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi muncul di Istana.

Ida yang merupakan kader PKB merupakan pasangan calon wakil Gubernur Jawa Tengah ketika berpasangan dengan Sudirman Said dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.

Berita terkait
Akhirnya Jokowi Panggil PPP Suharso Monoarfa ke Istana
Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menjadi sosok ke-6 memakai kemeja putih yang diundang Presiden Jokowi ke Istana pada hari ini.
Syahrul Yasin Limpo Dipanggil Istana, Curhat Jadi Lurah
Politikus Nasdem Syahrul Yasin Limpo berterima kasih jadi menteri dan mencurahkan hati(curhat)-nya ketika menjadi lurah.
Zainudin Amali, Politikus ke-4 Golkar Datang ke Istana
Politikus ke-4 Partai Golkar Zainudin Amali datang memenuhi undangan Presiden Jokowi ke Istana Negara pada Selasa siang 22 Oktober 2019.
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan