Meksiko - Seorang jurnalis televisi Meksiko, Arturo Alba Medina pria berusia 49 tahun, ditembak mati oleh orang tak kenal (OTK) di sebuah jalan di kota perbatasan Ciudad Juarez, seberang El Paso, Texas, pada Jumat, 30 Oktober 2020.
Arturo Alba Medina adalah jurnalis keenam yang dibunuh tahun ini di Meksiko, salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi wartawan.
Menurut jaksa penuntut di negara bagian mengatakan setidaknya dua pelaku terlibat dalam serangan itu. Pihaknya berjanji untuk menangkap dan membawa para pelaku pembunuhan sadis itu ke pengadilan.
“Komitmen pemerintah negara bagian dan perintah dari gubernur adalah untuk menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk mengatasi situasi ini,” kata Cesar Peniche Espejel, Jaksa Agung negara bagian seperti dikutip Tagar dari AP, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Sementara surat kabar La Verdad de Juarez melaporkan bahwa selama 20 tahun terakhir, enam jurnalis telah terbunuh di Ciudad Juarez dan total 23 jurnalis di seluruh negara bagian selama periode itu.
Alba Medina bekerja sebagai pembawa acara TV dan menjadi juru bicara perguruan tinggi Instituto Tecnologico dari Ciudad Juarez. Media lokal mengatakan Alba Medina merupakan pembawa acara berita kejahatan dan kekerasan, Telediario di Multimedios Television.
Komite Perlindungan Jurnalis atau CPJ mengutuk pembunuhan brutal dan meminta pihak berwenang untuk segera melakukan penyelidikan secara transparan kasus pembunuhan ini.
Setidaknya tujuh jurnalis telah terbunuh di Meksiko sepanjang tahun ini. CPJ mengatakan bahwa empat bahkan mungkin lima, dibunuh karena pekerjaan mereka.
Baca juga : Keluarga Kurang Yakin Motif Pembunuhan Wartawan Sulbar
Sementara surat kabar La Verdad de Juarez melaporkan bahwa selama 20 tahun terakhir, enam jurnalis telah terbunuh di Ciudad Juarez dan total 23 jurnalis di seluruh negara bagian selama periode itu.
Namun, sedikit dari pelaku kejahatan tersebut yang telah dihukum. Mereka yang dihukum sebagian besar adalah pemicu daripada dalang pembunuhan.
Baca juga : Wanita, Tersangka Baru Pembunuhan Wartawan Demas Laira
Dalam sebuah laporan minggu ini, CPJ menulis bahwa beberapa hukuman baru-baru ini dalam kasus jurnalis yang dibunuh di Meksiko dapat memberi kesan bahwa negara membuat kemajuan yang signifikan dalam perang melawan impunitas.
Sementara CPJ menyambut hukuman tersebut sebagai langkah penting, prospek untuk memutus siklus impunitas dan kekerasan di Meksiko yang tumbuh di bawah kepemimpinan Presiden Andrés Manuel López Obrador.
Dikatakan bahwa kantor kejaksaan federal yang dibentuk satu dekade lalu untuk menyelidiki kejahatan terhadap jurnalis belum pernah memproses satu kasus pun tentang jurnalis yang terbunuh sejak Lopez Obrador memimpin negara itu sejak Desember 2018 lalu. []