Oleh: Syaiful W. Harahap*
Sesumbar Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, yang mengatakan efek infeksi virus corona (Covid-19) tidak lebih buruk daripada infeksi virus flu jadi bumerang yang menampar negaranya sendiri dengan jumlah kasus tembus 11 juta yaitu 11.019.344 dan kematian mencapai 265.500 seperti dilaporkan situs independen, worldometer, tanggal 8 Maret 2021.
Kasus harian mulai banyak dilaporkan sejak awal Mei 2020 dengan puncak pandemi Juni – September 2020. Jumlah kasus harian terbanyak dilaporkan tanggal 29 Juli 2020 yaitu sebanyak 70.869 dan tanggal 7 Januari 2021 sebanyak 87.134.
Jumlah kumulatif 1 juta virus corona terjadi pada tanggal 19 Juni 2020 yaitu sebanyak 1.038.568, jumlah kasus 5 juta virus corona terjadi pada tanggal 7 Oktober 2020 yaitu sebanyak 5.002.357. Selanjutnya jumlah kasus 10 juta pada tanggal 18 Februari 2021 yaitu 10.030.626, sedangkan jumlah kasus 11 juta pada tanggal 8 Maret 2021 sebanyak 11.019.344.
Brasil sendiri jadi episentrum pandemi virus corona kedua di Benua Amerika setelah Amerika Serikat. Sedangkan episentrum pandemi virus corona pertama terjadi di Italia, selanjutnya di Spanyol, Amerika Serikat, India, dan Afrika Selatan.
Berdasarkan jumlah kasus virus corona sebanyak 11.019.344 menempatkan Brasil di peringkat ke-3 dunia setelah India (11.229.271) dan Amerika Serikat (29.693.869).
Sedangkan berdasarkan jumlah kematian Brasil (265.500) ada di posisi ke-2 dunia setelah Amerika Serikat (537.826).
Presiden Bolsonaro jadi sasaran kritik dan protes warga terkait dengan penanganan pandemi virus corona di Negeri Samba itu. Belakangan Presiden Bolsonaro justru meminta rakyat untuk “berhenti merengek” soal pandemi (voaindonesia.com, 5 Maret 2021).
Lebih lanjut Bolsonaro sebagai pemimpin yang skeptis terhadap Covid-19 mengecam langkah-langkah lockdown yang dijalankan di beberapa provinsi dengan mengatakan: kematian patut disesalkan, tetapi mempertanyakan berapa lama orang-orang akan “tinggal di rumah dan menutup semuanya,” seraya mengatakan tak seorang pun yang tahan lagi mengenai itu.
Brasil dan berapa negara di dunia sudah mulai menjalankan vaksinasi virus corona, tapi Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mengingatkan bahwa vaksinasi tidak semerta menghentikan pandemi, apalagi belakangan muncul varian baru virus corona, termasuk di Brasil. []
* Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id