Jumlah Kasus Covid-19 Dunia Tembus Angka 10 Juta

Hanya dalam hitungan 181 hari sejak kasus pertama dilaporkan ke WHO, jumlah kasus Covid-19 dunia sudah tembus angka 10.000.000 yaitu 10.000.051
Seorang petugas kesehatan di fasilitas pengujian mengumpulkan sampel untuk pengujian virus corona di Rumah Sakit Negeri Mimar Sinan, distrik Buyukcekmece di Istanbul, Turki. (Foto: news.un.org/© UNDP Turkey/Levent Kulu).

Jakarta – Pandemi atau wabah virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) catat sejarah baru. Hanya dalam hitungan 181 hari sejak otoritas China melaporkan virus corona ke Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) tanggal 31 Desember 2019 kasus positif Covid-19 secara global sudah tembus angka 10.000.000 yaitu 10.000.051 dengan 498.952 kematian. Jumlah ini dilaporkan situs independen, worldometer, pada tanggal 28 Juni 2020 pukul 01.11 WIB

Prediksi Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, jumlah kasus positif Covid-19 global akan capai angka 10.000.000 minggu depan atau awal Juli 2020. Tapi, prediksi meleset karena angka 10.000.051 sudah muncul tanggal 28 Juni 2020. Ketika obat dan vaksin belum ada, Tedros mengingkatkan bahwa upaya terbaik yang diperlukan sekarang untuk menekan transmisi (penularan) dan menyelamatkan nyawa.

ilus2 covid 10 jutaNegara-negara dengan jumlah kasus Covid-19 lebih dari 100.000 dengan perbandingan China, Indonesia dan Korea Selatan. (Tagar/Syaiful W. Harahap).

Celakanya, upaya menekan penularan diabaikan banyak negara. Di awal pandemi banyak yang memperkirakan China akan jadi ‘neraka’ sebagai episentrum virus corona, selanjutnya virus corona akan berkecamuk di Korea Selatan (Korsel).

Fakta menunjukkan hal yang sebaliknya. China dan Korsel tidak pernah jadi episentrum Covid-19 karena pandemi virus corona justru ‘terbang’ ke Benua Eropa. Pandemi Covid-19 berkecamuk di Italia yang membuat negara itu jadi episentrum pertama Covid-19 dunia. Selanjutnya episentrum bergeser ke negara tetangganya yaitu Spanyol.

1. Episentrum Covid-19 Terbang ke Luar China

Ketika episentrum Covid-19 terjadi di Negeri Matador, virus corona mengarungi Samudra Atlantik dan masuk ke Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam itu pun jadi episentrum baru di Amerika Utara dengan jumlah kasus 2.577.526 dan 127.952 kematian. Padahal, Presiden AS, Donald Trump, sesumbar virus corona tidak punya kesempatan menginfeksi warga AS.

Di Asia sebaran Covid-19 menyebar ke Iran, tapi belakangan justru India yang jadi episentrum Covid-19 di Asia dengan jumlah kasus 529.331, jumlah ini menempatkan India di peringkat ke-4 dunia.

Selanjutnya pandemi Covid-19 menginfeksi warga Brasil. Semula Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, juga sesumbar bahwa infeksi virus coronan tidak lebih parah dari virus flu karena infeksi virus corona hanya ‘flu ringan’. Presiden Jair pun membuka lockdown yang diterapkan di beberapa provinsi atas desakan pendukungnya di partai ekstrim kanan. Menteri kesehatan dia pecat.

Rupanya Jair ingin ikut pemilu presiden berikut sehingga dia tidak mau masalah ekonomi karena lockdown jadi isu negatif bagi dia. Tapi, dengan jumlah kasus 1.284.214 apakah tidak jadi masalah bagi Jair ketika kelak ikut pemilihan presiden. Soalnya, Brasil jadi episentrum Covid-19 di Amerika Selatan dan peringkat ke-2 di dunia dan juga jumlah kematian terbanyak kedua di dunia dengan jumlah kematian 56.197.

Kasus-kasus baru terus terdeteksi di Eropa. Setelah Italia dan Spanyol giliran Rusia yang jadi episentrum Covid-19 di Eropa. Presiden Vladimir Putin juga pernah sesumbar bahwa negaranya bisa menghadang penyebaran virus corona. Tapi, fakta menunjukkan lain karena jumlah kasus Covid-19 di Negeri Beruang Merah itu meroket, 627.646, sehingga membawa Rusia ke peringkat ke-3 dunia.

Sedangkan di Benua Afrika sampai awal Juni 2020 kasus baru Covid-19 yang dilaporkan sedikit, tapi sejak pertengahan Juni 2020 beberapa negara sudah melaporkan jumlah kasus di atas 10.000-an. Terakhir Afrika Selatan jadi episentrum Covid-19 di Benua Afrika.

2. Negara yang Berhasil Tangani Pandemi Covid-19

Jika melihat penyebaran Covid-19 yang ‘keluar’ dari China persoalan bukan pada China atau virus corona, tapi ketidaksiapan banyak negara dan banyak pula petinggi dunia yang anggap remeh virus corona.

China sendiri bisa mengendalikan penyebaran Covid-19 karena dengan cekatan melakukan lockdown di beberapa kota, menghentikan penerbangan domestik dan internasional, serta menjalankan tes masif yang fantastis. China dilaporkan sudah melakukan tes Covid-19 terhadap 90.410.000 warga dengan proporsi tes per 1 juta populasi sebesar 62.814.

Di luar China, Vietnam ternyata berhasil ‘menghalau’ Covid-19 dengan langkah-langkah yang realistis. Langkah utama dan pertama adalah menetapkan perang lawan virus corona daripada membenahi perekonomian, sebaliknya banyak negara yang justru mementingkan ekonomi dengan mengabaikan penanggulangan pandemi secara konkret.

Selanjutnya Vietnam menutup perbatasan dengan China dan negara lain serta negara pertama di dunia yang menghentikan penerbangan dari dan ke China serta penerbangan internasional lain. Orang-orang yang masuk ke Vietnam diperiksa suhu tubuh dan gejala Covid-19. Disiapkan isolasi gratis bagi pendatang dan warga setempat yang terdeteksi dengan gejala Covid-19.

Tracing dilakukan secara masif terhadap warga yang melakukan kontak dengan pendatang serta yang kontak dengan orang yang positif Covid-19 sampai buntu. Kasus Covid-19 di Vietnam dilaporkan 355 dengan 0 kematian. Vietnam ada di peringkat ke-156 dunia.

Sedangkan Thailand langsung menutup penerbangan internasional ketika seorag perempuan berumur 61 tahun pelancong dari Wuhan, kasus pertama corona terdeteksi, mengeluh dengan simptom corona yaitu sakit, demam dan tenggorokan sakit. Ini kasus corona pertama di luar China. PM Thailand, Jenderal Prayuth Chan-ocha, mengumumkan situasi lockdown dan meminta rakyat mau berkorban untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Langkah ini berhasil karena semua tempat wisata ditutup, kegiatan hiburan yang jadi icon Bangkok, Pattaya, dan daerah tujuan wisata lain juga dihentikan. Kasus Covid-19 di Thailand dilaporkan 3.162 dengan 58 kematian. Thailand ada di peringkat ke-95 dunia.

Sementara Korsel yang diperkirakan jadi ‘neraka’ karena virus corona justru sebaliknya. Negeri Ginseng itu berhasil mengatasi serangan virus corona dengan menjanlankan tes swab massal melalui 633 outlet sejak tanggal 2 Januari 2020 atau tiga hari setelah otoritas China melaporkan kasus corona pertama ke WHO. Kasus pertama di Korsel terdeteksi tanggal 20 Januari 2020 pada seorang anggota jemaat salah satu rumah ibadat. Belakangan tes Covid-19 mendeteksi 200 anggota jemaat rumah ibadat itu positif Covid-19.

Padahal, awal Januari 2020 puluhan ribu pelancong Wuhan, kalangan ahli memperkirakan sebagian besar dari pelacong itu tertular virus corona tapi tanpa gejala, merayakan tahun baru di Korsel. Tapi, warga Korsel sudah menerapkan protokol kesehatan sehingga yang kontak langsung dengan pelancong itu hanya orang-orang yang terkait, seperti karyawan hotel dan transportasi, rumah makan dan lain-lain. Warga yang tidak berkepentingan memilih tetap ‘di rumah saja’. Kasus Covid-19 di Korsel dilaporkan 12.653 dengan 282 kematian. Korsel ada di peringkat ke-62 dunia.

Pandemi Covid-19 bisa dikendalikan, tapi banyak negara yang anggap remeh. Bahkan pemimpin tertingg negara-negara itu sesumbar dengan pernyataan yang anggap remeh pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 jadi fenomena dunia karena hanya dalam waktu 181 hari sudah menginfeksi 10.000.051 warga dunia dan menyebabkan 498.952 kematian secara global. []

Berita terkait
Kasus Covid-19 Secara Global Tembus Angka 9,5 Juta
Pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan melemah karena jumlah kasus sekarang, 25 Juni 2020, sudah tembus 9,5 juta yaitu 9.501.139
Kasus Covid-19 di Amerika Serikat Tembus 2,5 Juta
Sesumbar Presiden Trump tentang corona jadi bumerang yang berakibat jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat tembus 2,5 juta yaitu 2.504.588
Covid-19 Amerika Serikat Kematian Tembus 100.000
Amerika Serikat catat rekor kematian terkait pandemi Covid-19 tembus angka 100.000, sedangkan dari jumlah kasus AS tetap di puncak pandemi dunia
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.