Jusuf Kalla Tak Ingin Pemahaman Islam Sangat Kanan

Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak ingin pemahaman Islam sangat kanan atau radikal. Menurutnya ini menjadi peran ustaz dan penceramah di Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan pernyataan pers di Kantor Wapres Jakarta, Senin (13/4/2019). (Foto: Antara/Fransiska Ninditya)

Jakarta - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menginginkan agar penceramah menyebarkan ajaran agama Islam di jalan tengahnya, ia tidak ingin ustaz memberikan pemahaman yang sangat kanan atau radikal. Menurut dia, hal ini dibutuhkan untuk menangkal radikalisme dan perpecahan di kalangan masyarakat.

"Semua itu dibutuhkan pemahaman keagamaan Islam menengah, jalan tengah. Tidak ke kiri, tidak ke kanan, apalagi sangat kiri atau sangat kanan atau radikal," kata Jusuf Kalla di Pesantren Modern Terpadu (PMT) Prof Dr Hamka II di Padang, Sumatera Barat, Selasa, 3 September 2019.

Dia mengingatkan kepada seluruh tenaga pengajar di sekolah pesantren, sebaiknya mengajarkan agama Islam wasathiyah atau Islam jalan tengah yang sesuai dengan perkembangan zaman.

"Tugas utama para ustaz dan ustazah ini adalah bagaimana mendidik pengetahuan agama yang sesuai zamannya, karena zaman juga pengetahuan politik mengubah sifat-sifat pengertian keagamaan," ujar Jusuf Kalla dilansir Antara.

Menurut pria berusia 77 tahun ini, dengan penafsiran ajaran agama Islam yang sesuai dengan kebutuhan zaman, maka semangat keagamaan dan toleransi di Indonesia dapat menjadi kebanggaan.

"Ilmu itu universal, agama kita itu modern jika ditafsirkan sesuai zamannya. Kita bersyukur ada semangat keagamaan Islam di Indonesia yang luar biasa, peningkatan semangat keagamaan di Indonesia luar biasa," tutur Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Semua itu dibutuhkan pemahaman keagamaan Islam menengah, jalan tengah. Tidak ke kiri, tidak ke kanan, apalagi sangat kiri atau sangat kanan atau radikal.

Pria yang berasal dari Sulawesi Selatan ini mengatakan perkembangan penerapan ajaran agama Islam di Indonesia saat ini semakin tersebar. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya sekolah pesantren, masjid, dan gaya hidup hijrah di kalangan muslim dan muslimah.

Pada kesempatan yang sama, pendiri sekaligus pengasuh PMT Prof Dr Hamka II Syafii Maarif mengatakan, pesantren tersebut memberikan pendidikan agama yang mencerahkan dan menunjukkan rahmah.

"Jadi pesantren SMP, SMA ini memberi pengajaran agama Islam yang memunculkan wajah ramah, bukan wajah sangar yang ingin menerkam orang lain tapi menyebarkan rahmat di muka bumi, makanya namanya Pesantren Terpadu Hamka," ujar Syafii Maarif.

Dalam acara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga meresmikan fasilitas akademis berupa gedung asrama putri dan ruang kelas baru di Pondok Modern Terpadu Prof Dr Hamka II, sekaligus menandatangani prasasti peresmian Rusunawa Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. []

Baca juga: Jusuf Kalla Soroti Kata Syariah versi Ijtima Ulama

Berita terkait
Jusuf Kalla Resmikan Tiga Fakultas yang Didanai Saudi
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meresmikan tiga fakultas 7 in 1 yang didanai Saudi Fund Development di Universitas Syiah Kuala di Provinsi Aceh.
Jusuf Kalla Kunjungi Buya Syafii Maarif
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengunjungi Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Syafii Maarif di Yogyakarta.
Jusuf Kalla Tinjau Pembangunan UIII di Depok
Wakil Presiden Jusuf Kalla meninjau tiga paket proyek pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.