Jokowi-Ma'ruf Menang Real Count KPU, Ini Kata BPN

Capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf menang berdasar hitungan riil atau real count KPU, ini kata BPN Prabowo-Sandi.
Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kanan) didampingi sejumlah pimpinan Parpol pendukung melambaikan tangan usai memberikan keterangan terkait Pilpres 2019 di Jakarta, Rabu (17/4/2019). Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin menyatakan akan menunggu hasil resmi dari KPU meskipun sejumlah lembaga survei memenangkan mereka dalam hitung cepat. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) merilis hasil real count pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019. Dari data itu terlihat, paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin mengungguli pasangan Prabowo-Sandiaga Uno, Kamis, 2 Mei 2019.

Data yang masuk dalam situs pemilu2019.kpu.go.id, sudah mencapai 61,22 persen, akan terus bertambah hingga akhirnya KPU mengumumkan rekapitulasi suara.

Melalui Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU, diperoleh hasil suara pasangan calon Jokowi-Ma'ruf Amin sebanyak 52.535.803 suara atau 56,08 persen. 

Sedangkan Pasangan Calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh sebanyak 41.140.528 suara atau 43,92 persen.

Data yang dihimpun dari 497.954 TPS (61,22260 persen), dengan total TPS sejumlah 813.350.

Tentu saja hal ini menjadi perhatian serius dari tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno.

Kalau lembaga survei yang berafiliasi dengan TKN, ya tentu saja akan memenangkan mereka. Kalau lembaga internal kami dan lembaga survei independen, maka hasilnya adalah Prabowo Sandi yang menang.

"KPU memperlihatkan kekalahan 02, dan inilah yang sedang kami gugat, karena memang kecurangan yang dilakukan oleh KPU sebagai penyelenggara pemilu sangat masif, terstruktur dan sistematis," ujar Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga Uno, Agnes Marcellina, Kamis 2 Mei 2019.

Melihat perolehan suara pasangan urut 02 dari berbagai hasil lembaga survei quick count hingga real count KPU menyiratkan kekalahan paslon Prabowo-Sandiaga, Agnes hanya menanggapi santai mengenai hal tersebut.

"Lembaga survei tidak bisa dijadikan patokan lagi karena banyak lembaga survei yang hasilnya bukan murni survei, tetapi hasilnya adalah pesanan dari yang memesan,'' tandas Agnes.

"Kalau lembaga survei yang berafiliasi dengan TKN, ya tentu saja akan memenangkan mereka. Kalau lembaga internal kami dan lembaga survei independen, maka hasilnya adalah Prabowo Sandi yang menang," ujarnya.

Agnes menuturkan, kini yang menjadi fokus BPN Prabowo-Sandiaga, akan memusatkan perhatiannya kepada kesalahan entry data Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU. Agnes menyebutk ada seribuan kesalahan pada entry data Situng  KPU tersebut.

"Kesalahan entry data pada Situng KPU beberapa hari yang lalu terkonfirmasi sampai dengan 12.000 kasus. Kalau sudah begini artinya memang ada kesengajaan kesalahan entry data, dan bukan human error lagi,'' ungkapnya.

"Langkah yang akan kami ambil tentu melaporkan temuan-temuan kekacauan dalam penyelenggaraan pemilu ini mulai dari sebelum, saat pencoblosan, dan sesudah pencoblosan. Ini tanggung jawab penyelenggara dan kami pertanyakan hal itu,'' tuturnya.

Apabila mengacu pada kesalahan data pada Situng KPU, Agnes mempertanyakan hasil real count KPU tersebut. Sehingga hasilnya pun bisa terlihat tidak akurat.

"Mana yang dianggap real count oleh KPU kalau informasi kepada publik lewat Situng saja kesalahannya hingga seribuan," ujarnya.

Dia berharap KPU bisa menegakkan demokrasi yang jujur, adil, dan transparan supaya segala kecurangan-kecurangan pemilu tidak terjadi.

"Jika KPU tidak mengoreksi hasil (Pilpres 2019) sesuai dengan formulir C1, dan C1 yang dipalsukan, maka rakyat tidak akan menerima hasil pemilu. Rakyat akan mengawal hasil pemilu ini untuk mencari pemimpin yang jujur, bukan pemimpin bohong yang membenarkan kecurangan-kecurangan yang terjadi," pungkas Agnes. []

Baca juga: 

Berita terkait