Tarutung - Kabut asap kiriman mulai memasuki wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, Kamis 19 September 2019 pagi.
Terpantau kabut asap menyelimuti hampir setiap sudut di empat arah mata angin. Akibatnya, jarak pandang menjadi pendek. Matahari pagi di ufuk timur terlihat kesulitan menembus tebalnya gulungan kabut asap.
Ini diduga kiriman dari Provinsi Riau dan daerah lain luar Kabupaten Tapanuli Utara.
Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Utara, Bonggas Pasaribu menginformasikan sebelumnya, bahwa pihaknya memperoleh informasi cuaca dari BMKG, Kabupaten Tapanuli Utara berpotensi hujan.
"Masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada pukul 13.20 WIB di wilayah Langkat, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Tobasa, Simalungun, Samosir, Deli Serdang, Sergai, Batubara, Asahan, Taput, Humbahas," terang Bonggas.
Dia memastikan ada kemungkinan kabut di wilayahnya sebagian kiriman dari Provinsi Riau.
"Informasi yang kita terima dari BMKG adalah arah angin berasal dari tenggara yang menyebabkan asap dari Riau sampai ke wilayah Danau Toba dan sekitarnya termasuk wilayah Kabupaten Tapanuli Utara," jelas Bonggas.
Informasi Indeks Standar Polusi Udara (ISPU) dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tapanuli Utara akibat kabut asap kiriman itu belum terdata secara terukur.
Sebenarnya kami butuh penanganan untuk menangkal dampak kabut asap ini
"Peralatan pendeteksi indikator ISPU tidak ada kita miliki. Dan anggaran tahun ini untuk itu tidak tertampung. Informasi kadar polutan masih berdasarkan data Provinsi Sumatera Utara," kata Benhur tanpa merinci kadar polutan kabut asap dimaksud.
Sementara dampak kabut asap yang diduga datang dari luar Tapanuli Utara menurut keterangan Dinas Perhubungan Tapanuli Utara tidak berpengaruh terhadap arus penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Sisingamangaraja XII Silangit.
"Hingga kemarin dampak asap tidak ada berpengaruh terhadap penerbangan di Silangit," kata Erikson Siagian.
Berdampak Terhadap Tanaman
Sesuai penuturan petani cabai di wilayah itu, mengatakan, sesuai pengalaman beberapa tahun silam dampak kabut asap bisa merusak tanaman.
"Ciri khasnya menguning, keriting daun dan bakal buah. Jelas akibat minimnya proses asimilasi bantuan sinar matahari," kata Halomoan Simanjuntak, 43 tahun, petani cabai di Sipoholon.
Fakta kerusakan tanaman itu dibenarkan Mangasi Simanungkalit, 51 tahun, petani lain dari daerah itu.
"Kami mengalami dampak kerugian akibat kerusakan oleh kabut asap. Apalagi setelah turun hujan, akan disiram dengan hujan asam akibat kabut asap itu," kata Mangasi.
Petani meminta pemerintah agar menurunkan tim pemberi solusi dampak asap kepada petani seperti di Sipoholon.
"Sebenarnya kami butuh penanganan untuk menangkal dampak kabut asap ini," kata mereka yang sudah melihat dampak asap mengerumuni pertanian mereka. []