Jutaan Babi Mati di China, Amerika Ketar-ketir

Battie, seekor anjing ras beagle di Bandara Chicago mengendus aroma babi pada seorang wanita yang baru mendarat dari China.
Ilustrasi peternakan babi. Jutaan babi di China mati terserang virus flu babi Afrika. (Foto: fwi.co.uk).

Chicago - Bettie, seekor anjing ras beagle dari kesatuan pengawas Badan Perlindungan Bea Cukai dan Perbatasan Amerika Serikat (AS) mengendus aroma babi pada seorang wanita yang baru saja mendarat dari China di Bandara Internasinal O'Hara Chicago. Petugas bergerak cepat dan menemukan sandwich berisi daging babi (ham) di tas wanita itu yang terbang dengan maskapai China Eastern Airlines dari Shanghai. Setelah menyita tas, wanita itu digelandang ke ruang pemeriksaan pabean bandara.

Apakah sandwich yang dibawa wanita asal China itu berbahaya? Mungkin saja makanan itu sudah terkontaminasi virus flu babi dan bisa menyebarkan penyakit ke Amerika. Seperti diberitakan dari Reuters, Kamis, 16 Januari 2020 waktu setempat, jutaan babi di China mati terkena wabah virus flu babi Afrika.

Sangat mungkin wabah  flu babi Afrika masuk Amerika 

Wabah flu babi ini menyebabkan terjadinya kelangkaan hewan ini sehingga harga terdongkrak naik mencapai ke rekor tertinggi. Hal ini membuat impor babi menjadi mahal dan mengguncang pasar dagang global. "Sangat mungkin wabah itu masuk ke Amerika jika kita tidak waspada," kata Jessica Anderson, seorang pelatih anjing pada Badan Perlindungan Bea Cukai dan Perbatasan AS.

Bettie, merupakan salah satu dari satuan anjing pelacak ras beagles di bandara AS. Pemerintah AS tengah berupaya untuk melindungi industri babi dari ancaman wabah flu babi Afrika yang telah menghancurkan peternakan babi di China yang merupakan terbesar di dunia. Industri peternakan babi di AS menyumbang pendapatan sekitar 23 miliar dolar AS.

BabiBabi ternak. (Foto: Pixabay)

Negara-negara produsen daging babi akan kehilangan miliaran dolar AS karena terganggunya sektor peternakan dan pasar ekspor. Flu babi tidak menular ke manusia. Sejauh ini tidak ada vaksin atau obat untuk babi yang terinfeksi.

Wabah flu babi bisa menghancurkan industri peternakan Amerika

Amerika merupakan salah satu pengekspor daging babi terbesar di dunia sebanyak 77,3 juta ekor. Dave Pyburn, Wakil Presiden Senior Sains dan Teknologi Dewan Daging Babi Nasional AS mengatakan pemerintah AS akan berjuang untuk melindungi industri daging babi. "Bila wabah flu babi masuk ke AS maka bisa menghancurkan industri kita," katanya kepada Reuters.

Departemen Pertanian AS (USADA) mensimulasi wabah flu babi di Mississippi, salah satu negara bagian penghasil babi terbesar di AS, disamping Carolina Utara, Iowa dan Minnesota. Dokter hewan, petani, dan pejabat pemerintah berkumpul di pusat-pusat komando tempat mereka menguji kemampuan dalam mendeteksi secara cepat, pengendalian dan pembersihan wabah.

"Pengalaman menunjukkan bahwa AS perlu meningkatkan kapasitasnya untuk melakukan pengujian secara cepat babi yang terinfeksi virus dan membuangnya agar tak terjadi penyebaran," ucap Pyburn.

Sementara itu di China yang merupakan konsumen daging babi terbesar di dunia telah menghancurkan industri peternakan. Jumlah angka pasti kematian tidak diketahui. Namun Rabobank, bank asal Belanda memperkirakan, negara itu kehilangan 55 persen peternakan babi tahun lalu. Pemerintah China melaporkan mengalami kerugian hingga 1 triliun dolar AS sejak kasus ini pertama kali merebak pada Agustus 2018.

Sejumlah negara melakukan pemusnahan babi

Sejumlah negara telah melakukan pemusnahan babi yang diduga terserang virus flu babi Afrika. Prancis dan Jerman memusnahkan ratusan babi hutan yang diperkirakan membawa penyakit itu. Prancis mendirikan pagar sepanjang 132 kilometer untuk mencegah babi hutan dan akan mengeluarkan aturan sanitasi yang lebih ketat untuk peternakan babi, termasuk persyaratan untuk mendisinfeksi truk yang mengangkut babi.

Thailand juga memusnahkan babi di provinsi yang dekat dengan Myanmar, tempat penyakit flu babi Afrike ditemukan. Sementara Korea Selatan memerintahkan tentara di perbatasan denganK Korea Utara untuk menangkap babi hutan. Sedangkan Vietnam menggunakan pasukan untuk memastikan babi yang terinfeksi dimusnahkan.

Australia mengusir wisatawan dari Vietnam karena menyelundupkan daging babi dan melarang impor produk daging babi. Australia juga mengirimkan penasihat ke pulau-pulau Pasifik dalam upaya melindungi tetangga terdekatnya dari demam babi Afrika. Jika upaya semacam itu gagal, negara tersebut dapat menghabiskan lebih dari 2 miliar dolar Australia ( 1,4 miliar dolar AS) selama lima tahun, menurut Australian Pork Limited, sebuah kelompok industri.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Ketakutan Pemerintah Jokowi Soal Virus Flu Babi
PDHI menilai muncul ketakutan dari pemerintah Jokowi sehingga belum mendeklarasikan wabah flu babi Afrika.
Puluhan Ribu Ternak Babi Mati di Sumatera Utara
Virus Hog Cholera membuat puluhan ribu hewan ternak babi mengalami kematian di Sumatera Utara.
Puluhan Ternak Babi Mati Dibakar di Pematangsiantar
Puluhan babi mati ditemukan dan dibakar di Pematangsiantar, Sumatera Utara.