Kulon Progo - Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta Tour De Siak yang dihelat di Kabupaten Siak, Provinsi Riau sebaiknya dievaluasi.
Hal ini karena darurat kabut asap yang terjadi, di mana kondisi udara di lokasi kejuaraan sangat tidak sehat.
Beberapa tim peserta acara ini, kini mengundurkan diri akibat adanya kabut asap.
Kejuaraan internasional Tour De Siak 2019 sejatinya diadakan di Siak pada 18-21 September. Peserta awalnya diikuti 13 tim, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kalau di sana kondisi tidak memungkinkan, akan tidak bagus untuk long term-nya
Ada dari Malaysia, Singapura, Kamboja, Filipina, Australia, Jepang, Iran, Slovenia, Selandia Baru, Belanda, Perancis, Spanyol, Mongolia, dan Rusia.
Balapan menempuh jarak 542 kilometer (Km) yang terbagi dalam empat etape, yaitu Siak-Mempura-Dayun-Siak sejauh 128 Km.
Etape ke dua, Siak-Bungaraya-Sungai Apit-Siak dengan jarak 114 Km. Etape ke tiga mulai dari Siak-Dayun-Dayun Buatan-Siak sejauh 160 Km dan etape terakhir yaitu Siak City Race dengan delapan putaran dengan total jarak sejauh 140 Km.
Arief Yahya mengatakan, harus segera diputuskan bagaimana keberlanjutan agenda Tour De Siak tersebut. Jika kondisi di sana tidak memungkinkan, sebaiknya dibatalkan atau diundur dalam waktu yang akan diberitahukan selanjutnya.
"Kalau di sana kondisi tidak memungkinkan, akan tidak bagus untuk long term-nya," ujarnya, di Kulon Progo, Rabu 18 September 2019.
Kementerian Pariwisata sebelumnya sudah mengumumkan bahwa di sana sedang terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan. Di sisi lain, semua promosi terkait yang terkena dampak kabut asap juga sudah diturunkan.
Penerbangan Terganggu
Gangguan kabut asap ini ternyata juga berdampak pada dunia penerbangan di Indonesia. General Manager Bandara Adisutjipto PT Angkasa Pura I Yogyakarta, Agus Pandu Purnama mengatakan gangguan kabut asap itu sudah dirasakan sejak akhir pekan lalu, tepatnya pada Sabtu 14 September 2019.
Di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, ada tiga maskapai yaitu Batik Air, Express Air, dan Nam Air yang membatalkan atau mengalihkan penerbangannya untuk rute Palangkaraya dan Samarinda.
Sementara untuk Bandara Yogyakarya International Airport (YIA) Batik Air yang melayani penerbangan untuk ke dua kota tersebut juga harus mengalami nasib serupa.
Di Bandara Adisutjipto, jumlah penumpang untuk rute-rute tersebut biasanya mencapai 130 orang sedangkan di Bandara YIA sebanyak 80 penumpang.
Sementata untuk Samarinda bukan punya kami, jadi tidak terlalu signifikan
"Penerbangan ke Kota Samarinda saat ini dialihkan ke Balikpapan, yang tidak terlalu terdampak dan aksesnya bagus. Sementara untuk Rabu tujuan ke Pontianak sudah bisa terbang," ujar Pandu.
Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi mengatakan, ada beberapa dampak lanjutan dari bencana kabut asap pada operasi penerbangan di bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I dan salah satunya termasuk bandara di Yogyakarta.
Namun dampak adanya kabut asap justru tidak terlalu signifikan, karena trafik penerbangan terbanyak PT Angkasa Pura I justru di bandara yang tidak terkena asap.
"Di Kalimantan kita punya bandara di Banjarmasin. Sementata untuk Samarinda bukan punya kami, jadi tidak terlalu signifikan," kata Faik.[]
